59

"Iya, aku mau daftar spesialis tahun depan" ucap Rangga.

"Spesialis Obgyn?" tebak Cinta.

"Sudah pasti," angguk Rangga. "Tapi sebelum itu aku mau nikah dulu. Bagaimana menurutmu?"

Tangan Cinta yang sedang menyuapkan nasi ke mulutnya berhenti bergerak. Menikah? Secepat ini? Hati Cinta mencelus seketika, tetapi Cinta berusaha tersenyum. Bagaimanapun dia harus mendukung percintaan Rangga dengan kakaknya.

"Apa Kak Rani sudah setuju?" tanya Cinta.

Rangga mengerutkan keningnya. "Kenapa bawa-bawa Rani?"

"Bukannya Dokter mau nikah sama Kak Rani?" tanya Cinta bingung. Emangnya Rangga mau nikah sama siapa kalau bukan sama Rani? Kan nggak mungkin dia nikah sendirian.

"Nggaklah, aku sudah ditolak sama dia lima kali lebih," desah Rangga.

"Tapi sekarang kan Kak Erza sudah nggak ada, barangkali Dokter diterima."

"Dia masih butuh waktu," kata Rangga sembari menopang dagunya. "Meski kelihatannya dia sudah ceria, tapi tidak semudah itu bagi dia melupakan Erza. Lagian aku sekarang sudah naksir orang lain."

Cinta tercengung mendengar ucapan Rangga. Dokter itu sudah jatuh hati pada orang selain Nurani? Siapa orang itu? Diam-diam Cinta merasa iri.

"Siapa? Dokter Dini?" tebaknya lagi.

"Nggaklah! Mana mau aku sama si kampret itu!" elak Rangga.

"Terus sama siapa?"

Rangga terdiam dia menatap lurus pada Cinta. "Menurutmu sama siapa? Jelas-jelas tadi aku tanya sama kamu, kan?"

Cinta melongo sejenak. Lambat laun wajahnya merah padam setelah menyadari maksud dari kalimat Rangga. Gadis itu menutupi wajahnya dengan kedua tangan.

"Dasar telmi!" Rangga tertawa melihat reaksi gadis itu yang manis. Membully Cinta selalu menyenangkan. Entah sejak kapan dia merasakan perasaan ini. Padahal awalnya dia hanya bermaksud meneror Rani dari Cinta. Siapa sangka memerhatikan gadis itu malah membuatnya jatuh cinta sungguhan.

"Aku terlalu cepat ya? Mestinya pacaran dulu?" kekeh Rangga.

Cinta mencebik dengan kesal. "Tolong hentikan, Dokter. Jangan bercanda seperti itu. Saya ini orangnya baperan. Bisa-bisa saya kira Dokter serius!" ketus Cinta. Rangga kan orangnya usil. Bisa jadi omongannya barusan itu cuman bercanda doang. Mana mungkin sih Rangga naksir sama dia. Padahal Cinta ini jauh kualitasnya di bawah Kak Rani.

"Aku emang serius kok."

Jantung Cinta serasa berhenti berdetak ketika melihat Rangga tersenyum manis padanya. "Se-serius?" ulangnya masih ragu-ragu. Takutnya nanti tiba-tiba Rangga bohongin dia.

"Iya. Kamu suka sama aku, kan? Ayo kita pacaran."

"Dokter PD banget!" olok Cinta. Meskipun benar dia menyukai cowok itu, dia tidak akan mengakuinya semudah itu.

"Jadi kamu nggak mau?"

Cinta mengerucutkan bibir dan menatap Rangga yang menyeringai. "Saya mau," jawabnya akhirnya.

"Kalau begitu kamu sekarang akan manggil aku Kakak, kan?" senyum Rangga.

"Nggak, itu nanti. Belum tentu juga kita bakal nikah!" elak Cinta langsung.

Rangga tertawa kecil. Sepertinya dia tidak akan pernah bosan jika harus berdebat dengan gadis ini. Membully Cinta adalah kesenangan yang haqiqi.

"Jadi mulai hari ini kita jadian, kan?" tanya Rangga lagi untuk memastikan.

Lucu sekali melihat reaksi Cinta yang mukanya merah padam. Cinta mengangguk dengan perlahan lalu menjawab. "Iya."

***

TAMAT! Sampai di sini aja guys. Versi wattpad. Masih ada sesion 2 dan sesion 3 yang bisa kalian baca di karyakarsa.

Kalau mau koleksi versi cetak.

Belinya di shopee 27bookstore ya guys.

Ini paket bundling kedokteran.


Ini paket bundling dengan TMD.


Yang ini lebih murah.

Untuk versi cetaknya pre order semua ya guys karena stoknya habis jadi baru ready minggu depan.

Mohon maaf guys akut tidak menjual ebook bentuk pdf maupun di google play. Karena aku sudah merasakan tahun 2017 lalu jualan di sana ebookku malah dibajak orang. Harap maklum ya.

Terima kasih atas votes dan komennya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top