Episode 16 Bibit pertengkaran

Berada di Jakarta selama seminggu, rasanya seperti liburan bagi Kiran. Setelah berdiskusi dengan Mozza, manajer Janesh, ia diharuskan menemani kekasihnya itu menghadiri acara publik. Yang pertama adalah acara tingkeban rekan Janesh, yaitu Kayisha Setyawan. Kemudian akan ada acara lain pada akhir pekan, syuting program kuis di televisi yang menghadirkan Janesh sebagai peserta. Kiran hanya datang menemani chef tersebut, duduk di bangku penonton.

Selama menanti syuting tersebut, Kiran bebas menggunakan waktu liburnya (tak ada lagi mengupas jahe!), berkeliling Jakarta. Sayangnya Janesh masih harus bekerja, sehingga Kiran harus sabar menunggu. Termasuk saat ini. Janesh harus rapat dengan tim Cooking with Love bersama Honey dan Dino. Membuat Kiran harus bertemu muka dengan dua orang yang membuatnya sebal.

"Hai, Kiran. Udah lama nggak ketemu." Dino menyapa dengan ramah. Bibir gadis itu hanya membentuk seulas senyum tipis. Meski pun Dino mau membantunya untuk merahasiakan datanya kepada Janesh setahun terakhir, tetapi ingatan tentang bagaimana rambutnya menjadi pendek masih segar di ingatan.

"Kamu nanganin acara ini?" tanya Kiran basa-basi.

"Yup. Kayaknya bakal sukses besar." Cengiran kurang ajar Dino makin membuat Kiran tidak nyaman. Sukses ala Dino selalu melibatkan gimmick dan drama. "Hard Kitchen sedang audisi peserta. Kamu mau gabung? Bintang tamu, mungkin?"

Kiran menggeleng perlahan. "Kayaknya aku nggak mau diekspos televisi."

"Oh, come on. Pasti bakal seru. Kamu tahu nggak, peserta tahun ini banyak fans ceweknya Janesh? Luar biasa! Mereka bertekad menjadi Kiran kedua!" Ucapan Dino menggebu-gebu, menjadikan gadis manis itu mengerutkan dahi.

"Kiran ... kedua?" tanya Kiran, ragu-ragu menimpali.

"Yap. Mereka banyak bilang di video perkenalan mereka, kalo Kiran aja bisa dapat kesempatan buat Deket sama Chef J. Jadi mereka pengen kayak gitu. Mereka bertekad mau jadi pasangan Chef J." Tanpa menyadari perubahan ekspresi Kiran, Dino makin bersemangat bercerita. "Mereka kan belum tahu kalian pacaran, kan baru diekspos kemarin. Mereka ngerasa mereka yang lebih cocok mendampingi Janesh daripada kamu."

Hati Kiran mendadak dongkol. Sepertinya bertemu Dino ditambah suasana televisi, selalu membuatnya sakit kepala. Mungkin inilah penyebab dia nggak mau jadi chef selebriti macam Janesh. Kiran sudah ingin menggetok kepala lelaki itu dengan kamera. Dino Albenazar, sang pemuja rating. Sepertinya lelaki itu akan bersedia mengubur dirinya hidup-hidup, demi melejitnya angka persen dari Nielsen.

Kiran tersenyum dengan ekspresi wajah segan, berusaha mengontrol mulutnya agar tak keluar kalimat menyakitkan. Mozza sudah mewanti-wanti. Karena dirinya sudah diumumkan sebagai pacarnya Janesh, dia tak bisa sembarangan bicara. Kalimat sesepele apapun yang keluar dari mulutnya adalah statement yang bisa dijadikan berita.

"Hei, Honey!" Dino terlihat berseri-seri ketika perempuan blasteran Cina itu menghampiri mereka. Kiran memutar bola mata. Meski pun jauh di dalam hatinya, ia mengakui. Aura Honey terlihat bersinar dan kecantikannya mampu membius siapapun yang melihatnya. Kiran melengos. Demi apa, Janesh dulu memutuskan perempuan tersebut dan kini pacaran dengannya? Berhadapan langsung dengan Honey, tingkat percaya diri Kiran melorot hingga tiga puluh persen.

"Hello, I haven't see you here before." Suaranya saja seksi.

Dengan gugup Kiran merapikan rambutnya, lalu mengelap tangannya yang berkeringat di belakang bajunya saat menyambut uluran tangan Honey yang halus dan lembut. Sialan, maki Kiran. Adakah tangan Chef yang seperti milik mantannya Janesh itu? Kiran sudah mengoleskan losion setiap pagi, tetapi tangannya masih saja kasar karena sabun cuci. Sepertinya ia harus memakai sarung tangan khusus ketika nanti bekerja di restoran lagi.

"Hai. I knew you," sahut Kiran pendek. "Kamu chef bintang satu Michellin. Hebat." Basa-basi yang dilontarkannya terdengar sangat membosankan.

Honey tersenyum tipis. "It's TWO." Penekanan pada angka dua yang diucapkan perempuan itu membuat Kiran makin jengah.

"Yeah. Still great. Hmm." Kiran tersenyum kecut dan mengangguk. Bisakah Mozza atau siapa saja mengeluarkan dirinya dari tempat terkutuk ini? Sepertinya mendadak sekali ia ingin ke Monas atau Ragunan. Biarlah norak, selama dia tak harus menghabiskan waktu di sini.

"Jadi kamu cewek barunya Janesh?" Pernyataan yang muncul dari bibir Honey semakin membuat Kiran tak nyaman. "Selera lelaki itu selalu saja begitu."

Sebentar, memang selera Janesh yang seperti apa ya? Mengapa Kiran menjadi tersinggung karena kalimat tersebut?

"Ya. Ini ceweknya Janesh. Lihat. Mereka sudah muncul di berita." Dino menunjukkan gambar mereka berdua terpampang di beberapa berita daring. Lelaki itu bahkan menunjukkan sampul tabloid yang dia unduh dari situs resminya.

Honey mendengkus. "Wow. Sepertinya kamu spesial sekali sampai diperkenalkan ke publik. Mau berapa lama pacaran sama J?"

Bahkan saat bibir Honey menyebut nama J, terdengar seksi dan menggoda. Kiran benar-benar kesal. "Excuse me?"

Tangan Honey menyibakkan rambutnya dengan perlahan. Gerakannya bahkan membuat Dino terpesona. Astaga para lelaki ini. Kiran sungguh keki dengan gaya Honey.

"Ya kamu tahu sendiri kan. Sampai sekarang, Janesh itu jomblo. Menurut kamu kenapa?" Pertanyaan perempuan seksi itu dilontarkan dengan nada mengejek.

"Ya belum ada yang cocok." Kiran menjawab asal saja. Bahkan gadis manis itu menambahkan dengan gerakan mengangkat bahu yang santai. Walaupun di dalam hatinya ia kebat-kebit. Jangan terpengaruh, Kiran. Dia ini mantan. Bisa saja omongan dia hanya ingin menjelekkan Janesh saja karena sakit hati.

Tawa sopan Honey sekarang terdengar sumbang. "Apa dia sudah melamar kamu? Dengan cincin mungil, bunga dan cahaya lilin?"

Bibir Kiran sudah mulai pegal karena pura-pura tersenyum. "Belum. Kami baru kenal."

Dino menimpali, "Baru aja jadian, masak iya mau langsung diresmikan."

"Hmm." Honey menggeleng perlahan. "Sepertinya nggak mungkin. Janesh itu tipe lelaki yang nggak main-main. Kalo dia serius, pasti sejak awal akan bilang dia mau menikah atau enggak. Kalo dari awal dia nggak bilang apa-apa ...." Kalimat Honey terputus, diiringi gaya mengangkat bahunya. Menyebalkan.

"Berarti?" Dino yang bersuara. Sepertinya ia sama penasarannya dengan Kiran. Tetapi Kiran menjaga agar harga dirinya tetap tegak di depan mantan Janesh yang menyebalkan itu.

"Kiran!" Panggilan itu membuat hati Kiran merasa terselamatkan. Bahkan tanpa sadar, gadis itu menarik napas lega. Janesh keluar dari ruangan dan segera menghampirinya. Dino menampilkan raut wajah kecewa, karena Honey memilih membungkam mulutnya. Lelaki itu kemudian pamit berlalu.

"He hates commitment. Janesh itu, nggak mau terikat. Coba saja kamu tanya pernikahan, dan buzz! Dia akan menghilang begitu saja. Tebakanku, kalian akan pacaran empat sampai lima tahun. Setelah itu ...." Honey menggerakkan jari telunjuknya, memberikan kode tidak.

Dada Kiran mulai menggeramkan gemuruh. Dia tak tahu ada masalah apa Janesh dengan Honey dulunya, tetapi perempuan seksi itu berhasil membuat emosinya luruh seperti air hujan.

💔💔💔💔💔

Assalamualaikum Bossque!
Mohon maaf, kemarin salah update. Mestinya episode 15, aku tulis episode 14. Ada salah istilah juga.

Makasih banget yang udah mau ngoreksi, emang kadang aku ketikannya agak ngaco. Maafin yak!
Dan setelah ini aku bakal nulis tentang sisi Janesh, soalnya kemarin ada yang request minta cerita dari sudut pandang si Chef. Semoga cepet ya updatenya 😉

Assalamualaikum
Love,
DhiAZ

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top