Roda Nasib
Happy reading n enjoy this story
Jin Hyuk yang menggendong sang Putri berjalan menuju mobilnya. Hae Jin mengikuti dari belakang. Sebelum seseorang berteriak mengejutkan mereka.
"Berhenti disitu!" Jun Ki berlari menghadang. Bersiap menyerang.
Hae Jin mengambil pistol dari balik jas. Jin Hyuk menatap tajam Jun Ki.
"Tu-tunggu, Jun. Kau..." Sang Putri terkejut menyadari pengawalnya berada dihadapannya. "Tolong turunkan aku," sambung Violetta meminta Jin Hyuk untuk menurunkannya.
Jin Hyuk menurunkan Violetta dari gendongannya. Violetta yang terlalu senang mengetahui Jun Ki baik-baik saja dihadapannya, langsung berlari dan memeluk pria itu erat. "Huhuhu... Jun... Syukurlah..." tangis sang Putri meledak.
Jun Ki membalas pelukan hangat sang Putri. Batinnya sangat khawatir ketika melihat Violetta berada didalam gendongan orang lain.
"Ehem." Suara seseorang mengejutkan mereka.
Violetta melepas pelukannya dengan canggung. Ia hampir lupa bila ada dua orang pria yang menatap mereka dengan aneh.
"Siapa kau?" tanya Jun Ki tajam. Jujur saja pria tampan itu tidak suka dengan pria dihadapannya ini. Entah mengapa.
Jin Hyuk menyeringai. "Bukankah seharusnya kau yang memperkenalkan diri?"
"Kau..." Jun Ki maju selangkah, hampir saja ia ingin memukul pria sombong yang lebih tinggi darinya itu.
"Jun, jangan begitu. Dia yang menyelamatkanku," kata Violetta seraya menahan tangan sang pengawal.
Jun Ki menoleh. Menatap sang Putri yang tampak pucat. "Saya tetap tidak bisa membiarkannya."
"Mengapa tidak? Bila tidak ada dirinya, entah apa yang terjadi denganku," Violetta memeluk tubuhnya yang berbalut jas biru milik Jin Hyuk.
"Lalu, apa ini?" Jun Ki memegang ujung jas yang dipakai sang Putri.
"Ini--"
"Itu milikku. Aku tidak bisa membiarkan Nona itu kedinginan," jawab Jin Hyuk datar.
"Tuan Putri, Anda bisa melepasnya sekarang," kata Jun Ki pelan.
"Tuan Putri?" Jin Hyuk mengerutkan keningnya.
Aku tidak salah dengar? Tuan Putri? Aneh. Kenapa gadis itu dipanggil seperti itu? Batin Jin Hyuk tak mengerti.
Hae Jin yang sedari tadi hanya diam saja. Menoleh kearah Jin Hyuk. "Ada apa?"
"Ah tidak," jawab Jin Hyuk menoleh sekilas. Lalu menatap mereka lagi.
"Me-mengapa?" Violetta tidak mengerti dengan Jun Ki yang tidak seperti biasanya.
"Anda tidak bisa memakai barang milik orang lain," Jun Ki melepas jasnya kemudian menawarkan pada Violetta.
"Bukannya kau juga sama? Memang kau bukan orang lain?" balas sang Putri polos.
Jun Ki menelan ludahnya. Hatinya tertohok mendengar ucapan sang Putri. "Saya pengawal Anda, Tuan Putri."
"Dasar bodoh." Violetta menginjak kaki pengawalnya keras.
"Aww... Yang Mulia!" Jerit Jun Ki mengaduh seraya mengelus kaki yang diinjak Violetta.
"Ini gara-gara dirimu. Aku sudah bilang jangan panggil aku seperti itu kan? Kau tidak lihat, sekarang kita berada dimana?"
Jun Ki menundukkan kepalanya. Lagi-lagi ia lupa ada dua orang yang mengamati mereka.
"Yang Mulia?" Sekarang Hae Jin yang merasa aneh dengan ucapan Jun Ki.
Violetta menghela napasnya lelah. Ia harus segera menjelaskan sebelum muncul spekulasi yang menyulitkan. "Aku adalah Putri Mahkota dari Kerajaan Altheya, Violetta Rosalind Altheya. Ada sesuatu yang membuatku harus menyembunyikan identitasku. Jadi, tolong jangan beritahu siapapun," katanya sambil menangkupkan kedua tangannya.
"Kau berharap aku percaya hal itu? Yang benar saja, hahaha..." Hae Jin memandang Violetta remeh. Ia bahkan tertawa seolah mengejek.
"Hae Jin." Suara bariton Jin Hyuk yang menyebut namanya membuat pria tampan itu diam.
"Ehm, maaf. Tapi, dapatkah kau mempercayai ini? Dia Putri, lalu kita ini apa? Pangeran? Haha... Yang benar saja," ucap Hae Jin tak percaya.
Violetta hanya menundukkan kepalanya. Hatinya sedih karena semua perkataannya malah dianggap candaan.
Jun Ki mengepalkan tangannya, hampir saja ia memukul Hae Jin. Tapi suara sang Putri membuatnya diam.
"Kau boleh tidak mempercayainya. Yah, lagi pula ini pertemuan yang tidak biasa. Wajar bila kau menganggapnya seperti itu." Violetta menatap Hae Jin dengan pandangan nanar. Membuat pria yang ditatapnya merasa tidak nyaman.
"Aku percaya," ujar Jin Hyuk tiba-tiba.
Violetta menoleh, menatap Jin Hyuk terkejut. "Be-benarkah?"
"Ya, aku percaya padamu." Jin Hyuk menatap mata indah sang Putri dengan intens.
"Terserah kalian mau percaya atau tidak. Itu tidak ada hubungannya dengan kami," ucap Jun Ki sinis.
"Tuan Putri, kita harus segera mengobati kaki Anda," lanjutnya sambil menarik tangan sang Putri.
"Jun, apa-apaan kau ini!" Violetta yang terkejut dengan perilaku tak biasa pengawalnya menyentak tangan Jun Ki.
Jun Ki tersentak, kemudian membungkuk. "Mohon maafkan kelancangan saya, Yang Mulia."
"Bagaimana kau bisa seperti ini? Aku bahkan belum berterimakasih dengan benar."
"Maafkan saya, Yang Mulia." Jun Ki menunduk.
Violetta menggelengkan kepalanya. "Terima kasih, Tuan..."
"Jin Hyuk, itu namaku. Dan dia, Hae Jin."
"Ah iya, tuan Jin Hyuk dan tuan Hae Jin. Terima kasih. Bila tidak ada kalian, aku tidak tahu apa yang akan terjadi." Violetta membungkuk hormat.
"Kau berlebihan. Aku hanya menolong karena kau tampak kesulitan," kata Jin Hyuk.
"Ya, benar. Aku bahkan tidak melakukan apapun. Kenapa kau harus berterimakasih?" Hae Jin menimpali dengan tajam.
Jun Ki melotot mendengar perkataan Hae Jin. "Seharusnya kau bersyukur Tuan Putri mau melakukan hal itu. Bahkan dengan orang kasar sepertimu," sahutnya sinis.
Violetta menoleh, menatap sang pengawal tajam. "Jun Ki."
Jun Ki yang menyadari tatapan Violetta, menunduk. Kemudian menatap sang Putri. "Ta-tapi, Yang Mulia... dia benar-benar--"
Violetta masih menatap tajam Jun Ki yang sibuk membela diri. "Benar-benar?"
"Ah, tidak. Ini kesalahan saya," sambung Jun Ki menunduk lagi.
Kedua pria yang menatap mereka tampak mengerti kenapa Jun Ki begitu tunduk dengan sang Putri. Mungkin karena aura yang dia bawa, aura bangsawan begitu terasa.
Violetta tersenyum mendengar perkataan Jun Ki. Ia menoleh, menatap Jin Hyuk dan Hae Jin bergantian. "Maafkan aku telah merepotkan kalian. Aku akan membalas kebaikan kalian dilain waktu. Selamat malam." Violetta menundukkan kepalanya hormat.
Jin Hyuk dan Hae Jin membalas dengan menundukkan kepalanya.
"Itu sama sekali tidak merepotkan," kata Jin Hyuk.
Violetta tersenyum tipis. "Ah ya, ini--" hampir saja ia mengembalikan jas milik pria tampan itu.
Namun, Jin Hyuk malah menggeleng.
"Bawa saja. Kau lebih membutuhkan."
"Terima kasih. Aku akan mengembalikannya saat bersih."
"Tidak, Tuan Putri. Kita tidak akan bertemu mereka lagi." Jun Ki menggeleng.
"Benarkah? Kalau begitu, jika kita bertemu lagi... aku akan mengembalikannya."
Jin Hyuk mengangguk. Matanya menatap sang Putri dengan intens.
Violetta berbalik, disusul oleh sang pengawal.
Jin Hyuk masih memandang sang Putri sampai menghilang dibelokan.
Hae Jin menepuk pundaknya. "Ayo, kita juga harus pergi."
Roda nasib telah berputar.
Gewlaaaaaa...
Pas 1000 kata 🙈🙈🙈
Kuy vote, comment n share ❤️
Sebelumnya gw kasi nih potret ganteng Oppa2 😜😜😜
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top