Lovasket - Chapter 3
"Saem, saem yakin mau memperkerjakan perempuan itu?" Tanya Taehyung se sarkastik mungkin, dan sepertinya Mark saem hanya memasang poker face.
"Jeon Jungkook, Tae, iya saem yakin." Ujar Mark.
"Kenapa harus dia sih saem? Tidak ada orang lain memangnya?" Tanya Taehyung, sekalipun Mark su-dah menjelaskan dari sabang sampai merauke pun Taehyung tetap tak bisa menerima keputusan itu.
"Ayolah saem, ap-" CKLEK. Suara pintu dibelakang Taehyung terbuka menampilkan seorang gadis ber surai hitam dan rambut diikat pony membuatnya terlihat sporty sekaligus imut dalam bersamaan.
"Ah maaf saem, saya akan datang lagi nanti." Ujar Jungkook dan ia batal menutup pintu karena Mark menahan kepergian Jungkook dan mengajak gabung, jelas sekali tanda penolakan dari kapten basket ini.
"Jungkook, begitu saja tak apa kan? Ini kapten klub basket putra namanya Kim Taehyung, seangkatan denganmu apa kau pernah mengenalnya sebelum ini Kook?" Jungkook menggeleng, ia tak kenal orang ini.
"Panggil saja dia Taehyung seperti yang lain mema-nggilnya begitu." Ujar Mark saem dan Taehyung pun mendelik tak suka, Jungkook tersenyum tidak tulus. Ogah kali mau kenal sama lo! Kira-kira begitulah. Jungkook tak akan mau mengajaknya bersalaman, apa lagi kelihatan sekali Taehyung tak suka pada nya. Ia tak sebaik itu mengajak salaman duluan.
"Kalau begitu kita langsung saja ke gym, Jungkook. Tolong siapkan barang-barang yang akan diperlu-kan nanti seperti handuk juga minuman isotonik di ruang olahraga, juga ambilkan bola." Ujar Mark.
"Ne, arasseo saem." Ujar Jungkook bernada tegas.
"Perlu dibantu Taehyung?" Taehyung sudah berniat mencakar saemnya tapi batal saat Jungkook bicara.
"Tidak usah dan tidak perlu saem, aku bisa sendiri." Ujar Jungkook langsung ngacir dari sana, kembali ia membawakan barang yang diperlukan dalam jumlah banyak dan ia letakkan disebuah keranjang besar lalu ia dorong membawanya masuk ke dalam gym.
"Jadi ini asisten pelatih barunya?" Ujar Kris ketus, Kris memang paling ketus sedang kan Namjoon itu paling kasar kalau bicara. Tapi keduanya akrab saja.
"Tch, biasa." Ujar Namjoon membuat Jungkook deng an senang hati berniat mencabik-cabik wajahnya.
"Untuk apa dia disini sih?" Ujar Seokjin, ketus juga.
"Yah begini saja, kita mulai perkenalannya. Ini Jeon Jungkook." Ujar Mark saem datar dan dibalas biasa.
"Dah tahu saem." Mark hanya bisa facepalm saja.
"Kook, kenalkan ini Kim Seokjin." Ujar Mark cepat.
"Ini Kim Namjoon, ini Wu Yi-Fan dan kau bisa mema nggilnya Kris, ini Oh Sehun, ini Kim Jongin dan bisa kau panggil Kai, ini Jung Hoseok, ini Park Jimin, ini Min Yoongi, ini Kunpimook Bhuwakul..." Mark berhen-ti sejenak saat menyadari ekspresi heran Jungkook.
"Dia campuran dari orang Thailand, panggil saja dia Bambam. Dia dibawahmu." Ujar Mark padanya. Bam bam sempat tersenyum pada Jungkook tapi langsu-ng mingslep karena dipelototi horror oleh lainnya.
"Dan ini Choi Yugyeom juga Choi Yongjae." Jungkook mengernyitkan keningnya, keduanya terlihat mirip.
"Mereka anak kembar, tak perlu bingung begitu." Ujar Mark saem, Jungkook hanya ber-ooh ria saja.
"Kembar ya pasti mirip, gitu saja bingung." Yoongi angkat bicara, sabar Jungkook tabahkan hatimu.
"Sebenarnya masih ada satu lagi namanya Xiumin, tapi entah mungkin dia bolos latihan lagi." Selesai itu Mark pun menunjuk kearah Taehyung dipinggir.
"Kalau itu kau sudah kenal bukan?" Yeah right, pria nyebelin nan aneh bin absurd. Itu menurut Jungkook, heran deh ganteng-ganteng tapi nyebelin ampun.
"Kalau gitu sudah ingat?" Tanya Mark saem datar,
"Yang pirang itu Kim Namjoon seonbae, yang ram-butnya coklat itu Kim Seokjin seombae, yang wajah nya seperti orang Canada itu Wu Yi-Fan alias Kris seonbae, yang rambutnya orange itu Kim Taehyung, yang rambutnya mint itu Min Yoongi seonbae, yang rambut hitam tertata rapi itu Kunpimook Bhuwakul alias Bambam, yang rambut hitam agak acak-acak an itu Park Jimin, yang seperti es krim itu Oh Sehun, yang disebelah Oh Sehun yang kulitnya agak tan dan rambutnya seperti Bambam itu Kai atau Kim Jongin, yang rambutnya hitam jabrik itu Jung Ho Seok seonbae dan terakhir si kembar Choi, yang ini Yongjae dan yang ini Yugyeom." Jungkook tidak sa-lah sedikit pun begitu juga kasus sikembar Choi ini.
"Kok tahu?" Tanya Yongjae dan Yugyeom bareng.
"Mata Yongjae coklat dan Yugyeom hitam." Jawab Jungkook, duo Y itu hanya ber Wow ria karenanya.
"Hebat juga, padahal appa dan eomma masih suka tertukar." Ujar Yongjae, Sehun pun nyeletuk lagi.
"Mungkin kau bukan anaknya, tanyakan dulu yang jelas Jae." Ujar Sehun dibalas tawa oleh yang lain.
"Lagi pula kenapa harus serba sama sih? Potong rambut mungkin, atau salah satu dari kalian pakai apa kek gitu biar mudah dibedakan." Protes Kai, duo Y bertatapan sejenak kemudian kembali menoleh.
"Alah, bawel!" Seru keduanya kompakan, tiba-tiba peluit nyaring nan berisik milik Mark saem berbunyi.
"Kenapa ngobrol? Lupa ini waktunya latihan? Lari dulu 20× keliling lapangan." Semua tak terkecuali Jungkook ikutan shock saat mendengar seruan itu, seruan dari tengah Gym yang suara Mark Saem di paksa naik beberapa oktaf agar terdengar mereka.
"WHAT?! MAU BIKIN KITA MATI MUDA SAEM?!" Seru Namjoon dan Kris berbarengan, shock berat.
"Mau ditambah jadi 30?" ; "Tidak saem, thanks."
.
"Hai Kookie cutie cupcake~ kudengar kau jadi asist-en pelatih klub basket ya? Apa sebegitu putus asa nya sampai harus menerima pekerjaan begitu? Lagi pula itukan melelahkan, mana gajinya dikit kerja ba nyak. Iiiih! Gak banget!" Seru Hani sok dibuat jijik, Jungkook memutar lagi bola matanya 360 derajat.
"Mau apa? Lapor ayahmu dan memecatku lagi? Aku rasa walau aku orang kaya dulunya aku tidak selicik itu kok, dasar anak manja." Ujar Jungkook datar.
"Kau ini benar-ben-" ; "Hani!" Gertak seseorang, ia adalah Woozi. Hani mau tak mau segera pergi dan ia meninggalkan Woozi juga Jungkook berduaan disana.
"Ah hai Kook." ; "Hey juga." Ujar Jungkook, ia meng-ambil barang keperluan diloker lalu pergi meninggal kan Woozi yang masih saja keras kepala padanya.
"Apa lagi sih? Lepas." Ujar Jungkook datar.
"Boleh minta waktu?" Tanya Woozi.
"Gak sibuk, permisi." ; "Eh Kook sebentar!" Woozi ma sih bersikeras menahan Jungkook sebelum ia pergi.
"Woozi seonbae, aku yakin kau memang masih ada ur usan lebih penting selain meminta waktuku dan aku tak punya waktu untukmu JADI aku mau kau membi-arkan aku pergi karena aku masih ada urusan lain dan itu bukan denganmu." Jungkook menepis kuat-kuat pegangan Woozi lalu menyingkir dari sana.
'Aku sudah janji mau membuka lembaran hidup baru dan melupakan semua orang dimasa lalu, aku sudah berjanji dan aku akan melakukannya. Maafkan aku karena kau adalah salah satu dari masa lalu kelam ku Woozi seonbae.' Ujar Jungkook dalam hatinya sam bil menahan tangisan yang tadi sudah hampir out.
.
"Aku pulang." Jungkook menghempaskan dirinya di atas sebuah sofa, sekarang ia sedang dipijat oleh bibi Lee karena badannya yang hampir saja rontok.
"Aauw! Sakit bi!" Pekik Jungkook tiba-tiba saja.
"Ampun deh Kook, kalau tak sanggup jadi asisten ya jangan dipaksain. Mending kamu mundur saja." Ujar Wonwoo, tak tega melihat Jungkook meringis terus.
"Udah enakan kok bi, makasih bi." Ujar Jungkook.
"Nona mau sesuatu?" ; "Eng... apa saja deh bi." Se perginya sang bibi, Jungkook pun angkat bicara.
"Oppa, Kookie kan sudah bilang kalau mungkin ini ba kal berat tapi Kookie akan terus lanjut dan berjuang karena ini sudah jadi pilihannya Kookie. Oppa harus nya dukung aku dong!" Seru Jungkook sambil menyi-langkan kedua tangannya didepan dada dengan wa jah sebal menatap lurus kearah Wonwoo oppanya itu.
"Iya sih Kook tapi oppa nggak mau kamu maksain di-ri kamu." Ujar Wonwoo, Jungkook geleng kepala.
"Pokoknya tugas oppa mudah kok, dukung aku dan aku akan selalu berjuang untuk itu!" Serunya sema- ngat dan Wonwoo cukup waras untuk tidak mematah kan semangat Jungkook yang 불티오르네 (It's burn).
"Yah, apapun itu pokoknya kalau ada yang macam-macam maka lapor saja pada oppa mengerti?" Dan Jungkook mengangguk cepat tanda ia menyetujui.
.
"Guys, tak adakah yang punya cara untuk mengusir Jungkook dari jabatan asisten pelatih?" Ujar Kris saat ia dan teman-temannya duduk berjamaah di ruang istirahat khusus tempat para pemain basket.
"Nope belum ada ide." Ujar Hoseok lalu duduk, pegal.
"Menyebalkan sekali sih dia! Lagian kenapa coba dia harus jadi asisten pelatih." Keluh Namjoon akhirnya.
"Kalau kata Taehyung sih, cuman dia yang ngelamar dan mau digaji murah. Sisanya tidak mau." Ujar Ji-min dan Kris menendang kursi membuat Yoongi ya-ng sedang tiduran itu menyumpah serapahi dirinya.
"Mereka pikir apa sih?! Mau digaji berapa memang nya?! Mau seperti atlit pemain NBA yang patah tu-lang saja dibiayai jutaan dolar?!" Seru Kris mulai deh ngelanturnya, Kris punya kebiasaan buruk guys.
"Kalau patahnya banyak cepat kaya dong." Ini dia si bocah bolot alias Kai Wolakai, Kalakai (mian EXO-L).
"Ada cepat mati bodoh! Memangnya mau lumpuh se umur hidup?!" Bentakan Seokjin membuatnya diam.
"Harusnya kita lempar dia bola basket, aku yakin d-ia pasti akan berteriak 'AAW!' kalau sampai kena." Ujar Kris, darahnya sudah terasa sangat panas.
"Kalau begitu kenapa tidak kita senter saja dengan bola tadi, kalau perlu kau gulung dan shoot ke ring." Celetuk Yongjae, diamini beberapa temannya itu.
"Lagian kok bisa sih dia sampai mau kerja disini?" Ujar Yugyeom bingung, begitu juga Bambam dikiri.
"Ya karena dia BANGKRUT!" Begitulah pemikiran mereka semua tentang nasib Jungkook sekarang ini.
"Apa iya separah itu? Maksudku Jungkook seonbae kan cantik, kenapa tidak jadi model saja. Pasti ada yang mau kok." Ujar Bambam tak lupa sopan santun.
"Benar juga." Ujar Kris diamini teman yang lain.
"Yah gak semua mau jadi artis atau model bukan? Contohnya aku lebih memilih menjadi pemain basket daripada agensi iklan." Ucapan Kai membuat semua orang melirik malas begitu juga Yoongi dan kapten.
"Kau ikut agensi iklan? Kiamat Kai!" Seru mereka.
… 🏀🏀🏀 …
Jungkook datang kesekolah, hari ini Hani juga dua te mannya Dasom dan Junghwa sepertinya sibuk diklub Cheer mereka dan Jungkook sedang bebas. Saat ia berjalan ia menemui orang yang cukup ia kenal yaitu Xiumin, Xiumin itu pacar Dasom which is one of her enemy jadi Jungkook cukuo mengenal sosok Xiumin.
'Kenapa dia lirik kanan kiri terus?" Pikir Jungkook, penasaran ia pun mengikuti sosok Xiumin yang pergi ke toilet pria. Mau tak mau Jungkook stand by dan karenanya semua orang memperhatikannya heran.
"Apa? Apa dilarang kalau mau berdiri didepan pintu toilet?" Bentak Jungkook kemudian, karena lama ti-dak keluar juga. Jungkook niat pergi sampai BRUK!
"Aduuuh! Jalan lihat-lihat dong!" Serunya tanpa me lihat siapa yang baru saja Jungkook bentak tadi.
"Siap- Oh Jeon Jungkook." Kata orang yang tadi me nabrak Jungkook dengan nada cukup merendahkan.
"Lalu kenapa? Tidak suka? Memang kenapa kalau aku menabrakmu? Mau lapor? Maaf ya aku tidak takut, kau bukan siapa-siapa lagi sekarang. Boleh saja dulu kau bertingkah berkuasa dan orang akan takut tapi sekarang, bahkan tidak ada yang peduli padamu." Ujar orang itu tanpa merasa bersalah lalu pergi, Jungkook tak terima pun mengejar dan mena-rik orang itu untuk kembali berhadapan dengannya.
"Hei! Memang kenapa kalau aku bukan siapa-siapa lagi? Kalo kamu dan temanmu pikir kalian bisa mem balas merendahkan aku atas musibahku sekarang kamu salah besae Xiumin! Dan kalau kamu pikir aku akan ketakutan atas ucapan kamu tadi kamu juga salah! Dengar Xiumin, aku boleh kehilangan semua tapi nggak ada yang boleh merendahkan aku mau pun keluargaku. Nggak boleh ada satupun, ingat itu baik-baik!" Ujar Jungkook lalu pergi dari sana.
.
Ucapan Xiumin masih terngiang ditelinga Jungkook, itu masih membuatnya panas dingin. Memandang kearah ring basket dan berniat sekali untuk melem- par Xiumin masuk ke ring tapi tidak, saat ini ia seda ng membantu Mark saem untuk mengobservasi law-an pertama di InterHigh nanti dan tiba-tiba saja se suatu mampir dengan tepat diatas kepala Jungkook.
"Auw!" Jungkook memekik kaget dan mendapati se- mua orang tertawa puas, minus wajah Bambam ya-ng terlihat sekali kalau ia tak enak hati pada nya.
"WUAHAHAHA! Rasain!" Seru Kris tak lupa tawanya yang menggelegar bahagia sekali, rupanya dia sang pelaku pelemparan bola basket kekepala Jungkook.
"Kenapa hah? Tidak terima? Lempar balik saja!" Tantang Kris dan melenggang pergi membelakangi.
"Eh, seonbae tidak bisa lebih sopan ya? Kalau mau meminta orang melakukan sesuatu itu pakai tolong."
"Lalu kenapa? Ini bukan sedang kursus kepribadian tahu! Untuk apa harus bersikap sopan padamu?!"
"Kalau begitu seonbae harus mengikuti kursus itu."
"Please, berhenti berbicara sok formal dan pakai ka ta seonbae. Aku tak merasa kau adik kelasku and you're not belong here miss so get off or I'll kick you out bitches!" Ujar Kris membuat Jungkook emosi.
"Kau! Dasar tidak sopan!" BUGH! Bola basket suk-ses mendarat cukup kencang dipunggung Kris, baru saja ia mau maju menerkam Jungkook tapi tak jadi saat Mark saem tiba-tiba saja sudah masuk ke gym.
"Kau mau apa Kris?" Tanya Mark saem galak.
"Tidak apa kok Mark saem." Ujar Jungkook segera menengahi lalu berlalu, Kris kembali ke temannnya dan Mark saem menghampiri Jungkook lebih dulu.
"Apa Kris mengatakan sesuatu padamu?" Tanya Mark saem, Jungkook pun segera menggeleng cepat.
"Tidak Mark saem, hanya mau membuat kesal saja." Ujar Jungkook dan Mark pun mengangguk mengerti.
"Ah begitu, yah bertahanlah menghadapinya." Jung Kook hanya mengangguk lesu sebagai jawabannya.
"Jangan minder begitu Jungkook, mereka hanya luar nya saja terlihat galak tapi dalamnya mereka baik." Ujar Mark meyakinkan asisten kesayangannya itu.
"Begitu ya saem?" Mark pun mengangguk mantap.
"Arasseo saem." Ujar Jungkook lebih semangat lagi.
.
"Jadi bagaimana Taehyung? Apa pendapatmu soal Jungkook?" Taehyung memutar bola mata malas, ia tahu pasti saemnya memanggilnya perihal Jungkook.
"Biasa saja kok saem, tapi saya memang tidak suka padanya." Jawab Taehyung, Mark saem menyesap kopi cappuccino yang tadi dibuatkan oleh Jungkook.
"Setidaknya kau tak berniatkah memberinya kesem patan kedua?" Tanya Mark saem lagi padanya.
"Saem, klub basket tidak hanya saya." Jawabnya.
"Justru karena itu Tae," Ujar Mark saem ambigu.
"Maksud saem?" ; "Anak-anak klub sangat nurut padamu, entah itu diatas atau dibawahmu. Mereka sangat respect padamu, kadang malah saem pikir mereka lebih takut padamu daripada pada Saem." Jawab Mark, memang benar sih kata Mark saem ka-lau Taehyung memang punya rasa solid tinggi dan ia satu-satunya yang punya hak memanggil kakaknya itu dengan nama, maksud kakak itu seonbae linenya.
"Itu hanya feeling saem kali." Sergah Taehyung dan Mark hanya tersenyum lalu kembali menyesap kopi.
"Apa kau punya masalah dengan Jungkook?"
"Tidak kok saem, saya hanya tak suka saja."
"Taehyung, saem tahu kamu kalau membenci sesua-tu pasti ada alasan kuat. Kami tak akan sembarang memusuhi orang lain tanpa alasan logis seperti itu." Ujar Mark saem kemudian menatap Taehyung jahil.
"Apa kau termasuk daftar rejectannya Jungkook?" Taehyung melongo karena ucapan saemnya saat ini.
"Idih ogah! Nggak banget deh saem!" Seru Taehyu-ng, Mark saem hanya bisa tertawa mendengarnya.
"Gini aja deh saem, saya akan bilang ke yang lain un tuk memberi kesempatan pada perempuan ini. Tapi saya nggak janji kalau mereka gak akan menyulit-kannya." Ujar Taehyung diakhir perdebatan.
"Jungkook, namanya Jeon Jungkook." Ujar Mark.
"Apa kata saem deh." Ujar Taehyung saat ucapan nya tadi diralat oleh Mark yang tersenyum puas.
…
🌂 TBC 🌂
…
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top