Love A Moment

Sabtu, 12 April 2014.

Sore itu sedang di adakannya rapat untuk pentas seni antara dua sekolah terfavorit di Jakarta. SMA Binhar dan SMA Cendekia.
Setiap osis dari masing-masing sekolah wajib mengikuti rapat tersebut untuk membentuk acara yang akan di tampilkan saat pensi nanti.

Rapat di adakan di aula sekolah SMA Binhar yaitu sekolah yang di tempati oleh Lia.
Disana sudah terdapat banyak OSIS dari SMA Binhar, dan tak berapa lama mulai berdatangan anggota OSIS dari SMA Cendekia termasuk Vira teman Lia.

Sudah cukup banyak OSIS yang berdatangan, dan penanggung jawab pensi pun memberikan kata sambutan untuk pembukaan rapat.

"Permisi pak, maaf saya telat." Ucap Ferdo anggota OSIS dari SMA Cendekia.

"Oh, tenang saja ini baru di mulai. Silahkan kamu duduk." Ucap Pak Masur penanggung jawab pensi.

Ferdo pun duduk di bangku paling depan.

Di bangku paling depan pula tetapi agak jauh dari tempat Ferdo duduk, Lia memperhatian Ferdo.

Kenapa gue merhatiin dia mulu? Ucap Lia dalam hatinya.

Merasa di perhatikan Ferdo pun melihat sekelilingnya dan mendapati Lia yang sedang memperhatikannya.
Sontak Lia mengalihkan pandangannya dari Ferdo begitu juga sebaliknya.

Sejam rapat yang di lakukan, dalam rapat pertama ini mereka para panitia baru menentukan acara apa saja yang akan di pentaskan.
Pembagian panitia akan di umumkan di rapat selanjutnya.

"Ra, gue ke toilet dulu ya." Ucap Lia pada Vira yang sedang duduk di sampingnya .

"Iya jangan lama-lama lo."

Liapun pergi meninggalkan Vira, tak lama Lia pergi.
Ferdo menghampiri Vira.

"Hei ra,"

"Hai,"

"Ko gue kaya pernah liat temen lo yang tadi ya?" tanya Ferdo dengan wajah berfikir.

"Emang pernah"

"Pantes mukanya gak asing. Eh, tapi gue ketemu dimana?"

"Di ultah gue tahun lalu."

Flashback on

Jumat, 18 April 2013.

Malam itu Vira sudah mempersiapkan pesta ulang tahunnya yang di adakan dirumahnya dan banyak mengundang teman sekolahnya.
Tak lupa walaupun Lia bukan teman satu sekolahnya . Vira tetap mengundang Lia karena Lia sudah di anggap seperti kakaknya sendiri.

Lia datang saat semua teman Vira sudah datang, ya lebih tepatnya Lia datang terlambat.

"Lama banget sih lo,"omel Vira pada Lia.

"Sorry, jalanan macet banget." Ucap Lia pada Vira.

"Iya gapapa, yaudah acaranya mau di mulai nih."

Acara tiup lilin dan potong kue pun selesai, kini di lanjutkan dengan acara hiburan dari teman-teman Vira.
Ferdo bernyanyi di acara ulang tahun Vira karena memang Ferdo sudah menganggap Vira sebagai adiknya sendiri.

Lia tak memperhatikan siapa yang sedang bernyanyi, dia hanya asik mendengarkan tanpa mau melihat siapa yang bernyanyi.
Hingga akhirnya Ferdo memperhatikan sekitar, dan melihat hanya Lia yang tak melihat ke arahnya.

'Cantik' Ucap Ferdo dalam hatinya.

Setelah Ferdo selesai bernyanyi, ia pun menghampiri Alsen dan Andrew temannya.

"Cuy, kayanya gue suka sama temennya si Vira." Ucap Ferdo pada kedua temannya.

"Temen dia yang mana? Dia kan punya temen banyak." Tanya Andrew yang notabennya adalah kekasih Vira.

"Itu, yang pake dress warna orange." Tunjuk Ferdo pada Lia.

"Lo suka sama dia?" tanya Alsen.

"Iya gue suka sama dia. Fix sekarang gue suka dia," ucap Ferdo seraya tersenyum.

"Ngeri lo, kenal juga engga udah suka." Ucap Andrew.

"Kalo jodoh gue pasti ketemu lagi sama dia bray." Ucap Ferdo dengan wajah yakin.

Acara pun selesai, banyak teman Vira yang sudah meninggalkan rumah Vira.
Tinggal tersisa Ferdo, Andrew, dan juga Alsen.

"Ra, temen lo yang pake dress orange tadi cantik ya," ucap Ferdo.

"Emang dia cantik. Kenapa lo naksir sama dia? Dia udah gue anggep kaya kakak gue sendiri," Ucap Vira.

"Heheh, iya gue suka dia. Tapi gak mungkin gue ketemu lagi sama dia. Kalau misalkan jodoh sih pasti gue sama dia ketemu lagi." Ucap Ferdo lagi seraya tersenyum pada teman-temannya.

"Ngarep lo." Ucap ketiga temannya itu berbarengan.

Flashback Off.

Ferdo pun akhirnya mengingat kejadian saat pertama dia bertemu dengan Lia.
Setelah selesai rapat, sesudah sampai dirumahnya, Ferdo yang penasaran dengan Lia. Akhirnya Ferdo mengirimkan BBM pada Vira untuk meminta Pin Lia.
Vira pun memberikannya.

Tanpa pikir panjang, Ferdo langsung meng invite Lia.

***

Lia yang baru saja me-acc pin Ferdo, kemudian melihat DP bbm Ferdo.

Kaya pernah liat, tapi dimana ya? tanya Lia dalam hatinya
Ah bodo ah katanya lagi.

Lia meletakkan ponsel nya di meja. Tak lama kemudian ponsel nya berbunyi.

Ferdo:
PING!!

Lia:
Ya?

Ferdo:
Temennya Vira ya ?

Lia:
Iya, lo temennya Vira juga?

Ferdo:
Iya gue temennya juga.

Lia dan Ferdo sering berkomunikasi, sekedar iseng atau menanyakan sesuatu hal pribadi.
Hingga menimbulkan perasaan yang aneh pada diri Ferdo dan Lia.
Perasaan nyaman lebih tepatnya.

Lusa akan di adakan kembali rapat untuk panitia pensi.
Dan Ferdo sudah merencanakan akan menembak Lia pada esok lusa setelah selesai rapat.

"Kalo gue nembak dia gimana cuy?" tanya Ferdo pada Alsen dan Andrew.

"Serius lu sama dia?" tanya Alsen.

"Kan gue udah bilang, kalo jodoh pasti ketemu lagi. Dan sekarang gue ketemu lagi sama dia. Setelah setahun gue gak pernah ketemu dia. Ya, jalan Tuhan memang indah." Ucap Ferdo dengan senyum yang mengembang.

"Yaudah kalo emang lo serius sama dia, tembak aja." Ucap Andrew.

"Gue bakal tembak dia lusa, pas selesai rapat."

"Hah? lusa? Gak kecepatan itu? Lo kan baru ketemu dia 2 minggu yang lalu. Masa lo langsung mau nembak dia?" tanya Alsen.

"Tau lu, pdkt cepet amat. Entar pacarannya juga cepet lu." Ucap Andrew gantian.

"Udahlah, masalah itu mah belakangan aja. Yang penting sekarang gue mau siapin mental buat nembak dia." Ucap Ferdo masih terus tersenyum.

Ferdo menghubungi Lia untuk menanyakan apakan Lia akan datang lusa nanti atau tidak.

Ferdo:
Li?

Lia:
Ya do? Kenapa?

Ferdo:
Lusa lo dateng rapat kan?

Lia:
Iyalah pasti dateng . Emang kenapa?

Ferdo:
Gapapa, nanya aja ko. Heheh

Lia:
Lo dateng?

Ferdo:
Kalo gue ada berarti gue dateng, kalo gue gak ada berarti gue gak dateng

Lia:
Yaiyalah do.

Ferdo:
Hahahah

*READ*

***

Kamis, 01 Mei 2014

Lia sudah bersiap akan pergi ke tempat pertemuan rapat yang kali ini di adakan di aula SMA Cendekia.
Lia memasuki aula dan mencari keberadaan Vira.
Setelah melihat keberadaan Vira, Lia pun kemudian menghampiri Vira.
Mereka duduk di bangku paling belakang, dan tanpa di pungkiri Lia mencari sosok Ferdo yang tak terlihat sejak tadi.

"Nyariin Ferdo?" tanya Vira pada Lia.

"Dia gak dateng?" tanya Lia.

"Engga tau, emang lo gak kontekan sama dia?"

"Kontekan tapi ya dia bilang kalo dia ada berarti dia dateng, kalo dia gak ada berarti dia gak dateng. Katanya gitu." Jelas Lia.

"Aish si dodol, yaiyalah. Yaudah coba sini hp lo gue yang BBM dia."

Lia:
Heh lo dateng kaga?

Ferdo yang menerima BBM dari Lia pun terkejut akibat Lia yang bahasanya berbeda.

Ferdo:
Ya kaya yang gue bilang kemaren Li.

Lia:
Ini bukan Lia dol, ini gue Vira. Lo dateng gak?

Ferdo:
Oh elu, liat aja entar.
Yaudah jagain Lia ya ;)

Lia:
Idih dasar modus.

Vira pun memberikan ponsel Lia, Lia yang baru saja membaca chat Vira dengan Ferdo hanya bisa tersenyum malu akibat chat dari Ferdo yang menyuruh Vira untuk menjaga Lia.

Rapat pun di mulai, tapi Ferdo tak kunjung datang.
Lia yang sedari tadi mencari-cari keberadaan Ferdo pun bingung akibat sikapnya yang aneh.
Setelah di lihat tidak ada tanda-tanda Ferdo datang, dia pun akhirnya mengalihkan pandangannya kembali pada Juru Bicara yang sedang menjelaskan tentang rapat kepanitiaan pensi.

Ferdo yang baru datang, langsung berjalan memasuki aula.
Baru ia memasuki aula ia melihat Lia yang terduduk di bangku paling belakang bersama Vira.
Ferdo pun menghampiri Lia dan duduk di sampingnya.

"Nanti pulang gue anter ya." Bisik Ferdo pada Lia.

"Hah? Iya." Ucap Lia gugup karena Ferdo yang tiba-tiba duduk di sampingnya.

Rapat selesai, semua panitia meninggalkan aula.
Ferdo yang sudah berencana akan menembak Lia pun semakin gugup berada dekat Lia.

"Ayo li naik ke motor gue." Ajak Ferdo.

"Oh, iya." Ucap Lia.

"Mauu dong kaya gitu boncengan wkwkwk." Ucap Andrew yang melihat Lia dan Ferdo yang akan pergi.

"Berisik lu, tuh Vira lo anggurin aja sih." Ucap Ferdo.

Andrew terdiam, karena Andrew dan Vira sudah seminggu putus. Tapi, putusnya hubungan mereka tak membuat mereka bermusuhan.

Ferdo mengajak Lia berjalan-jalan di sebuah taman kota.
Mereka kemudian duduk di bangku yang ada di taman tersebut.
Mereka saling berbagi cerita, mereka saling meledek satu sama lain, mereka saling tertawa.
Tanpa mereka sadari mereka sama-sama merasakan kenyamanan jika sedang bersama.

"Lo udah makan belum?" tanya Ferdo pada Lia.

"Hmm, belum."

"Makan dulu yuk."

"Hmm engga usah deh do, udah sore mending kita pulang aja . Gue takut nyokap nyariin."

Yah masa pulang? Gagal dong gue mau nembak dia. Ucap Ferdo dalam hatinya.

"Ayolah li, sebentar aja. Makan yaa." Ucap Ferdo memperlihatkan wajah puppy eye nya .

"Yaudah tapi bentar aja ya."

"Siap ayoo."

Ferdo membawa Lia kesebuah Mall untuk mengajaknya makan siang, dan untuk melancarkan aksinya juga.
Setelah makanan mereka habis, mereka saling terdiam tak ada yang bicara hingga akhirnya Ferdo memecahkan keheningan di antara mereka.

"Hmm li..." Ucap Ferdo.

"Iya do?"

"Hmm aann...nnuuu,"

"Kenapa do?"

"Guu..ueee, gue suka sama lo li. Gue sayang sama lo."

"Kenapa lo bisa suka sama gue? kenapa lo bisa sayang sama gue?"

"Cinta gak butuh alasan li, yang jelas perasaan gue nyaman kalo gue di dekat lo."

"Hmmm iya."

"Iya apa li?"

"Iya, gue.. mau jadi pacar lo."

"Bener li?"

"iya do."

"Kenapa lo terima gue?"

"Simple, sama kaya jawaban lo tadi."

"Makasih ya udah mau terima gue."

"Iya sama-sama."

"Yaudah ayo balik li, udah sore."

"Ayo."

Lia dan Ferdo resmi berpacaran saat itu juga, dan mereka menjalani hubungan dengan baik-baik saja tanpa adanya permasalahan.
Teman-teman Ferdo sudah mengetahui hubungan Ferdo dan Lia.

Selama dua minggu mereka berpacaran masih baik-baik saja, mereka sering pergi berdua. Hanya sekedar makan bersama atau untuk belajar bersama.
Tapi, sifat Lia yang memang gampang berubah-ubah moodnya. Membuat Ferdo yang baru mengetahui sifat Lia mulai merasakan ketidak nyamanan.

Saat tiga minggu mereka berpacaran.
Ferdo jarang memberi kabar pada Lia dan membuat Lia kesal padanya.
Keesokan harinya, saat Ferdo baru memberikan kabar pada Lia. Lia tak meresponnya.
Hingga mereka tak saling memberi kabar satu sama lain dari pagi hingga malam hari.

Tak ada yang mau mengalah di antara mereka berdua.
Hingga akhirnya, Ferdo tiba-tiba mengirim chat BBM yang intinya ingin putus dengan Lia.
Lia yang menerima chat dari Ferdo, tidak mau jika mereka putus. Karena Lia sudah sangat sayang pada Ferdo.

Lia terus berusaha untuk mempertahankan hubungan mereka.
Tapi, Ferdo menolak. Karena jika hubungan mereka di teruskan. Ferdo takut kedepannya akan sering bertengkar, takut jika ia semakin sayang pada Lia dan sulit melepaskan.

Setelah menerima penjelasan dari Ferdo, Lia pun dengan sedih hati menyetujui keputusan Ferdo.

Sehari setelah Lia dan Ferdo menyudahi hubungan mereka, di adakan gladi resik untuk acara pensi yang sudah sekolah mereka rencanakan.
Lia menghadiri gladi resik tersebut dengan Vira.
Vira sudah mengetahui bahwa Lia dan Ferdo sudah memutuskan hubungan mereka.

"Ferdo gak dateng kan ra?" tanya Lia pada Vira.

"Kayanya sih engga, tadi gue nanya Alsen." Ucap Vira.

"Oh, bagus deh."

"Kenapa sih kalian kok bisa putus? padahal kalian gak pernah berantem."

"Gue juga gak ngerti sama Ferdo, gak pernah berantem. Sekalinya berantem justru langsung putus. Padahal menurut gue berantem masa pacaran itu wajar."

"Aneh tuh anak, dulu sama mantannya dia berantem terus biasa aja. Kenapa sekarang kaya gini coba tuh anak."

"Bodolah ra, gue males mikirin itu lagi."

"Ih, gue tuh masih heran aja li. Gimana gue gak heran coba Ferdo tuh udah suka sama lo dari pas ultah gue tahun lalu. Terus kalian baru ketemu lagi di acara pensi ini, dan mutusin buat pacaran kan ajaib banget li, kaya di ftv-ftv. Gue kira kalian bakalan langgeng pas pacaran. Taunya malah sebentar doang."

"Mungkin Tuhan cuma izinin dia jadi milik gue sebentar kali. Udahlah gausah bahas ini lagi. Gue mau lupain dia ra."

"Oke gak akan bahas dia lagi."

Tak lama acara gladi resik di laksanakan, Ferdo muncul dengan tiba-tiba. Menimbulkan rasa sesak pada Lia.

Begitupun dengan Ferdo, ia merasakan hatinya sakit saat bertemu dengan Lia.
Mereka tak bertegur sapa sama sekali, bahkan melirikpun mereka takut-takut.

Jujur gue masih sayang sama lo, tapi semua udah berakhir. Ucap Lia dalam hati.

Maafin gue li, gue cuma takut gue gak bisa sabar ngadepin sikap lo. Ucap Ferdo juga dalam hatinya.

Mereka benar-benar seperti orang yang tidak saling mengenal satu sama lain.
Mereka sama-sama dingin, mereka sama-sama cuek. Karena mereka sama-sama menutupi kesedihan mereka.

Bagaimanapun juga, jika Tuhan mentakdirkan mereka untuk berpisah. Mereka hanya bisa pasrah.

Acara pensi yang sudah di tunggu-tunggu pun datang, waktunya semua panitia berkumpul untuk doa bersama demi kelancaran pensi gabungan antar dua sekolah tersebut.

Lia yang menyadari tak ada sosok Ferdo di sana terus mencari Ferdo, tapi hasilnya nihil. Ia tak melihat Ferdo. Ia hanya melihat Andrew dan Alsen.

"Nyariin Ferdo?" tanya Vira.

"Engga, lagi liatin tamu-tamu yang dateng ke pensi kita."

"Bohong banget lo, hahaha. Lagian, Ferdo gak dateng hari ini. Nyokapnya sakit kata Alsen, makanya dia jagain nyokapnya dan gak bisa dateng kesini."

"Oh, yaudah."

Sedih,

Galau,

Sakit,

Kangen,

Itu yang di rasakan Lia saat ini, ia sudah nyaman dengan Ferdo, sudah nyaman dengan sikap dan sifat Ferdo terhadapnya.
Baru kali ini Lia merasakan sesayang ini dengan seorang laki-laki.

Ferdo pun demikian, ia merasa sakit, ia merasa kehilangan. Tapi dia tak bisa berbuat apa-apa lagi.
Ternyata Tuhan mempertemukannya dengan Lia hanya untuk saling mengenal bukan saling memiliki.

Setelah sebulan mereka putus, mereka benar-benar tidak berkomunikasi.
Dikarenakan Ferdo yang mengganti pin BBMnya.
Tapi Lia, masih sering mencari tau tentang Ferdo melalui Twitter ataupun Facebook Ferdo.

Benar-benar hilang, benar-benar saling menjauh.

Lia masih juga belum bisa melupakan Ferdo, hingga suatu ketika saat Lia sedang mengecek Twitter Ferdo. Terdapat nama perempuan di bio Ferdo dan menggunakan Emoticon ♥.

Lia sakit, Lia mengira Ferdo masih mengingat dia. Ternyata tidak, Ferdo justru sudah bahagia dengan perempuan lain.

Mulai sekarang gue mau lupain lo Ferdo, lupain perasaan gue ke lo. Karena gue gak akan bisa lupain kenangan bareng lo.
Dan gue bakal nunjukin ke lo kalo gue bisa bahagia tanpa lo. Ucap Lia seraya menahan tangisnya dengan senyuman di wajahnya.

Iya gue pasti bisa!!! ucapnya lagi yang kemudian disertai tawa terpaksanya.

---THE END---

Tuhan tau apa yang terbaik tuk hidupmu, jika Tuhan memisahkanmu dengan orang yang kamu sayang bukan berarti Tuhan tidak sayang padamu. Tetapi, karena Tuhan masih menyiapkan yang terbaik untuk kamu.

***********

Haaaaaiiiii huhuh akhirnya tantangan buat gue di Event-1 dari Wpe_surd selesai uga. 😄

Seneng, jadi bisa belajar buat bikin cerpen.

Thanks buat para member Wpsd (WattpadeSurd) yang udah bantuin kasih masukan buat gue bikin [Oneshoot] ini. Tanpa kalian aku tak bisa apa2 hiks *lap ingus di baju member* wkwkwk.

Sekian deh dari gue, semoga lo gak pada eneg abis baca cerita gue yang gaje ini ya wkwk.

GodBless~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top