Part-09

Pukul tujuh malam, Jihyo baru sampai dikediamannya. Rumah yang tidak terlalu mewah tetapi banyak kenangan yang tersimpan didalamnya. Kenangan bersama dengan mendiang ibunya.

Ia membuka pintu rumahnya dan mendapati Ayah, Ibu dan adik tirinya yang sedang bersantai diruang keluarga.

"Jihyo, kesinilah!" Panggil Tuan Park yang membuat Jihyo berbalik badan.

Jihyo berjalan mendekat kearah ayahnya yang entah apa yang ia ingin bicarakan dengannya.

"Besok, Weekend kan?" Tanya Tuan Park.

Jihyo hanya mengangguk sebab memang besok hari weekend. "Kenapa, Ayah?" Tanya Jihyo.

"Besok, kau dan Jungkook akan fitting baju, jadi jangan bangun kesiangan yah?!" Ujar ibu tiri Jihyo.

Jihyo hanya mengangguk untuk kedua kalinya. "Oke, Selamat malam" Ucapnya yang kemudian ia melangkahkan kakinya menuju ke kamarnya.

Ceklek!

"Heh! Hari yang melelahkan!" Ia menidurkan tubuhnya diatas kasur empuk miliknya. Sebenarnya, Jihyo ingin membersihkan tubuhnya, akan tetapi, malas telah menguasai dirinya sehingga ia memutuskan untuk tidur saja.

●○●

Alarm berbunyi menggema di kamar pemilik mata bulat ini. Tapi bukannya bangun, ia malah makin menutup tubuhnya dengan selimut itu.

Tok! Tok! Tok!

"Jihyo! Ini sudah pagi dan hari ini, kau harus fitting baju bersama dengan Jungkook!" Ibu tiri Jihyo mengetok pintu kamar berwarna brown ini sambil sesekali memanggil namanya.

"Jihyo!" Panggilnya lagi.

"Iya, Aku bangun!"

Jihyo menguap karena masih ingin untuk tidur, tetapi ia baru ingat jika hari ini ialah hari 'FITTING BAJU' bersama dengan Jungkook.

Ia meregangkan otot otot tubuhnya yang terasa pegal. Ia menurunkan selimut yang melilit tubuhnya dan ia pun beranjak kekamar mandi untuk membersihkan dan merilekskan pikirannya.

Sekeluarnya ia dari kamar mandi, pakaian yang terlihat simple sudah menempel sempurna ditubuhnya. Tinggal ia mengeringkan rambutnya yang basah dan juga sedikit memoleskan make-up di wajahnya.

"Fighting, Jihyo!" Ia tersenyum didepan cermin.

Setelah sudah merasa selesai, ia pun keluar dari kamarnya ini dan menuju ke lantai bawah.

"Jihyo! Jungkook sudah ada di depan. Semoga harimu lancar, sayang." Ucap Ibu tiri Jihyo yang hanya mendapat deheman dari Jihyo.

"Semoga saja!" Jihyo langsung keluar saja dari rumahnya dan benar saja, ia melihat Jungkook diluar yang sedang menelepon seseorang.

"Kau jangan menggangguku, Jae! Ada hal penting yang harus aku kerjakan. Untuk rapat dihari ini, undur untuk besok!"

Bip!

Jungkook mematikan sambungan teleponnya dan ia memasukkannya kedalam saku celananya. Saat ia hendak berbalik, ia mendapati Jihyo yang entah kapan sudah berdiri dibelakangnya.

"Kau mengagetkanku, Nona Park!" Jungkook memegangi dadanya saat melihat wajah Jihyo.

"Kau pikir aku hantu Tuan Kim! Aku peringatkan, Jangan membuat moodku untuk hari ini rusak sebab itu akan berdampak buruk untuk dirimu sendiri, Kim Jungkook!" Jihyo berbicara sambil menunjuk nunjuk wajah Jungkook.

Jungkook yang merasa terganggu dengan itu, spontan memegang tangan Jihyo.

"Berdampak buruk denganku? Heh!" Cicit Jungkook.

Dan mungkin, Jihyo saat ini masa PMS jadi ia sensitif terhadap sesuatu yang menganggunya.

Sebelum memasuki mobil Jungkook, ia terlebih dahulu menginjak kaki Jungkook yang membuat Sang pemilik kaki meringis kesakitan.

"Dasar gadis gila!" Umpatnya.

"Sudah kubilangkan? Jangan membuat moodku rusak, Tua Kim!" Peringatan Jihyo kepada Jungkook.

Sedangkan Jungkook, hanya bisa meringis kesakitan saat gadis yang ia anggap gila itu melakukan kekonyolan dipagi hari seperti ini.

Pipppppp!

"Bisakah kau tidak membunyikan klacksonnya?" Tanya Jungkook yang sakit kepala saat Jihyo terus saja membunyikan klackson mobilnya.

Pippppppp!

"Argh." Jungkook yang pusing dengan tingkah Jihyo, akhirnya memutuskan untuk memasuki mobil ini dan menuju ke Boutique untuk melakukan Fitting baju.

Setelah memakai sabut pengaman, ia pun melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

"Jungkook! Bisakah kau menyalakan pendingin mobilmu"

"Tidak!"

"Kenapa?"

"Diam dan jangan membuat moodku rusak!" Cicit Jungkook yang mengulangi ucapan Jihyo tadi.

"Kau mencopy paste ucapanku?!" Ujar Jihyo.

"Terus?"

"Yah, kau mencopy pastenya dan kau juga makin membuatku panas! Sebagai--"

"Kenapa berhenti?" Tanya Jihyo.

Jungkook menghela napas kasar. "Kau jalan kaki saja menuju Boutique! Aku malas mendengar ocehanmu itu" titahnya yang menyuruh Jihyo untuk turun dari mobilnya.

"Kenapa kau tak turun dan jalan kaki?" Tanya Jungkook.

Jihyo hanya diam saja.

"Ya sudah. Diam dan jangan banyak berisik! Kau mengganggu ketenanganku saja" Ia menancap gasnya dan melajukan mobil ini untuk menuju ke Tujuan.

"Tukang mengomel!" Umpat Jihyo dalam hati.

"Jangan bilang, kau mengumpatku didalam hatimu itu!" Ujar Jungkook yang sibuk dengan kegiatan menyetirnya.

"Kenapa dia bisa tahu? Jangan bilang, kalau dia itu sebelas dua belas sama Roy kiyosi." Batin Jihyo. Ia mengerucutkan bibirnya sampai ia dan Jungkook tiba di Boutique.

Beberapa menit dalam perjalanan yang membosankan, mereka pun sampai ditujuan mereka.

Jihyo dan Jungkook turun dan memasuki sebuah boutique perancang ternama di Seoul.

"Selamat pagi, Tuan Muda!" Sapa Sang Desaigner pada Jungkook yang mendapat Senyuman darinya.

"Selamat pagi, Joy. Seperti dalam agenda, bisakah kau memperlihatkan semua gaun terbaikmu?" Ujar Jungkook.

Gadis yang bernama Joy ini, mengangguk pelan. "Bisa, Tuan. Silahkan!" Titahnya menuju ke sebuah ruangan yang berisikan gaun pernikahan.

Sedikit info! Boutiqe ini, ialah cabang dari K'Star Gruop. Sedangkan Desaignernya ialah teman sekampus Jungkook sendiri.

"Ini beberapa contoh gaun terbaru dan terbaik dari Boutique ini Tuan." Ujar Joy.

"Bagaimana dengan ini?" Tanya Jungkook pada Jihyo.

Jihyo menggeleng cepat. "What? Kau menyuruhku memakai gaun seperti ini? Yang belahan dadanya terbuka? Tidak! Itu tidak bagus!" Tolak Jihyo.

"Ya sudah, kau pilih saja sendiri!" Pasrah Jungkook.

Sedangkan Jihyo merasa aneh dengan Sifat pria didepannya. "Jangan berpikir aneh-aneh! Aku seperti ini, karena ada Cctv disana dan kau harus tahu, bahwa mamaku mengawasi pergerakan kita dari sana" bisik Jungkook yang membuat bulu kuduk Jihyo merinding ketakutan.

"Benarkah?"

"Aku benar. Itulah kenapa, aku pasrah saja" Ucap Jungkook.

Jihyo menelan salivanya karena gugup dan ketakutan. "Anak dan ibu, sama saja! Sama sama aneh!" Ucap Jihyo dalam hati.

"Bagaimana dengan ini?" Tanya Jihyo yang menunjuk gaun panjang nan simple namun terlihat elegan.

"Terserah kau saja. Lagipula bukan aku juga yang memakainya. Yang penting kau tidak mempermalukan keluargaku dan jangan pikir aku menerimamu sebagai istriku nanti! Itu tidak mungkin dan tak akan mungkin, Nona Park!" Ujar Jungkook yang melenggang begitu saja.

"Pilihan yang bagus, Nona!" Puji Joy.

"Kau tak perlu memanggilku dengan sebutan Nona. Jihyo, namaku Park Jihyo" Kata Jihyo Yang memperkenalkan dirinya.

Ia mengulurkan tangannya kearah Joy. "Namaku Joy. Senang bisa bertemu denganmu, Jihyo" Joy membalas uluran tangan dari Jihyo.

Jihyo hanya tersenyum simpul kearah Joy.

"Maafkan perilaku Jungkook. Dia memang begitu. Tetapi, sebenarnya dia itu baik dan peduli pada sesama." Ucap Joy.

"Aku harap begitu...."


Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top