Lovasket - Chapter 4
"Guys, kalian semua beneran tidak punya ide untuk mengeluarkan perempuan itu dari sini?" Tanya Kris kembali selesai latihan, sepertinya ia ambisius sekali untuk mengusir Jungkook segera dari posisinya itu.
"Siapa?" Tanya Hoseok datar, Kris memutar mata.
"Ya Jungkooklah!" ; "Yang nanya." Hampir saja ter kadi petumpahan darah kalau saja Yoongi tidak me nengahi dan menatap mereka seolah akan memakan mereka yang berani mengganggu tidur nyenyaknya.
"Dasar kerbau!" Ledek Kris dan Yoongi menghajar wajah tampannya itu, badan kecil tenaganya kuli.
"OUCH! FUCK YOU MAN!" Seru Kris saat dihajar.
"Shut your mouth or I'm kick your asshole bitch." Ancaman Yoongi tak pernah main-main dan Seokjin berbaik hati menengahi keduanya dengan jeweran.
"Dasar bawel! Bisa diam dan gunakan otak kalian ti dak sih?!" Bentak Seokjin lalu melepas jewerannya.
"Terus apa rencananya?" Tanya Sehun kemudian.
"Rencana buat bikin Jungkook keluar maksudmu?" Tanya Kai membuat Sehun ingin menshoot ke ring.
"Ya iyalah! Kau malah bertanya!" Seru Sehun kesal.
"Ya kalau tidak mengerti kan harus bertanya."
"I'm the one who ask first, kalau kau bertanya lagi lalu siapa yang mau jawab?" Tanya Sehun kesal.
"Kan kau baru saja menjawabnya." Ucapan Kai mem buat semua minus Sehun hanya bisa geleng kepala.
"Apa-apaan sih?! Begitu saja sampai heboh! Mau terjadi Perang Dunia ke 3 ya? Perlu kupanggil Junior saem?!" Tanya Taehyung ketus, Junior alias Jr ada-lah guru sejarah dan killer nomor dua setelah Mark.
"Yah kurasa apa kata Mark saem benar juga, kita harus memberi kesempatan pada perempuan itu. Bagaimana?" Satu-satunya yang mau menerima ke nyataan sesudah cutie pie Bambam adalah P. Jimin.
"Tak bisa kubayangkan kalau suatu saat ia melatih kita saat Mark saem izin, mau jadi apa tim ini?!" Se ru Kris lagi, lalu menghempaskan diri diatas kursi.
"Kursus kepribadian kali!" Namjoon yang tadi hanya diam akhirnya buka mulut juga, lagi malas bicara.
"Eh apa kalian semua tak berpikir? Sepertinya dia teratur sekali, feminim gitu. Segalanya harus sem-purna, kita bicara kasar saja ia menegur." Ujar Yu Gyeom, yah ucapannya itu ada benarnya juga sih.
"Wajarlah Gyeomie! Perempuan memang sepatut-nya begitu!" Celetuk Yongjae sang kembaran.
"Lho?! Kenapa kalian berdua malah membelanya?!" Seru Kris, ia jadi bapak-bapak bawel sekarang ya?
"Wajarlah hyung! Memangnya hyung mau punya pa car serampangan? Seradak-seruduk? Nggak beres dan tidak seperti perempuan umumnya?" PLOOK! Handuk bekas keringat Hoseok pun mampir dikepala Yongjae, begini-begini dari klub dance Hoseok punya pacar namanya Hyorin dan pacarnya itu memang agak serampangan. Pokoknya tomboy juga deh.
"Maksudnya bukan Hyorin seonbae, hyung!" Protes Yongjae saat wajahnya diserang bau keringatnya.
"Tch! Whatever! Pokoknya perempuan itu lebih mirip pengganggu daripada asisten dan aku sangat ingin menendangnya keluar dari jangkauan klub basket!"
Tok. Tok. Tok. "And see? Mana ada orang yang per-nah mau mengetuk pintu itu, masuk ya masuk saja!" Seru Kris lagi, kemudian sosok Jungkook pun masuk.
"Permisi," Ujar Jungkook pada mereka semua.
"Mau apa?! Mau lihat kita ganti baju?!" Seru Kris.
"Tidak terima kasih, aku hanya ingin bilang kalau a-ku mau pulang duluan dan apa ada lagi yang kalian perlukan?" Tanya Jungkook sesopan mungkin.
"Merasa dibutuhin?" Jungkook sangat gatal mau me ncakar wajah tampan Canada-Korea Kris itu, entah kalau begini terus sampai kapan Jungkook bisa berta han pada posisinya yang sekarang sebagai asisten.
"Aku hanya bertanya seonbae. Ya maka jawab ya dan tidak maka jawab tidak, apa kurang jelas sam-pai harus balik tanya?" Tanya Jungkook ketus.
"Sekarang baru jam 15.30, Mark saem tidak bilang kalau jam kerju baru habis jam 17.00 nanti?" Ujar Taehyung menengahi dengan gaya coolnya itu.
"Aku tahu, tapi hari ini aku ada urusam dan aku su-dah minta izin pada Mark saem." Jawab Jungkook.
"Ngapain? Nge-date?" Tanya Namjoom meledek.
"No way Joon, dia kan sudah putus dengan beloved Woozi nya!" Celetuk Kris mendukung Namjoon.
"Ya sudah, kalau begitu kau keluar saja. Kami tidak butuh apapun." Ujar Taehyung berusaha mencairkan suasana panas yang diciptakan Kris dan Namjoon.
"Kalau begitu aku permisi dan kalian," Jeda sejenak.
"Aku tak tahu dan tak pernah ingat membuat masa lah apa dengan kalian berdua tapi tolong ingat baik -baik saran dariku, kurasa dibandingkan pemain basket kalian lebih cocok berada dikalangan para bapak-bapak yang suka menggosipi orang karena mulut kalian itu tidak bisa tahan mengurusi hidup orang. Kalau begitu saya permisi." Ujar Jungkook lalu menutup pintu dengan santai dan melenggang pergi, tak ada kata kasar tapi cukup menusuk dan membuat yang lainnya tercengang. Yoongi yang bia sanya jarang bereaksi saja sekarang sibuk menahan tawanya yang hampir menyembur keluar bersama Seokjin dan Hoseok, sisanya bengong ditempat dan lain Kris dan Namjoon yang giginya bergemeletak.
"SialaaAAAAN! Sepertinya dia sudah bosan hidup!" Suara penuh geraman dan diakhir sedikit meninggi dikeluarkan oleh Kris sambil meremas handuk kesal.
"Kenapa tidak kau kejar saja? Gulung lalu shoot at-au jadikan saja sushi." Ujar Yoongi dan membuat se mua yang disana akhirnya tertawa tapi minus Kris.
"Heran deh, dia dulu boleh saja sombong tapi seka-rang kan dia miskin. Kenapa masih nggak berubah dan yah, tetap seperti biasanya seorang Jungkook."
"Yang biasa menolakmu?" PLOOP! Kai melempar se belah kaos kaki butek + baunya sedap kearah wajah Sehun dan telak sekali tepat didekat hidung Sehun membuat yang dilempar kaos kaki megap-megap, benar kata Sehun juga sih. Saat Jungkook pertama kali masuk sekolah ini Kai pernah coba mengejar tapi yah NOPE! dia patah hati lantaran sosok Woozi itu.
"Kenapa?! Mau mencoba bau kaos kakiku juga?!" Seru Kai saat Yugyeom yang sudah membuka mulut.
"Yeh hyung kepedean! Maksudku, dia ya dia. Itu na- manya berpendirian hyung, mau apapun keadaan ia tetap menjadi dirinya sendiri!" Ujar Yugyeom bijak membuat semua orang yang disana, unbelievable.
"Eh Jae, kembaranmu salah minum obat ya?" Tanya Namjoon shock saat mendengar jawaban Yugyeom.
"Kayaknya efek salah makan hyung, atau efek ter sedak kimchi malah mengubah struktur otaknya." Ujar Yongjae, semua tertawa karena ucapannya itu.
"Aish berisik! Daripada itu kenapa tidak memikirkan Xiumin hyung? Dia sudah hanpir tidak pernah ber-kumpul dengan kita lagi." Ujar Taehyung kemudian.
"Entahlah Tae, dia aneh belakangan ini. Bolos terus, kalau masuk dan mau diajak bicara pasti kabur." Jawab Hoseok, satu-satunya yang sekelas sama Xiu.
"Hyung ngomong pakai bahasa alien kali." (Sehun).
"Atau pakai aegyo gagalnya Hobie hyung." (Kai).
Hoseok melepas sepatu dan melempar ke dua dong-saengnya, untung tidak kena karena kalau iya mah bisa-bisa terjadi lempar-lemparan sepatu basket.
"Masalah orang tuanya mungkin?" Ujar Jimin.
"Memang orang tuaya kenapa hyung?" Bambam yang tadi seperti patung terus akhirnya bicara.
"Dengar-dengar sih mau cerai." Jawab Jimin lagi.
"Memang kau hakimnya? Kok tahu?" Tanya Kris.
"Hyung, kau bisa tanya pada wali kelas tidak? Mak-sudnya tanya soal Xiumin hyung jarang masuk."
"ALRIGHT CAPTAIN!" Seru Hoseok semangat deng-an aegyo berisiknya seperti biasa membuat ngilu.
"Semua juga ya, kalau ketemu minimal tanya saja apa alasannya jarang datang lagi keklub." Tambah Taehyung dengan mata menyapu sekeliling ruangan.
.
"Nona Jung... EH Nona kenapa?!" Tanya Bibi Lee pa nik saat melihat Jungkook pulang dengan air mata.
"Bibi, oppa sudah pulang?" Bibi Lee menggeleng dan membawa nona mudanya ini masuk kedalam rumah.
"Nona kenapa? Kok menangis?" Tanya Bibi Lee dan Jungkook menyeka air matanya agak mereda dikit.
"Nggak bibi, nggak apa..." Jawab Jungkook pelan.
"Apa jadi asisten basket sesulit itu sampai nona jadi sesedih itu?" Tanya Bibi Lee dan Jungkook senyum.
"Bukan asisten basket bi, asisten pelatih klub bask-et." Ralat Jungkook mempertahankan senyumannya.
"Ah iya, itu maksud bibi." Ujar Bibi Lee cepat, diam.
"Bibi, dulu Kookie tuh jahat ya sampai-sampai sem-ua orang benciii banget sama Kookie. Kookie dulu ju-ga sombong memangnya? Apa Kookie sudah menya-kiti banyak orang?" Tanya Jungkook lalu nangis lagi.
"Eh nona, cup cup cup... tidak kok. Nona tidak jahat, dari dulu nona memang baik. Tapi kenapa nona bila-ng begitu sih?" Ujar Bibi Lee mengelus rambutnya.
"Karena semua orang benci sama Kookie, bi. Bibi ta-hu? Semua orang memusuhi Kookie, nggak ada yang mau jadi temen Kookie. Mereka, Woozi, semua pergi. Apa lagi klub basket juga gitu bi, Kookie nggak tahu lagi harus gimana dan gak tahu bisa tahan sampai kapan. Semua nyudutin Kookie dan Kookie... huwee.." Jungkook tidak selesai bicara karena sekarang ia me nangis dipelukan bibi yang sudah seperti ibunya itu.
"Cup cup... Nona, yang sabar ya. Nona bukan orang jahat kok, nona itu orang yang baik. Kalau nona ja-hat pasti nona gak akan sesayang itu sama tuan Wonwoo, orang yang bilang begitu pasti tidak kenal baik nona Jungkook. Mereka cuman orang... huh!" Bibi Lee memalingkan wajah acuh dan menunjukkan ibu jari kebawah, Jungkook tertawa kecil karenanya.
"Terima kasih mau mendengar ceritaku bi, ah iya bibi jangan bilang pada oppa. Nanti aku malah di marahi." Ujar Jungkook, bibi Lee mengangguk dan menerima uluran jari kelingking dari Jungkook. Be-nar apa kata bibi Lee, Jungkook tidak akan mau me nangis lagi karena tindasan yang ia terima dan se suai perkataannya dengan Xiumin ia boleh kehilang an tapi tak ada yang boleh merendahkannya. Pasti!
… 🏀🏀🏀 …
Penderitaan Jungkook baru dimulai sekarang, ketika Mark mendadak harus izin karena sakit jadi mau ti-dak mau Jungkook harus mengerjakan semuanya t pi tidak semudah itu kalau saja tak ada yang mengha-langi setiap kali Jungkook harus mulai bertugas lagi.
'Ya!' ; 'Ige mwoya?!' ; 'Aw!' ; 'Hei!' ; 'Awas ya!' ; 'Dasar tidak sopan!' ; 'Kurang kerjaan!' ; 'Kalian!' Beragam pekikan keluar dari mulut gadis itu, setiap hari semenjak Mark saem izin dan setiap harinya ju ga Jungkook disenter bola dan sudah tiga hari ini ia dikunci diruangan penyimpanan bola oleh Kris dkk. Mulut Jungkook gatal sekali mau melapor pada oppa nya tapi ia tahan kuat-kuat, nggak! Dia sudah janji pada bibi Lee jadi ia harus kuat menanggungnya.
"Hei! Kalian pikir aku takut dan akan mohon-mohon pada kalian agar dilepaskan? Kalian salah besar! Mau kunciin semalaman pun aku terima! Silahkan!" Bentak Jungkook dari dalam ruang penyimpanan.
"Gila juga perempuan itu ya?" Pikir Namjoon datar.
"Hari ini mau berapa lama kita kunciin?" Tanya Kai.
"Serah." Jawab Taehyung dan melenggang pergi, be berapa pergi mengikuti Taehyung kelapangan dan si sanya masih bengong depan pintu dan itu adalah Namjoon, Sehun dan Kai. Tak terdengar suara.
"Mati ya?" Tanya Sehun, Namjoon menjitaknya.
"Jangan bikin takut ah!" Bentak Namjoon, kan tidak lucu kalau Jungkook sampai beneran mati didalam.
"Eh serius nih hyung, cek dulu ya." Ujar Kai, ia mene mpelkan telinga kedekat pintu. Membatalkan niat Namjoon yang mau menghampiri Taehyung minta ku nci untuk sekedar mengecek keadaannya Jungkook.
"Ya neo! Yeoja!" Panggil Namjoon. "Tidak apa?" Sepi dan ketiganya tidak mendapatkan balasan apapun, baru Namjoon mau menyuruh Sehun meminta kunci sampai dobrakan kencang dipintu dan berefek be-sar bagi Kai yang setia menempelkan telinga pada pintu, hampir saja telinganya terkena gangguan.
"Apa hah?! Kalian pikir aku mati?!" Bentaknya.
"MaTyaf aku tak akan mati semudah itu sebelum aku membalas kalian!" Bentak Jungkook sambil melem-par bola didalam kebadan pintu ruang penyimpanan.
"Ampun deh." Sehun mengelus dada mereda shock.
"Eh, kita mau latihan j-" ; "Jangan banyak bicara!" Bentakan lagi membuat Kai terkejut sekaligus lupa dengan apa yang mau ia katakan karena bentakan.
"Kalian bersenang-senanglah dulu, tunggu saja pem balasanku." Ujar Jungkook lalu kembali hening lagi. Namjoon Kai dan Sehun pergi sambil mengelus dada.
…
😂 TBC 😂
…
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top