Part-23
Jam dinding berwarna biru navi sudah menunjukkan pukul delapan tiga puluh menit dan jadwal kuliahnya masih sangat lama yakni pukul setengah sebelas.
Jihyo's Pov.
Aku masih memikirkan adegan itu. Dimana Taehyung mencium dan ciuman itu seperti pelampiasan.
"Ughh!"
Aku meraih ponsel ku yang berada dinakas. Membuka dan membaca isi pesan grup chatku. Aku sedikit bersyukur sebab Pesan yang entah siapa itu, tak mengirimiku pesan lagi. Walaupun jujur! Aku sedikit penasaran tentang siapa yang mengirim pesan itu.
TWICE FOREVER
Nayeon : Guys! Kita Reuni yukkk
Jeongyeon : boleh tuh. Yang lain kemana nih?
Sana : bolehlah
Mina : 2^
Me : 3^
Chaeyoung : 4^
Dubu : 5^
Momo : kapan dan dimana?
Chaeyoung : Dekat kampus aku saja! Mapel udah mau kelar nih.
Dubu : 2^
Me : aku juga mau ada kelas, kalau jam setengah sebelas! Persiapan ujian.
Jeongyeon : kalau aku terserah saja! Yang penting kita kumpul
Nayeon : kalau begitu kita kumpul dicafe itu ajah deh. Catat! Sekarang!!!
Momo : Heh! Ada jokbalnya nggak?
Mina : ada kok! Tenang saja
Momo : oke, Otw.
Sana : giliran Jokbal ajah gercap. Btw, maknae kok nggak nongol yah?
Nayeon : iya
Tzuyu : sorry, ponsel tadi aku matiin. Ada apa yah?
Jeongyeon : scroll Juwi! Nggak ada siaran ulang.
Tzuyu : oke, tapi aku bakalan telat sedikit yah! Sebab aku mau ke tempat pemotretan dulu
Nayeon : hmm...iya...
Aku membaca isi pesan yang tertera di layar ponselku. Setelah itu, aku mematikannya dan menuju kamar mandi. Badanku sangatlah pegal akibat penerbangan itu tapi lupakan sajalah.
Beberapa menit setelahnya, aku pun keluar dengan mengunakan pakaian casual.
Aku menuruni satu per satu anak tangga. Rumah yang besar ini terlihat sangat sepi dan sunyi. Hanya pelayan saja yang berlalu lalang disini.
Aku mencari keberadaan sang supir namun aku tak menemukan batang hidungnya. Dan salah seorang pelayan mendekatiku dan menepuk bahuku.
Aku berbalik. "Ya, ada apa?" Tanyaku.
Ia membungkukkan tubuhnya. "Tuan Muda Kim Taehyung menunggu Nyonya dimobil" Ujarnya.
"Jangan memanggilku Nyonya! Panggil aku Jihyo" ucapku yang memang tak suka dipanggil dengan embel-embel Nyonya.
"Tapi---?" Ujarnya.
"Ini perintah!" ucapku dan dia mengangguk. "Baik, saya permisi dulu Ny--Jihyo" ia pun pergi kembali melanjutkan aktivitasnya.
"Apa yang akan kau lakukan lagi, Taehyung?" Akupun berjalan keluar dan mataku seketika melihat seserang yang berbalut kaos putih yang dipadukan dengan celana jeans warna hitam dan tak lupa, kaos itu ditutupi oleh Jas berwarna senada dengan Celananya.
Aku dengan malas langsung mendekat kearahnya. Ia yang tadinya sibuk, kini berfokus memandangiku.
"Ada apa? Kenapa kau menyuruhku menemuimu?" Tanyaku langsung tanpa basa basi ataupun sejenisnya.
"Aku akan mengantarmu, kuliah"
Aku menggeleng cepat. "Tidak. Aku akan bersama supir saja. Terima kasih." tolak secara halus.
Ia terlihat menundukkan kepalanya. "Maafkan aku dengan kejadian tadi. Itu Reflesk begitu saja. Aku merindukanmu" kali ini matanya menatapku penuh harap.
Aku berpaling dan menatap halaman rumah yang disuguhi dengan kolam dan air mancur. "Oh, jadi jika kau menciumku setiap harinya, kau akan menjawabnya dengan refleks saja. Benar-benar menyebalkan! Simpan saja kata-katamu itu--"
Jihyo's Pov End.
"Seberapa menyebalnya jika ada orang yang memutuskanmu karena ia ingin menikahi adik kekasihnya sendiri? Mm...ia berbohong banyak hal! Yah, banyak hal. Kau tahu, seberapa sakitku saat kau menikah dan berciuman dengan adikku sendiri. Kau ditutupi dengan egomu itu! Kau mengorbankan segalanya demi keluargamu yang belum tentu mau mengorbankan dirinya untukmu. Kau menganggapku Egois? Egois seperti apa yang ada dipikiranmu?! Kau pintar Jihyo, pintar membedakan yang mana terbaik untukmu dan yang mana buruk untuk kehidupanmu sendiri." ucap Taehyung yang menatap dalam mata Jihyo.
Jihyo yang tadinya menatap halaman rumah kini menatap balik bola mata Taehyung. Matanya berkaca-kaca dan mulut yang bergetar.
"Aku memang egois! Begitu pendapatmukan? Tapi ini bukanlah urusanmu. Kau tidak memiliki hak untuk mengurusi urusan keluargaku apalagi urusan pribadiku. Kau tak perlu peduli terhadapku sebab aku tak bisa membalas kepedulianmu itu. Terima kasih untuk tiga tahun ini, selalu bersamaku dan melindungiku. Aku bukan terbaik untukmu sehingga Tuhan memisahkan kita berdua," jedanya.
"Tuhan salah! Kenapa dia harus memisahkan kita berdua? Kita saling mencintai, Jihyo." Taehyung memegang kedua tangan Jihyo.
Jihyo melepas genggaman tangan darinya. "Tuhan sudah membuat jalan takdir masing-masing umatnya. Seperti denganku yang menikah dengan Jungkook dan menjadi istrinya. Begitupun kita yang harus berpisah. Kau lupakan aku saja" Jihyo pergi meninggalkan Taehyung yang mematung.
Taehyung masuk kedalam mobil sportnya yang berwarna merah dan melajukannya dengan kecepatan sedang menuju tempatnya bekerja.
●○●
Jihyo sebenarnya ingin menaiki taxi namun saat ia menunggu taxi, sebuah mobil berwarna silver tiba-tiba saja berhenti dan itu membuat Jihyo terheran-heran.
Kaca depan mobil itu terbuka dan menampakkan wajah seorang wanita bergigi kelinci.
"Hyo. Apakah kau butuh tumpangan?" ujar Nayeon.
"Aku akan menunggu Taxi," tolak Jihyo walaupun sebenarnya ia ingin menerimanya.
Nayeon tertawa yang menampakkan giginya yang rapi dan tak lupa gigi kelincinya itu. "Jangan menolak, Jihyo. Masuklah! Lagipula Jinyoung tidak akan marah. Benarkan, sayang?" Tanya Nayeon pada suaminya.
Jinyoung tersenyum dan mengangguk. "Naik saja! Tujuanmu dan Istriku sama," jawab Jinyoung.
Dengan menghilangkan rasa kegugupan, ia pun membuka pintu mobil dibagian belakang dan masuk.
Dan mobil itupun melaju dengan kecepatan rata-rata.
🎶Got7-Miracle
Jinyoung menyetel lagu kesukaannya. Dan ia pun menyetir dengan tenang.
"Jihyo, kenapa kau tidak bersama Jungkook?" Tanya Nayeon.
Jihyo tersenyum getir. "Dia sedang sibuk, dan supir? Aku tidak tahu dia dimana, jadi aku naik taxi saja" Ujar Jihyo dan Nayeon hanya berOh saja.
"Hubunganmu dengan Jungkook baik-baik sajakan?"
Jihyo mengangguk. "Iya, baik-baik saja. Ada apa?" Tanya Jihyo.
Mendengar penuturan Jihyo membuat Nayeon sedikit lega. "Syukurlah, dan jika kau butuh apa-apa atau sejenisnya? Kau bisa menghubungiku atau Jinyoung, aku sudah menganggapmu sebagai adikku jadi slow saja" Nayeon menoleh kebelakang dan beralih ke arah Suaminya.
"Terima kasih,"
"Sama-sama" ucap Jinyoung.
"Berhenti didepan sana saja, sayang!" Pinta Nayeon.
"Disana?" Tanyanya lagi.
Nayeon mengangguk.
Dan Jinyoung pun berhenti dimana Istrinya menyuruhnya. Dengan gercap Nayeon dan Jihyo keluar dari mobil.
"Telepon aku nanti" ucap Jinyoung.
"Oke! Sampai jumpa, sayang."
Jihyo dan Nayeon memasuki Cafe dimana tempat mereka biasanya berkumpul. Disana sudah ada Momo, Sana, Jeongyeon dan Mina.
"Anjay, udah jokbal aja nih bocah," Ujar Naeyon saat melihat Jokbal sudah ada diatas meja dan dilahap rakus oleh Momo.
Sedangkan yang makan hanya menyengir saja dan kembali melanjutkan aktivitas makannya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top