Part-05
Jihyo memutar matanya dengan malas. "Aku tidak lapar Mina. Kau pergi saja" Balas Jihyo dan Mina yang melihat Mood sahabatnya rusak, hanya bisa mengangguk dan pergi.
Hingga tinggallah Jihyo didalam kelas. Ia benar lelah saat ini. Terlebih lagi, nanti malam ia akan tunangan! Secepat itukah? Pikirnya.
Ia merogoh ponselnya dan mengetik sebuah pesan untuk Taehyung.
Aku ingin kita ketemu ditaman. Ada hal penting yang ingin aku bicarakan kepadamu.
Ia mengirimkan pesan itu dan memasukkan kembali ponselnya kedalam tasnya.
Jihyo's Pov.
Aku harus melakukan itu! Itu harus. Maafkan aku, Taehyung.
Setelah mendapat balasan pesan darinya. Aku memutuskan untuk keluar dari kelas dan menuju ke taman dekat kampus.
Aku duduk disebuah kursi taman dibawah pohon nan rindang. Rindang, menyejukkan hati.
Bagaimana reaksinya nanti?
Apakah dia marah atau membenciku?
Atau dia tak akan mau melihatku lagi?
Entahlah! Pasalnya, kepalaku sangat pusing memikirkan itu.
"Jihyo!" Sebuah suara yang aku sangat kenali. Kim Taehyung. Ia menepati janjinya untuk menemuiku dan akan mendengar hal yang seharusnya ia tak boleh dengar.
Aku berdiri dan tersenyum kearahnya. "Aku kira kau tak akan datang." Ucapku.
Ia duduk dikursi itu dan aku pun juga sama.
"Kalau aku sudah berjanji, Pasti aku akan tepati dan apa yang kau ingin katakan kepadaku?" Tanyanya yang membuatku sangat gugup. Aku berdiri lagi, untuk menghilangkan kegugupanku serta agar aku tak menatap manik matanya.
"Aku?---"
"Kau kenapa?"
Tanpa tersadar, air mataku jatuh begitu saja. Apa yang aku harus lakukan Tuhan. Pikirku.
"Bicaralah, Jihyo!" Ucap Taehyung lagi.
"Aku mau kita akhiri hubungan ini!"
Jihyo's Pov End.
"Aku mau kita akhiri hubungan ini!!!"
Deg!
"Aku mau kita putus, Taehyung!" Lanjut Jihyo yang menghapus bulir air matanya.
Taehyung mencoba mencerna dengan jelas perkataan Jihyo. "Kau jangan bercanda Jihyo! Aku tidak suka itu" Ucap Taehyung.
Jihyo membalikkan tubuhnya dan ia mendapati Taehyung yang entah sejak kapan berdiri. "Aku tidak bercanda! Aku hanya ingin kita putus! Itu saja dan lupakan aku, Taehyung!" Jelas Jihyo.
Taehyung memegang dengan erat pergelangan tangan milik Jihyo. Sang pemilik tangan, hanya bisa meringis karena kesakitan.
"Aku butuh alasanmu, Park Jihyo!"
Jihyo mencoba melepaskan tangannya dari cengkeraman kuat dari Taehyung. "Karena aku tidak mencintaimu lagi!" Jawab Jihyo.
Taehyung melepas cengkeramannya itu dan ia menatap dengan mata berkaca kaca kearah Jihyo. "Katakan untuk kedua kalinya dan dengan suara keras!" Perintah Taehyung.
"AKU TIDAK MENCINTAIMU LAGI, TAEHYUNG. AKU TIDAK MENCINTAIMU. AKU INGIN KITA PUTUS DAN LUPAKAN AKU!" Teriak Jihyo dengan menahan isaknya.
"Maafkan aku, Taehyung. Maafkan aku." batin Jihyo.
Taehyung yang mencoba mencari kebenaran disana malah ia mendapat sakit yang amat sakit. Ia menangis dan baru kali ini dia menangis dan itu hanya karena CINTA.
"Baik kalau itu maumu. Aku akan terima. Sampai jumpa," Taehyung beranjak dari pendiriannya dan ia berjalan menuju ke parkiran dengan isakkannya.
Jihyo terduduk dengan lemas di atas perumputan. Ia ingin marah kepada Tuhan. Ia ingin protes kepada Tuhan tentang kehidupannya ini. Tapi itu nihil terjadi dan akan tak pernah terjadi.
"hikss...." isak Jihyo.
Ia sangat terpuruk kali ini dan ia membutuhkan sandaran serta nasehat dari ibunya. Tetapi itu hilang ditelan bumi akibat kecelakaan yang merenggut nyawa ibunya beberapa tahun silam.
"Kenapa Takdirku seperti ini? Kenapa! Apa salahku, Tuhan? Kau pilih kasih terhadap diriku dengan orang lain dan bahkan itu dengan adik tiriku sendiri!" Ujar Jihyo. Ia hanya bisa menangis dan terus menangis.
Tidak ada yang bisa melawan takdir. Mungkin jodohnya memang bukan bersama Taehyung lagi. Ia hanya bisa menerima hal itu dan menerima keputusan sepihak dari ayahnya.
●○●
Malam telah tiba. Mengganti siang yang penuh dengan kecerahan. Walaupun tak secerah dengan kehidupan Sang pemilik mata bulat ini. Ia terlihat sedang memilih milih baju yang akan ia pakai di acara makan malam.
"Bagaimana dengan ini?" Gumamnya. Ia beranjak kekamar mandi untuk mencoba gaunnya itu.
Gaun warna biru tua itu ialah gaun pemberian mendiang dari Ibunya. Terlihat sederhana, namun bermakna bagi Jihyo. Jihyo berharap agar semua yang ia laksanakan mendapat restu dari mendiang ibunya.
"Lumayan." ucapnya saat ia melihat pantulan tubuhnya di cermin. Ia menuju ke meja rias dan memoles sedikit wajahnya dengan make-up. Kalau boleh jujur, Jihyo baru pertama kalianya berdandan. Ia lebih menyukai, berwajah natural tanpa make-up daripada memakai make-up disetiap harinya.
Tok tok tok
"Jihyo cepat dan turunlah kebawah!" Ujar Ibu tiri Jihyo dibalik pintu berwarna cokelat ini.
"Sebentar!" Balas Jihyo. Ia menarik napas dalam dalam yang kemudian, ia membuka pintu kamarnya itu.
Ceklek!
"Anak ayah sangat cantik!" Puji Tuan Park pada anak kandungnya. Sedangkan Jihyo yang dipuji, hanya tersenyum walaupun itu senyum palsu.
"Apakah kalian sudah siap?" Tanya Tuan Park yang mendapat anggukan dari Jihyo dan Ibu tirinya.
Tetapi Jihyo seakan mencari keberadaan seseorang. "Ayah, Dimana Tzuyu?" Tanya Jihyo pada Ayahnya.
"Owh, Tzuyu. Dia sedang ada pemotretan jadi ia tidak bisa hadir." jawab Tuan Park dan Jihyo hanya ber 'owh' ria saja.
Mereka akhirnya masuk kedalam mobil sedang berwarna hitam dan tanpa menunggu waktu lagi, Tuan Park melajukan mobil ini dengan kecepatan normal.
Jihyo yang duduk dibagian belakang, hanya bisa diam menatap pemandangan sekitar dari jendela mobil. Ia juga berpikir tentang bentuk calon masa depannya. Apakah jelek? Hitam? Tampan? Putih? Atau lain sebagainya? Tapi yah lupakan saja.
Sekitar dua puluh menit perjalanan yang mereka tempuh. Mereka sudah sampai di tujuan mereka. Sebuah Restaurant yang terlihat elegan dan mewah. Nama Restaurant itu ialah K'Star. Nama itu sudah tak asing lagi ditelinga Seorang Park Jihyo. Perusahaan yang terkenal dan tersukses sepanjang karirnya. Sudah banyak cabang yang mereka perluas. Seperti, Restaurant, Cafe, Hotel, Entertaiment, Rumah sakit dan lain sebagainya. Bahkan Universitas yang ia tempati menuntut ilmu itu ialah bagian dari K'Star Grup. Benar benar sukses.
Keluarga dari Jihyo, memasuki Restaurant ini dan nampak dua orang pelayan yang menghampiri mereka bertiga.
"Apakah anda Tuan dan Nyonya Park?" Tanya pelayan itu.
"Benar. Dimana Tuan dan Nyonya Kim berada?" Tanya Tuan Park.
"Sebelah sini, Tuan!" Pelayan itu menunjukkan jalan untuk mereka bertiga. Mereka bertiga hanya mengikut dan hingga mereka sampai disebuah ruangan yang bisa dibilang 'Wow' bagi Jihyo sendiri. Ruangan VIP yang didesain secara khusus, sebab berbeda dengan ruangan VIP lainnya.
"Itu Tuan. Saya permisi dulu dan selamat menikmati."
"Selamat malam Tuan dan Nyonya Kim. Maaf karena telah menunggu lama" Sapa Tuan Park pada keluarga Kim.
"Selamat malam Juga Sobat dan kami juga baru sampai" ujar Tuan Kim.
"Apakah ini Calon menantu kami?" Tanya Nyonya Kim yang mendapat anggukan dari Tuan Park.
"Selamat malam Tuan, Nyonya, Perkenalkan namaku Jihyo, Park Jihyo." Ucap Jihyo yang membungkukkan badannya.
"Kau cantik dan sopan. Aku menyukaimu dan kau mendapat restu dariku. Namun jangan memanggil kami dengan sebutan itu! Panggil kami Mama dan Papa." Ucap Nyonya Kim pada Jihyo. Jihyo hanya bisa tersenyum mendengar itu.
"Kalian duduklah! Dan Putraku akan datang sebentar lagi."
Ceklek!
"Owh, Itu dia!" Sontak mereka semua menoleh. Jihyo juga menoleh dan kaget.
"KAU?!" Serempak mereka berdua.
Follow Akun WP & Instagramku! @Jnurpriyanti18
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top