33. Pernyataan Valna

Aku dan Eras memutuskan untuk berbicara mengenai banyak hal. Tiba-tiba saja aku melihat cahaya hijau di belakang Eras.

"Valna!" Aku berdiri dari dudukku.

"Siapa?" tanya Eras yang menoleh ke arah pandangku.

"Nanti ngobrol lagi ya, ada satu orang lagi yang ingin aku sapa," kataku sambil beranjak, tak lupa Koni mengikutiku dari belakang.

Aku terus berlari sampai ditempat dimana aku bertemu Valna. Cahaya hijau yang tidak sengaja aku lihat tadi juga berhenti hingga saling berkumpul dan menjadi sebuah sosok. Kepalanya menoleh ke belakang, kearahku dengan senyuman.

"Valna!"

"Selamat datang kembali Lan," kata Valna dengan senyuman.

Saat aku ingin memeluknya, tanganku melewati tubuh Valna. "Oh iya, tidak bisa di pegang," kataku sedih.

Valna tertawa pelan. "Iya, aku juga tidak bisa membawamu ke sana lagi. Pelindung yang selama ini menahan kekuatanku sudah hancur. Terima kasih sudah mau ikut melindungi mereka semua," kata Valna sambil menunduk dan membuatku kaget.

"Eh! Eh!! Jangan menunduk gitu! Lagi pula mereka yang sudah mau begitu saja menerima aku yang notabennya orang asing, bahkan di dunia ini. Jadi aku mau membalas budi ke mereka ... dan kepadamu juga, Valna." Mendengar perkataanku Valna melihatku bingung. "Amroth yang menceritakan kepadaku kalau aku dipilih," lanjutku dengan wajah serius.

Valna menutup matanya sambil tersenyum. "Jadi begitu, Lan sudah tau semuanya ya?"

"Tidak semuanya!" potongku kesal. "Amroth malah lupa kenapa Valna memilihku. Padahal itu adalah bagian yang paling penting dari pada yang lainnya," dengusku kesal.

"Bukankah itu sudah pernah aku katakan sebelumnya?" tanya Valna yang menunjukkan ekspresi menahan tawa.

"Apa?"

"Kamu tidak akan meninggalkan rekanmu sendiri," kata Valna dengan senyuman manis. "Saat itu aku tidak sengaja melihatmu sedang berlari bersama kelompokmu yang besar."

Maksudnya sekolah? Organisasi?

"Kamu melihat seseorang yang kelelahan. Awalnya kamu melewatinya begitu saja dengan ekspresi terbebani tetapi kamu kembali mundur dan menawarkan bantuan. Bukan hanya menyerah saat ditolak tetapi kamu melakukan hal lebih untuk membantunya."

"Oh iya, itu sih gara-gara aku juga pernah di posisi orang itu. Lalu kenapa dengan hal itu?" tanyaku bingung.

"Tidakkah kamu tahu sudah berapa banyak orang yang melewati orang itu? Menganggap orang itu tidak ada tetapi kamu malah tetap di sana sampai orang yang kelelahan itu sudah aman," jelas Valna dengan senyuman lebar. "Aksi itu membuatku tertarik dengan gerak-gerikmu. Hingga akhirnya aku menganggap kamu benar-benar cocok untuk tugas ini."

"Kon!!" Koni melihatku dengan suara yang riang. Untukku, mata Koni seperti menyetujui perkataan Valna.

"Tapi ... apa benar aku cocok dengan tugas ini? Jujur saja sampai detik ini aku sama sekali tidak percaya sama sekali." Aku tidak berani menatap Valna yang berada di depanku. "Selama ini aku selalu berada di zona nyamanku dan tidak ada keinginan untuk beranjak dari sana," kataku yang menekuk kedua alisku dalam-dalam.

"Kalau begitu dobrak pintumu!"

"Ha?" Aku menatap Valna bingung dan kaget.

"Kamu itu punya kemampuan. Jangan disia-siakan begitu! Sudah ada tiga avra yang kamu kumpulkan. Itu artinya sudah ada tiga ras yang mengkuimu dan mengizinkanmu memiliki avra mereka. Salah satunya aku," jelas Valna yang menunjuk dirinya sendiri dengan riang dan membuatku tertawa melihat tingkahnya.

Jari Valna menyentuh dahiku dan terlihat tiga warna avra di sana. "Ada pemimpin ras yang membuat avra tidak pernah mengizinkan ras lain memiliki avranya, seperti Amroth contohnya. Harus ada pelatihan keras."

"Itukan karena kemarin ras Elf membutuhkan bantuanku," elakku.

Valna menggeleng. "Kalau hanya karena itu, avra merahmu sudah menghilang pagi ini tetapi avra merah masih ada padamu," jelas Valna yang menurunkan warna merah di depan mataku. "Lagi pula kalau tidak ada Lan, mungkin kemarin sudah menjadi kepunahan ras elf."

"Apa? Tidak, tidak mungkin yang kemarin sampe kepunahan ras elf lah," kataku yang merasa apa yang dikatan Valna terlalu berat.

"Kalau begitu tanyakan saja langsung kepada mereka," kata Valna yang mengarahkan telapak tangannya ke samping.

"MaksdunyaaAAAAAA!!!" Tiba-tiba aku bisa melihat mereka yang menguping berjamaah. "Sejak kapan kalian di sana?!" tanyaku yang masih kaget. Rasanya satu ras elf sudah berkumpul di tempat itu deh.

"Sejak, 'oh tidak bisa di pegang'?" kata Rose yang tersenyum ketakutan.

"Dari awal dong," kataku sambil menepuk wajahku sendiri.

"Lan, apa benar itu adalah Ketua Valna? Ketua Valna Selmer?" tanya kakek yang berdiri dari tempatnya.

"Ketua? Haha itu sudah tergantikan sejak lama bukan? Aku sudah tidak pantas di panggil begitu. Kata Valna," kataku yang menyampaikan perkataan Valna kepada mereka. "EH TUNGGU! Jadi kalian tidak bisa melihat Valna?!" seruku kaget.

"Tidakkah itu sedikit telat menyadarinya?" tanya Eras yang duduk di barisan depan.

"Padahal Elgin dan Amroth bisa menunjukkan diri kepada yang lainya. Apa ... Valna tidak bisa melakukannya karena kekuatan berkurang, dampak dari kerusakan pelindung?" tanyaku yang dibalas anggukan Valna. "Kalau gitu aku perbaiki."

"Tunggu, tunggu!" Valna langsung menghalangiku. "Kalau pun kamu perbaiki pelindung sekarang, kekuatanku tidak akan kembali tetapi kekuatanmu yang berkurang. Apa kamu yakin?" tanya Valna.

"Biar aku tebak, pelindung dibuat sampai mempertaruhkan nyawa?" Valna mengangguk.

"Lan! Jangan melakukan sesuatu yang beresiko!" seru pak Gilbert.

"Tenang saja, aku'kan punya tiga avra."

"Tidak." Aku melihat Valna. "Simpan saja avramu tetapi aku ingin meminta tolong padamu, pinjamkan aku tubuhmu."

Awalnya aku kaget dan bingung tetapi melihat ekspresi seriusnya, Valna tidak sedang main-main. "Silahkan," kataku sambil sedikit merentangkan tanganku.

Author POV

Lan yang sebelumnya menutup matanya kini terbuka perlahan. Aura wibawa langsung terpancar begitu saja, ditambah dengan senyuman lembut yang tidak terlihat seperti Lan.

"Halo semuanya. Aku senang melihat tidak ada yang terluka serius," kata Lan.

"Jangan-jangan, anda Ketua pertama?" tanya kakek yang membulatkan matanya.

Lan hanya membalas dengan senyuman. "Aku sudah tidak pantas lagi dipanggil ketua olehmu," kata Lan dengan tawa lembut, tidak seperti Lan biasanya.

"Tidak, anda akan menjadi ketua pertama untuk selamanya," kata kakek yang menunduk, begitu juga seperti yang dilakukan oleh lainnya.

"Tolong angkat kepala kalian, aku tidak punya banyak waktu jadi aku akan mempersingkat," kata Lan dengan ekspresi serius.

Semuanya langsung melihat ke arah Lan dengan serius juga, menunggu apa yang akan diberitahukan oleh Valna yang menggunakan tubuh Lan.

Ekspresi serius hilang dari wajah Lan, digantikan oleh wajah lembut dan kasih sayang. "Terima kasih kalian sudah bertahan sampai detik ini." Lan menunduk yang membuat yang lainnya kaget dan panik. "Maaf aku sudah tidak bisa melindungi kalian."

"Tidak, anda sudah berbuat banyak bagi kami semua. Tolong berhentilah menunduk," kata kakek, satu-satunya yang berani berbicara dengan Valna.

"Sudah hampir tidak ada kekuatanku yang tersisa, karena itu terimalah hadiah yang aku berikan untuk kalian. Semoga kalian bisa menggunakannya dengan baik," kata Lan yang merentangkan tangannya dan terlihat sinar-sinar hijau, avra, kecil menyebar ke elf dan menghilang.

Semua masih mengagumi apa yang barusan terjadi. Lan, yang tubuhnya sudah tidak dipinjam Valna, langsung lemas dan mulai terjatuh. Eras yang menyadari langsung cepat-cepat berlari ke arah Lan dan menangkapnya. Koni yang berada di dekat Lan sudah siap tubuh kalau Lan sampai roboh, tetapi ternyata Eras sudah berhasil menangkap Lan.

"Eras," panggil Lan dengan suara purau.

"Ya?"

"Ngantuk," kata Lan dengan mata mulai terpejam.

Eras tertawa pelan. "Tidurlah," kata Eras dengan suara lembut.

.
.
.
.
.

-(16/03/2021)-

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top