Part-07
Terlihat Jihyo sedang duduk di sebuah kursi Cafe yang terletak di sebelah kampusnya.
Ia tidak sendirian sebab Rose menemainya disini.
"Jadi, minggu depan kau akan menikah, Jihyo?" Rose berucap sambil menyeruput cappucinonya.
Jihyo mengangguk pelan dengan wajah masam.
"Terus bagaimana dengan Taehyung?" Tanya Rose.
"Aku sudah putus dengannya, Rose" Jawabnya yang membuat Rose kaget.
"Putus?" Ucap Rose.
Tanpa ekspresi, Jihyo menatap kearah Rose. "Aku tak punya pilihan lain." lirihnya.
Rose diam.
"Makanlah, Rose. Jangan sampai bayi dalam kandunganmu kelaparan!" Ujar Jihyo saat melihat Rose hanya mengaduk-aduk makanannya saja.
"Kalau aku jadi kamu, Hyo? Mungkin aku akan kabur saja daripada dijodohkan seperti itu!" Cibir Rose.
Jihyo tersenyum kecil. "Dan sayangnya, aku tak bisa melakukan itu!" Kata Jihyo.
Rose hanya menghela napas pelan. "Sabar saja, Hyo. Suatu saat kebahagianmu akan datang kok! Jadi, Fighting my BestFriends!" Ucapnya sambil memegangi pundak Jihyo.
"Thanks Forever, Rose" balas Jihyo.
●○●
Cahaya kamera itu menyilau ruangan pemotretan ini.
Cekrek!
Cekrek!
Tzuyu sudah menyelesaikan pemotretannya. Ia sekarang, sudah berganti pakaian. Ia hendak keluar dari gedung K'Star.
Sedikit info! Tzuyu baru saja menandatangani kontraknya dengan Agensi satu ini. Agensi yang sudah melahirkan banyak artis.
"Tzuyu!" Panggil seseorang kepada Tzuyu. Tzuyu berbalik dan mendapatkan Rose yang berjalan mendekatinya.
Tzuyu hanya memandang datar Rose sedangkan Rose seperti kalau ingin mencekik Tzuyu saja.
"Kau itu bagaimana sih? Gara gara kau! Jihyo harus menikah dengan pria lain dan sedangkan Jihyo sudah memiliki kekasih!" Geram Rose.
Tzuyu tetap berekspresi sama yakni datar. "Terus?" Ujar Tzuyu.
"Kau ini, Aku sangat ingin mencekikmu sekarang juga!" Kesalnya kepada Tzuyu yang terus saja bersikap seolah olah bukan salahnya.
Tzuyu menghela napas pelan. "Dengar yah! Ini semua bukan salahku! Melainkan ini takdir Jihyo dan berhenti menyalahkanku. PERMISI." Tzuyu melenggang pergi dari meja resepsionis. Ia memasuki mobilnya dan melajukannya.
"Rose! Apa yang kau lakukan disini?" Tanya seorang pria yang berhenti di meja resepsionis dan itu sedikit membuat Rose kaget.
"Tidak! Aku hanya ingin menemui suamiku, Jungkook" jawab Rose.
"Baiklah. Hati-hati, Ingat! Kau sedang mengandung!" Ujar Jungkook pada Rose.
Rose memegang kedua tangan Kekar Jungkook. "Aku ingat adik kecilku! Owh, lain kali jika kita bertemu? Kau harus mentraktirku makan yah?!" Ucap Rose.
Jungkook memberi hormat kearah Rose. "Siap, Sepupu termanisnya Jungkook."
"Sampai jumpa, Jungkook!" Ucap Rose sambil melambaikan tangannya. Dan melihat itu, Jungkook pun membalas lambaian itu.
Jungkook dan Rose memang memiliki hubungan keluarga. Ibu dari Jungkook bersaudara dengan Ayah Rose. Jadi itulah kenapa, mereka nampak akrab walaupun Jungkook tak akrab dengan kakaknya sendiri.
Drrttttt....
"Ada apa, Jae?"
"Nona Chou sudah menandatangi kontrak dengan K'Star grup, Tuan!" Ucap Jaehwan sekaligus orang kepercayaan dari seorang Kim Jungkoook.
"Bagus! Kau urus semuanya, Jae!"
Bip.
"Kita lihat! Apakah kau menyesal menolakku, Nona Chou?!" Smirk Jungkook yang menaruh tangannya di saku celana. Ia juga melenggang dari Sini menuju ke ruangannya.
●○●
Jam istirahat telah selesai dan dilanjutkan dengan jam pelajaran selanjutnya. Terlihat Jihyo yang sudah siap untuk menerima ilmu. Ia tinggal menunggu Kim Ssaem masuk dan mengisi jam.
"Selamat siang semuanya."
"Selamat siang, Ssaem." serempak satu kelas.
"Maaf atas keterlambatan saya, ada sedikit kemacetan tadi" Ujarnya sambil menyimpan dua buku tebal serta tasnya diatas meja.
"Tidak masalah Ssaem. Btw, bagaimana malam pertama Ssaem dengan Sang Suami?" Tanya Seorang murid berotak mesum. Siapa lagi kalau bukan, Kang Daniel yang sok Cogant walaupun dia memang Tampan.
Sedangkan Ssaem Kim atau Kim Taeyon tersipu malu saat ada muridnya yang bertanya seperti itu. Ia hanya bersikap seperti jika tak terjadi apa-apa.
"Kenapa tidak dijawab Ssaem? Oh Aku tahu, pasti malam pertamanya sangat nikmatkan?" Tanyanya lagi.
"Hustt! Jangan banyak bicara kau Daniel!" Tegur Jihyo saat Daniel terus saja menggoda Kim Ssaem.
"Sudah sudah! Jika ada yang ribut lagi? Tidak segan segan saya akan mengeluarkannya dari kelas saya dan dia tidak akan memasuki kelas saya saat ujian nantinya!" Ancamnya yang membuat kelas seketika menjadi hening.
"Buka halaman 123 dan baca selama semenit dan setelah itu, saya akan menunjuk satu persatu untuk menjelaskan apa yang saya suruhkan. Paham!" Jelasnya.
"Paham, Ssaem!" Angguk semua murid.
"Shit! Semenit?" Batin Daniel.
"Daniel, Makanya jangan bangunin singa di siang siang begini. Jadi, tahukan akibatnya, hahaha." Ucap Jihyo yang menahan tawanya. Ia memang sangat suka mengejek teman seangkatannya itu.
●○●
"Hei! Kau tidak kekantormu?" Tanya seorang pria yang bernama Mingyu.
Bukan ucapan yang Mingyu dapatkan, melainkan hanya gelengan dari Taehyung.
"Kenapa?" Tanya berkulit Tan ini.
"Malas!" Jawaban yang singkat membuat Mingyu sangat kesal. Dan karena itu, ia mengambil kesimpulan bahwa sahabatnya itu sedang dilanda kegalauan.
"Apa kau punya masalah dengan Jihyo?" Tanyanya lagi.
"Entah!" Singkat Taehyung lagi.
"Kau ini sebenarnya kenapa sih? Kalau kau punya masalah, Kau seharusnya berbagi masalah itu denganku. Siapa tahu aku bisa membantumu keluar dari masalah itu, Tae!" Jelas Mingyu yang sudah muak dengan sifat sahabatnya itu yang bersifat kekanak-kanakkan.
Taehyung melirik kearah Mingyu yang terlihat Frustasi dan itu karena ia sendiri. "Aku Putus dengan Jihyo" Ucap Taehyung pelan tapi terdengar keras di telinga Mingyu.
Mingyu melotokkan matanya karena terkejut. "Kenapa bisa? Kapan dia memutuskanmu? Apa alasannya? Apakah karena orang ketiga? Atau jangan jangan, kau sudah terlihat tua sekarang? Omo! Bagaimana ini?-"
"Kalau kau tidak diam juga, akan kupatok mulutmu itu!" Ancam Taehyung yang sedang kesal dengan Mingyu. Bukannya membantu, Mingyu malah membuat Taehyung semakin Frustasi dan pusing.
Mendengar ancaman itu, tidak membuat Mingyu takut atau sejenisnya. Ia malah tertawa dengan menutup wajahnya dengan tangan besarnya itu.
"Kau, benar! Benar!" Kesal Taehyung.
"Kau tak usah frustasi seperti itu, Taehyung! Masih banyak gadis perawan diluar sana yang membutuhkan belaian orang tampan, seperti mu." Candanya yang makin membuat wajah itu menjadi makin dingin. Ia juga mendapat tatapan tajam dari Taehyung. Melihat suasana yang mengcekam seperti ini, membuat Mingyu langsung mengelus pundak Taehyung.
"Aku hanya bercanda, Taehyung. Itu omong kosong saja, jadi kau tak usah memasukkannya kedalam hati. Oke!" Ujar Mingyu.
Taehyung menyingkirkan tangan milik Mingyu dari pundaknya. "Sama kosongnya dengan pikiranmu, Mingyu!" Ucapnya yang langsung keluar dari Apartemen Mingyu.
Semalam, Taehyung lebih memilih untuk menginap dirumah sahabatnya. Sebab tidak mungkin ia menginap dirumah Sepupunya Rose dan bahkan rumahnya sendiri dan dalam keadaan seperti ini. Itu tidak mungkin, apalagi jika Adiknya mengetahui hal ini? Itu dapat membuatnya menjadi bahan ejekan tiap hari darinya.
"Untung kau sahabatku. Kalau bukan? Sudah hilang kepalamu itu!" Ujar Mingyu yang menatap pintu apartemennya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top