11. Hari Pertama

Satu hari telah terlewati sejak Noel kehilangan kekuatan. Ia tidak bisa tidur semalaman. Setelah makan malam bersama Ecart Johnson, sang pemilik rumah, perasaan Noel terus gelisah. Mr. Johnson adalah seorang politikus muda yang mewarisi kekayaan orang tuanya. Ia sudah menikah dengan dua orang putra yang berumur delapan dan enam tahun. Mrs. Johnson juga menyambut kedatangan anak-anak dari Akademi Diora dengan baik. Mereka rupanya telah bekerja sama dengan pihak Akademi untuk menyalurkan tenaga magang dari anak-anak yang terpilih.

Sayangnya, karena saat ini Noel dan teman-temannya tengah kehilangan kekuatan, mereka pun hanya diminta untuk mengerjakan pekerjaan administrasi biasa yang sangat membosankan. Hari pertama mereka bekerja hanya dihabiskan untuk berkeliling seluruh departemen untuk memperkenalkan diri. Para senior lantas memperlakukan mereka dengan tak acuh. Mereka berakhir di departemen yang berbeda-beda dan semuanya sibuk dengan pekerjaan remeh yang diperintahkan oleh para senior.

Noel harus bolak-balik mengcopy dokumen yang isinya benar-benar tidak penting – menurutnya tidak ada yang akan membaca dokumen tebal membosankan tentang pasal-pasal yang tidak jelas itu –, sementara Ammy dan Kayla kerap disuruh membuatkan kopi atau membelikan camilan ringan untuk para pegawai di sana. Baru hari pertama bekerja, tetapi rasanya sudah sangat menyebalkan. Baik mental dan fisik mereka benar-benar dibuat lelah.

"Ini tidak bisa diterima. Kita diperlakukan seperti pembantu di tempat ini. Mereka bahkan tidak peduli pada nama kita dan hanya memanggil dengan sebutan pegawai magang," rutuk Noel pada jam istirahat. Melalui pesan singkat, keempat anak itu pun berkumpul di ruangan arsip yang tersembunyi. Tempat itu tidak banyak dikunjungi sehingga menjadi semacam markas darurat bagi mereka.

"Tanganku sampai melepuh gara-gara terkena air panas. Orang-orang itu minum dengan rakus. Setiap lima belas menit sekali mereka meminta sesuatu padaku. Bahkan orangtuaku di rumah saja tidak pernah menyuruh-nyuruhku begini," keluh Ammy sembari memperlihatkan jari telunjuknya yang memerah karena siraman air panas.

"Kita harus menjalani neraka ini selama satu bulan. Aku tidak pernah bercita-cita untuk bekerja di pemerintahan," desah Seth sembari menyandarkan punggungnya di kursi.

"Lalu di mana anak menyebalkan itu? Kau tidak memasukkannya dalam grup chat, Noel?" tanya Kayla yang menyadari absennya Oscar dari perkumpulan rahasia tersebut.

"Memangnya anak itu akan mendengarkan kita? Aku sudah memasukkannya ke grup chat kita, tapi dia selalu keluar seenaknya," tukas Noel malas.

"Dasar anak tidak tahu diri," balas Kayla kesal.

"Ngomong-ngomong soal Oscar, beberapa waktu lalu aku berbicara dengan adikku. Dia memberiku saran yang brilian. Kekuatan Oscar itu mungkin bisa membantu band kita agar bisa tampil dengan aman," tukas Noel yang mendadak teringat percakapannya dengan Nora.

"Kau masih akan membahas hal itu di saat seperti ini, Noel Litera? Serius?!" sergah Kayla menyemburkan kekesalannya yang seolah tak berujung.

"Kalian benar-benar akan menyerah tentang Louvre? Ayolah, bukankah ini seperti takdir. Kita tiba-tiba disatukan dengan Oscar. Mungkin dia bisa jadi penyelamat kita. Kalau kita bisa mencoba sekali lagi untuk membuktikan ...."

"Setelah menimbulkan masalah sebesar itu kau masih ingin mencoba? Berpikirlah rasional. Itu hanya ambisi pribadimu sendiri. Jangan seret aku dalam masalah yang lebih besar!" seru Kayla memotong ucapan Noel.

Seketika Noel terdiam. Raut wajahnya menunjukkan kekecewaan yang besar. Ammy dan Seth yang menyadari hal itu pun hanya saling berpandangan dengan khawatir.

"Lagi pula Oscar itu kan orang yang sulit didekati. Dan kekuatannya juga berbahaya. Bagaimana kalau ia justru menyerap habis energi kita. Itu adalah alasan kenapa anak-anak lain menjauhi Oscar," tukas Ammy mencoba menengahi. Gadis itu lantas menyenggol Seth agar membantunya meredakan pertengkaran Noel dan Kayla yang sudah hampir meledak.

"Aku tidak keberatan. Aku suka hal-hal yang menantang," ucap Seth tiba-tiba. Kata-katanya itu sontak membuat ketiga temannya menoleh tak percaya.

"Kita sudah berteman selama enam tahun. Aku mendukung kalian semua sepenuh hatiku. Bahkan kalau Kayla mencoba untuk menghancurkan tempat ini dengan kekuatan gitarnya, aku juga akan bergabung. Apa pun yang kita lakukan bersama selalu menyenangkan," tambah Seth sembari tersenyum.

Kayla hanya mengela napas pelan, sementara Ammy ikut tersenyum bersama Seth. Kata-kata Seth membuat mereka mengingat betapa dalamnya persahabatan mereka selama ini.

Noel mendengkus pelan lantas turut tersenyum. "Terima kasih, Seth. Aku akan mencoba memikirkan caranya. Sementara itu kita harus melewati satu bulan penyiksaan dulu di tempat ini," tutup Noel kemudian. 

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top