Chapter 9 - Malam Pemberkatan
Chapter 9 – Malam Pemberkatan
Derek
Pagi itu aku meninggalkan rumah untuk menemui Sean dan menjelaskan semuanya sebelum masalah ini bertambah rumit. "Sean"ujarku, "Hei Derek, kau sendiri? Mana wanita vampiremu itu?"ujar Sean. "Diam Sean, aku tidak ingin berdebat"ujar ku emosi. "Hei kawan aku hanya bercanda, Joy kemarilah, sepertinya Derek ingin bercerita dengan kita"ujar Sean memanggil Joy.
"Jadi, bagaimana kawan?"tanya Joy, "Bagaimana apa"tanyaku, "Cih, ceritamu dengan wanita vampire itu"seru Sean. "Dia, Michela, putri kastil barat"seruku, "Wow, jadi seorang Derek mempunyai kekasih seorang putri, hebat"seru Joy menyela pembicaraanku, "Dia bukan kekasihku"jawabku ketus, "jika bukan kekasih, mengapa dia mengandung anakmu?"tanya Sean lagi.
"Aku menodainya"jawabku lagi, "Kau gila Derek, untuk apa kau lakukan itu?"seru Sean. "Kalian ingat, empat bulan lalu aku menjaga perbatasan bersama Jack, aku mendapati kaum vampire memasuki wilayah kita dan terjadi pertarungan, sehingga Jack tewas, aku murka dan menawan Michela"ujarku, "Dan kau menodai tawananmu sendiri"seru Joy , "Ya"jawabku singkat.
"Kau tahu, risiko apa yang akan kau hadapi dengan anak campuran seperti anakmu kelak?"tanya Sean, "Ya, aku tahu Sean, Ayah dan tetua sudah mengetahui masalah ini, Michela akan kembali ke kaumnya dua bulan lagi, aku dan keluargaku akan merawat anak itu"ujarku kembali, "Sungguh Ayah yang bertanggungjawab"seru Sean. Aku menyunggingkan senyumanku.
"Derek, apa kau tidak ada perasaan dengan vampire itu?"tanya Joy,"Perasaan apa Joy?"tanyaku, "Ah, kau pura-pura tidak tahu, cinta lah"seru Joy, "Cinta? Ku rasa tidak, dia hanya kebetulan mengandung anakku, dan aku harus bertanggungjawab"seruku, "Yakin, tidak ada cinta?, dia cantik dan menawan, tubuhnya wangi, jika aku jadi kau aku tak akan melepaskannya"seru Joy, aku memelototkan mataku ke Joy , "Benar itu Joy, vampire itu cantik, jika Derek tidak mau, untukku saja"seru Sean, aku menarik kerah baju Sean dan mendorongnya ke pohon.
"Hahahahahaha"Sean dan Joy tertawa, sial aku menjadi emosi karena perkataan teman gilaku ini.
"Derek, aku hanya bercanda, tidak mungkin aku melakukan itu, benarkan Joy?"seru Sean, "Benar itu, Derek, tidak mungkin Sean berpaling dari Sophia, bisa mati dia dibunuh oleh adikku itu"ujar Joy.
"Sebaiknya sekarang kau menjelaskan semuanya kepada Brenda, semalam dia menangis setelah bertemu denganmu"ujar Sean, "Ya, aku akan bertemu Brenda, terimakasih kawan, kalian tidak membuat masalah"ujarku, "Hei, kita ini sahabat"seru Sean, "Ya, benar itu Derek"seru Joy.
***
Aku mencari Brenda, biasanya dia berlatih memanah di tempat Paman Wiliam.
"Brenda"sapaku pada Brenda yang fokus membidikkan anak panahnya. "Shuuut" anak panah itu meleset dari target. "Sial"seru Brenda. "Mau apa kau Derek?"tanya Brenda ketus. Aku menarik tangan Brenda, keluar dari arena memanah.
"Aku ingin menjelaskan kejadian semalam"seru ku. "Apa?"tanya Brenda, " Vampire itu Michela, seperti yang kau lihat semalam, dia tengah mengandung anakku, aku terlibat masalah dengannya, aku memperkosanya" lanjutku, "Untuk apa kau jelaskan itu padaku?"seru Brenda ketus. "Aku hanya tidak ingin terjadi kesalahpahaman di antara kalian, bagaimanapun kau dahulu kekasihku"seruku, "Cih, kita sudah putus, tidak ada lagi ikatan di antara kita, jadi aku tidak peduli dengan kisah asmaramu"seru Brenda.
"Jangan marah seperti itu"ujarku, "Aku tidak marah, Derek, apa kau mencintainya?"tanya Brenda lagi, "Cih, ku kira kau cemburu dengannya semalam, dan hei mengapa kau tanyakan itu"ujarku lagi menggodanya, "Diam kau Derek, aku tidak cemburu, dan dengar sekali lagi, aku tidak peduli, aku hanya tidak ingin kau menyakiti perasaannya, dan sekarang pergi kau"usir Brenda. "Ya, baiklah, aku pergi"ujarku menjauhi Brenda.
***
"Cinta? Mengapa Sean, Joy dan Brenda menanyakan itu kepadaku? aku tidak mencintai vampire itu, aku hanya bertanggungjawab tidak lebih, sial aku jadi teringat senyumannya, senyuman Michela yang dapat membangkitkan gairahku, sial, sungguh sial, sebaiknya aku mendinginkan kepalaku."ujarku di dalam hati, dan berlari menuju kedalam hutan.
***
Michela
Sejak tadi aku mencoba beberapa baju Ibu, Ibu bersikeras aku harus memakai baju terbaik, dia terus berkata ingin menantunya tampil cantik di malam pemberkatan ini, cih, menantu, aku saja tidak menikah dengan anaknya. "Michela, ini cantik sekali, kau cocok sekali memakainya"ujar Ibu.
Aku memandangi diriku di depan cermin, benar gaun berwarna peach ini sangat cocok di tubuhku. "Ibu akan menata rambutmu, menantu Ibu harus tampil cantik"ujarnya. "aku bukan menantumu Ibu"seruku, "Ah, sama saja, kau mengandung cucuku, otomatis kau menantuku"ujar Ibu bersikeras, aku diam, biarkan saja Ibu berkata seperti itu. Ibu terus menata rambutku, dan memoles wajahku yang pucat ini. "Nah, selesai, kau cantik sekali Michela"ujar Ibu kembali.
"Ibu"seruku, memegang tangan Ibu, "Ya, Michela, ada apa?"tanya Ibu, "Apakah, tidak apa aku mengikuti pemberkatan itu? Bagaimana jika kawanan membenciku, atau mungkin menyerangku"ujarku cemas. "Tenang saja Michela, seperti yang kau tahu, tetua sudah sejak awal mengetahui keberadaanmu, Ayah juga sudah menjelaskan ke kawanan , kau tenang saja, ikuti pemberkatan nanti, cucu Ibu harus di berkati leluhur dan agar persalinanmu nanti lancar"seru Ibu dengan antusias. Keluarga werewolf ini aneh, sangat menerimaku, berbeda sekali dengan keluargaku sendiri, Ibuku telah tiada, Ayah terus menekanku, sudahlah aku nikmati saja hidup ini.
***
"Derek di mana anak itu, selalu saja menghilang"seru Ibu kesal. Sejak pagi Derek belum kembali, padahal acara pemberkatan akan dilakukan. "Ibu, sebaiknya kita berkumpul ke kawanan, pemberkatan segera dimulai"ujar Ayah. "Michela, maaf ya, jika anak nakal itu tidak datang, Ibu akan mendampingimu kelak"seru Ibu, aku hanya mengangguk , aku juga tidak terlalu berharap Derek akan datang.
***
Aku, Ayah dan Ibu telah sampai di kawanan, seperti yang ku perkirakan, tampak sebagian dari mereka menggeram bahkan melolong karena kedatanganku. Kudengar beberapa di antara mereka berbisik menggunjingkan tentang diriku "Mau apa vampire tersebut", "Cih, keluarga Abraham tak tahu malu" atau hal lainnya yang berbicara negative tentang diriku atau keluarga Abraham. Ayah mengubah wujudnya menjadi werewolf dan menggeram, dan menghentak-hentakkan kakinya, semua menjadi terdiam dan menunduk.
"Jangan dengarkan mereka, Michela, biarkan mereka bergunjing, Ibu tidak masalah dengan dirimu yang adalah vampire, lagi pula mereka tidak berani menentang, Ayah Derek adalah alpha di sini"ujar Ibu.
Aku duduk di sebelah ibu, kami duduk melingkari api unggun. Senandung nyanyian mulai di dendangkan oleh beberapa orang dan di mainkan beberapa instrument musik seperti suling maupun gitar. Langit malam begitu cerah, bahkan tampak aurora yang membumbung di kepala kami.
Beberapa tetua berdiri memegang mangkuk, ku rasa pemberkatan akan dimulai.
Tampak beberapa pasangan berbaris, pasangan suami istri itu tampak bahagia, ada yang hamil sudah sangat besar, sehingga susah berjalan, yang membuat suaminya memapah dirinya, ada pula pasangan yang menggendong anak pertama mereka, wajah mereka berseri-seri.
***
"Michela"bisik seseorang di sampingku, "Derek?"seruku terkejut, "Dasar, anak nakal, kemana saja kau, hampir saja kau melewatkan pemberkatan anakmu sendiri, ya sudah, Ibu ke Ayah, kau temani Michela"seru Ibu berjalan ke Ayah.
"Apa aku terlalu lama?"tanya Derek, "Tidak juga"jawabku acuh, "Aku membuatkanmu ini"ujar Derek, memasangkan mahkota bunga di kepalaku, hatiku tersentuh "Kau cantik malam ini"serunya berbisik di telingaku. "terimakasih"ujarku tersipu malu, sial, kenapa aku jadi seperti ini.
"Ayo"ajaknya menggenggam tanganku.
Pemberkatan di lakukan, tetua kaum werewolf itu membacakan doa-doa untuk leluhur dan memercikan air suci ke arah perutku, pemberkatan ini sangat sederhana tetapi aku terharu.
Seusai pemberkatan beberapa muda-mudi menari bersama di sekitar api unggun, tidak hanya muda-mudi, pasangan usia lanjutpun ikut menari. "Ayah, ayo kita menari, Ibu sudah lama tidak menari bersama Ayah"seru Ibu yang dapat ku dengar. Aku ikut bergembira, sesekali aku menepukkan tanganku menikmati alunan lagu.
***
Derek
Seusai pemberkatan kami duduk mengelilingi api unggun, beberapa pasangan menari diiringi music, tidak terkecuali Ibu dan Ayahku yang ikut berpartisipasi. Aku mengamati Michela, dia tampak bahagia, sesekali dia menepukkan tangannya sesuai irama music.
"Kau ingin ikut?"ajakku kepada Michela. Dia menggeleng "aku tidak bisa menari"ujarnya, "huh, bohong, aku tahu kaum vampire sangat pandai menari, apalagi dansa, terlebih kau adalah seorang putri, bukankah itu bagian protocol kerajaan"seruku kepada Michela, Michela menatapku tajam "baiklah"ujarnya mengulurkan tangannya.
Aku menarik tangan Michela dan mendekapnya, alunan suling itu sangat merdu, cukup lama kami di posisi saling memeluk seperti ini. "Derek, apa ini tidak terlalu dekat?"seru Michela, "tidak apa-apa"seruku, aku semakin mendekapnya, aku dapat menghirup aroma tubuh Michela, nafasnya menerpa leherku.
Aku menatap wajah Michela, cukup lama kami bertatap-tatapan, matanya indah, berwarna biru,bagai langit ketika pagi hari. Aku menciumnya, rasa ini masih sama saat pertama kali aku menciumnya.
Michela mencengkram bajuku, ku rasa dia terkejut dengan ciumanku ini. Kami menutup mata, tak ada penolakan dari Michela.
Hingga Michela mendorong bahuku, "Maaf Derek"ujarnya dan kemudian menjauhiku.
.....Bersambung.....
( Hello kembali lagi, Terimakasih ya, bagi yang sudah membaca, monggo di vote dan coment, terimakasih )
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top