Part-21

"Kita kemana lagi?" Tanya Jihyo.

●○●

Dengan menaiki bis, mereka berduduk diri didalam bis menuju Ladang Lavender yang sangat mempesona.

Dalam perjalanan, Jihyo bahkan melihat Jembatan Pont des arts atau sering dikenal dengan jembatan gembok cinta.

Memandangi dari jauh.

Hanya itu yang bisa dilakukannya.

Tetapi ia langsung berpikir. Buat apa ia kesana juga? Sebab ia juga bingung dengan takdirnya ini. Takdir yang berurusan langsung dengan kata CINTA.

AMAZING!

Kata yang terlontar dari lubuk hati dan mulut Park Jihyo. Ia benar-benar takjub dan kagum dengan ladang ini yang disemuanya berisi bunga Lavender.

Ia langsung mengabadikan pemandangan indah ini. Dan yang lebih wownya lagi! Matahari yang hampir terbenam itu memberi kesan luar biasa bagi yang menikmatinya.

"Jungkook, Ambil gambarku!" Tanpa mendengar ucapan darinya, Jihyo langsung saja memberikan Jungkook kameranya dan ia pun sudah siap dengan gayanya.

1 2 3

Cekrek!

Jungkook yang hendak mengambalikan kameranya itu terjeda karena ucapan dari Jihyo.

"Sekali lagi, Jungkook!" Pintanya.

1 2 3

Cekrek!

Jihyo mendekat kearah Jungkook yang memerhatikan foto-foto dikamera itu.

"Jungkook kita foto berdua yah? Yah?" Ajak Jihyo. Jungkook hanya mengangguk sebab ia sangat lemas sekarang. Hati, pikiran dan tubuhnya pun lemas melihat tingkah Jihyo yang benar-benar diluar nalarnya.

Cekrek!

Dengan bantuan wisatawan lain, mereka pun sudah selesai dengan aksi foto itu.

Jihyo melihat-lihat foto foto yang ada dikamera itu. Sedangkan Jungkook, memerhatikan Jam tangan bermerek di pergelangan tangannya. Jungkook pun merogoh benda pipih dari saku celananya.

"Siapkan barang-barang milikku dan istriku!"

"..."

"Kau langsung bawa saja kebandara! Aku akan menuju kebandara secepatnya"

"..."

Bip.

"Kau sudah senangkan? Jadi, sekarang saat kita kebandara sebab malam ini kita akan pulang kekorea!" Jungkook memasukkan benda pipih itu keasalnya dan beralih menatap seorang gadis yang masih saja fokus dengan kameranya.

"Kenapa kita tidak kehotel dulu? Barang-barangku masih ada disana" Jihyo mengalihkan pandangannya.

"Aku sudah menyuruh orang untuk mengantarkan barang-barangmu dan milikku langsung ke bandara! Jadi jangan banyak omong, ikuti saja!" Titah Jungkook yang langsung menarik pergelangan tangan Jihyo.

"Hey! Kau santai saja. Tak usah menarik pergelangan tanganku, Jungkook!" Teriaknya yang tak digubris oleh Jungkook.

●○●

Saat ini mereka sudah berada di Bandara International Paris. Jungkook sudah menyuruh orang kepercayaannya untuk mempersiapkan semua keperluannya, jadi ia tinggal masuk dan duduk tenang saja.

Nampak Jihyo yang gelisah saat memandangi bandara ini. Jungkook yang memang sadar dan peka dengan hal itu, memegang erat tangan Jihyo sembari mengatakan bahwa ia akan baik-baik saja.

"Terima kasih" balas Jihyo yang kaku.

Pukul tujuh lewat empat puluh menit, pesawat dengan tujuan Korea selatan pun lepas landas.

Jihyo yang memang takut naik pesawat hanya bisa memejamkan matanya. Hingga ia tak sadar jika ia tertidur dibahu Jungkook. Ini mungkin efek kelelahan jadi sang pemilik bahu mengabaikan hal itu. Bahkan ia juga tertidur akibat mengajak Jihyo melihat destinasy yang ada di Perancis.

Enam jam dalam perjalanan itu sangat lama. Namun tidak dengan gadis bermata bulat ini. Pesawat yang sudah mendarat dengan sempurna dibandara International Incheon tidak membuatnya bangun dari tidurnya.

Jungkook bahkan sudah melakukan banyak cara untuk membangunkan gadis disampingnya itu. Hingga terselip ide di pikirannya.

"Hyo! Kalau kau tidak bangun juga? Aku bakalan menelanjangimu diatas pesawat!" Smirknya yang seperkian detik saja membuat Gadis yang bergelar Ratu Kebo betina bangun juga.

"Awas saja kau kalau kau benar-benar melakukannya!" Jihyo langsung merapihkan rambutnya dan meninggalkan Jungkook yang tertawa akibat ulahnya sendiri.

Ia berhenti tertawa. "Ya kali, bakalan aku lakuin?" Ujarnya yang berjalan keluar dari pesawat.

Mereka berdua mengambil barang masing-masing dan memasukkannya kedalam mobil Jungkook yang dibawa oleh supir pribadi keluarga Kim.

Krep!

Sang supir menutup dengan kasar bagasi mobil dan kemudian melajukan mobil tuannya dengan kecepatan sedang.

"Pak, Kerumah utama saja, yah!" Perintah Jungkook yang sibuk bermain gadget dan Sang Supir pun mengangguk sebab itu adalah tugas untuknya.

"Rumah utama? Memang Jungkook punya rumah berapa sih?" Tanyanya dalam hati.

"Banyak sih! Tetapi Biasanya aku selalu menginap di Apartemen atau tidak dirumah teman!" Ucapnya spontan. Jungkook bisa membaca pikiran Jihyo secara spontan.

Mungkin kebetulan, pikir Jihyo yang tidak mengambil pusing hal itu.

Ting!

Bagaimana liburannya? Happy? Pasti happylah. Siapa yang tak happy jalan-jalan keliling Paris dengan pujaan hati.

Pesan yang membuat dahi Jihyo berkerut. Ia hanya bertanya-tanya tentang siapa yang mengiriminya pesan misterius.

Memikirkannya membuat kepala Jihyo berdenyut sakit.

Matanya yang tadinya menatap ponsel itu kini beralih menatap jendela mobil yang menampakkan pagi kota Seoul yang cerah. Perancis dan Korea selatan memiliki perbedaan jam selama delapan jam yang Dikorea selatan lebih cepat daripada Perancis. Jadi tak heran saat ia bangun sudah pagi saja padahal ia baru tertidur sebentar saja. Baginya...

Ia merasakan deruh angin pagi nan segar dan sejuk. Sesuka sukanya Jihyo yang berhubungan dengan Paris, tetapi tetap saja Korea Selatan tetap dihati dan selalu ia rindukan.

"Tahun depan kau luluskan?" Jungkook masih sibuk dengan gadgetnya tanpa menatap kearah Jihyo.

"Iya, januari!" Ucapnya.

"Itu bukan tahun depan, tapi bulan depan!" Balas Jungkook yang sekarang tak memegang gadgetnya lagi.

"Sama saja, Jungkook! Ini bulan desember tahun 2018 dan acara kelulusanku Januari 2019 yang tak lain akan terjadi pergantian tahun!" Jelas Jihyo.

"Terserah kau saja" Ucapnya. "Setelah kau lulus? Kau lebih baik bekerja di Rumah sakit keluargaku saja. Papa dan Mamaku pasti akan memaksamu jadi aku sampaikan saja." lanjutnya yang diangguki oleh Jihyo.

"Itu mungkin lebih baik." ujarnya.

Beberapa menit diperjalanan dan mereka pun sampai dikediaman Kim. Bahkan saat ini mereka berdua sudah dinanti-nanti oleh penghuni rumah.

Jungkook menggandeng tangan Jihyo yang tak lupa juga dengan senyum khasnya yang sangatlah palsu.

"Selamat datang kalian berdua. Oh, anak dan menantu mama. Bagaimana kabar kalian? Dan bagaimana dengan bulan madu kalian?" Sederet pertanyaan yang membuat semburat merah di pipi Jihyo.

"Kabar kami baik-baik saja Mama dan soal itu? Bisakah kita tidak membahasnya?" Jawab Jungkook.

"Kenapa? Jangan bilang Kalian menunda hal ini untuk memiliki anak?" Semprotnya dan Jihyo hanya diam saja. Dipikirannya ia membiarkan Jungkook saja yang menjawab semua pertanyaan itu.

Jungkook terlihat bingung untuk menjawabnya. "Eh! Aku-Jihyo sibuk dengan kuliahnya Ma, sebab bulan depan ia akan ada acara kelulusan, Mah" Alasan Jungkook. Lagipula mana mau ia bersetubuh dengan Jihyo!.

Mimik muka Nyonya Kim berubah. "Bukannya ia wisuda tahun depan?"

"Januarikan Tahun depan, Ma! Lagipula tidak usah bahas ginian dululah Ma! Masa anak baru pulang ditanyanya seperti itu? Kan malas jadinya." Jungkook meninggalkan Beberapa mata yang masih berdiri diam ditempatnya.

"Eh, Ma. maafkan Jungkook. Dia sebenarnya masih sakit, dan mungkin ini efeknya"  Jihyo akhirnya berucap.

Nyonya Kim hanya tersenyum yang kemudian mengajak menantu kesayangnya masuk kedalam.


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top