6

Open Pre Order dari 25 Feb - 14 Mar 2021.
Harga 98k belum termasuk ongkir.
Free : Buku diary dan pena.

Di sarankan yang mau beli yang sudah cukup umur ya. Kalain tau lah isinya.
Bisa juga pesan dengan judul lain : My Angel 98k dan Ethereal 115k.
Minat chat 083821253952.

✨Happy Reading✨


Seperti yang Bella inginkan kini Victor lebih banyak menghabiskan waktu untuknya. Perlahan tapi pasti Bella ingin pria itu mengabaikan Lyna dan melupakan wanita itu. Ia ingin membuat sahabatnya itu merasakan apa yang ia rasakan. Sakit, perih dan sesak yang bercokol di dalam hatinya. Kekecewaan dan merasa di khianati.

Bagaimana ada sahabat setega dirinya. Bukan hanya menusuknya dari belakang wanita itu juga tak tau malu menyalahkannya karena menjadi penghalang kebahagiaan hubungannya dengan Victor.

"Sampai kapan?! Sampai kapan aku harus bertahan, Vic?! Tiga tahun. Sudah tiga tahun aku bertahan menjadi yang kedua. Dan sekarang aku tak tahan lagi! Aku sudah muak melihat kemesraanmu dengan Bella. Itu menyakitiku!" Lyna menatap marah Victor yang hanya menatapnya datar.

"Lalu apa maumu?"

Tangan wanita itu mengepal, air mata menggenang di matanya melihat ketenangan di wajah Victor. Pria ini jelas tak memikirkan perasaannya. Tak pernah! Dan akhir-akhir ini Victor lebih banyak menghabiskan waktu bersama Bella dan mengabaikannya.

Ia sudah tak tahan lagi. Namun ia juga tak bisa pergi dari Victor karena ia sangat mencintai pria sialan ini. Ia bahkan rela menjadi simpanan selama tiga tahun karena rasa cintanya yang begitu besar pada Victor.

"Kau mengatakan tak mencintainya bukan. Maka tinggalkan dia dan ayo kita hidup bersama. Tanpa siapapun yang menjadi penghalang kebahagiaan kita berdua." Lyna menatap Victor penuh harap.

"Kau tau dengan jelas aku tidak akan melakukannya." Victor menjawab tenang.

"Kenapa?! Katakan padaku kenapa?! Jika itu cinta tidakkah cinta dariku saja sudah cukup. Harus bagaimana lagi aku membuktikan cintaku padamu?! Kenapa kau lakukan ini padaku?! Kenapa kau terus menyakitiku?!"

Air mata kini mengalir dari mata Lyna. Ia merasa begitu sakit. Victor mengatakan tak mencintai Bella namun hingga saat ini terus bersikeras mempertahankan wanita itu lalu apa alasannya? Mengapa selalu ia yang tersakiti? Apa yang Bella miliki yang tak ia miliki? Mengapa dunia begitu tak adil padanya? Ia terus mempertanyakan semua itu.

"Aku akan memberitahu Bella!" Lyna menghapus air matanya kasar dan bersiap pergi.

Victor dengan cepat mencekal pergelangan tangan Lyna mencegah wanita itu pergi. "Kau tak bisa melakukannya.

Keduanya saat ini berada di dalam toilet yang kebetulan sedang sepi. Sebelum masuk Victor juga menguncinya untuk mencegah seseorang masuk dan mendengar pembicaraan mereka. Akan menjadi masalah jika ada yang memergoki mereka, di kantor itu siapa yang tak tau Victor adalah tunangan Bella.

Yang tak mereka ketahui sebelum mereka masuk Bella sudah lebih dulu ada di sana. Dan sekarang wanita itu mendengar sendiri pembicaraan keduanya tanpa harus repot-repot mendengarnya dari orang lain.

"Kau tak bisa melakukannya. Kau harus ingat posisi yang saat ini kau dapatkan itu karena Bella yang terus mempromosikanmu. Dan saat kuliah dulu berapa banyak dia membantumu hingga kau bisa lulus. Akan sangat kejam jika kau menyakitinya hanya demi kebahagiaanmu sendiri!"

Jabatan yang Lyna tempati saat ini memang karena Bella yang selalu memuji wanita itu pada atasannya. Bukan hanya itu, saat mereka masih kuliah pun entah berapa kali Bella membantu Lyna membayar uang kuliahnya.

Setelah semua yang Bella lakukan ia tak menyangka jika Lyna akan membalasnya seperti ini. Wanita iti bukan hanya tak tau malu karena berhubungan dengan tunangannya di belakangnya tapi Lyna juga tak memiliki hati. Lyna hanya mementingkan kebahagiaannya sendiri tanpa memikirkan perasaannya.

Bella bukan hanya akan menyadarkan Lyna tempatnya, wanita itu akan terus menjadi yang kedua dan menjadi bayangannya sampai waktunya tiba. Ia bukan orang jahat sebelumnya, keduanya lah yang telah memunculkan sisi jahatnya. Jika perlu Lyna harus menangis darah untuk membalas perbuatan wanita itu. Dan Victor, pria itu harus memohon di bawah kakinya agar ia tak meninggalkannya.

Perdebatan keduanya terus berlanjut hingga beberapa menit kemudian. Setelah mereka pergi Bella keluar dari bilik tempatnya berada. Ia berdiri di depan cermin menatap bayangan seorang wanita yang tersenyum ringan namun menatap dingin lawannya.

"Kalianlah yang telah membuatku seperti ini. Kalian suka bermain, maka ayo kita bermain seperti keinginan kalian."

Tiga tahun. Waktu tiga tahun bukanlah waktu sedikit keduanya mengkhianati dan membodohinya. Bella merasa seperti orang dungu yang di permainkan orang-orang yang ia sayangi dengan tulus.

Ia mencintai Victor, ia menyayangi Lyna seperti saudaranya sendiri. Ia melakukan apapun yang ia bisa untuk membantu keduanya bahkan tanpa mereka meminta karena pada dasarnya Bella adalah wanita yang baik.

Bukan salah Bella jika ia berubah menjadi pendendam pada keduanya. Victor dan Lyna lah yang telah menyebabkan wanita baik seperti Bella menjadi seperti ini.

Manusia takkan bisa selamanya menyembunyikan kebusukan karena pada akhirnya Tuhan akan menuntun jalan dan memperlihatkan kebenaran. Kini waktunya bagi Victor dan Lyna merasakan pembalasan atas perbuatan mereka pada Bella.

**

Senyum manis tersungging di bibir Bella. Wanita bergaun hitam itu melangkah anggun pada Victor yang menatapnya tertegun. "Aku sudah siap. Ayo!" Bella mengulurkan tangannya.

Victor berdehem. "Ya, ayo." Ia meraih uluran tangan Bella dan merangkul pinggang wanita itu mesra. Malam ini ia mengajak Bella makan malam di luar, ia tak menyangka jika Bella akan berpenampilan secantik ini. Sesekali ia melirik wanita itu yang membuatnya merasakan debaran aneh.

"Apa kau sakit?" Bella memiringkan kepalanya menatap Victor. Malam ini pria ini menjadi lebih pendiam.

"Tidak. Aku hanya.. hanya sedikit lelah." Victor terus mencoba menormalkan degub jantungnya. Entah kenapa tiba-tiba ia merasa gugup. Ia kehilangan ketenangan yang selalu melekat yang membayangi kepercayaan dirinya. Penyebabnya mungkin karena Bella yang berpenampilan bekali-kali lipat lebih cantik dari makan malam yang seminggu lalu mereka lakukan.

Keduanya memasuki mobil. Perjalanan di isi dengan keheningan, sesekali Bella bersenandung mengikuti lagu dari radio yang di putar. Suara lembut dan merdunya terdengar membuat hati Victor bergetar. Jantung Victor berdegub semakin kencang namun kali ini oleh perasaan resah, apalagi saat wanita ini menyanyikan bagian reff lagu 'We Don't Talk Anymore'.

I hate you, i love you.

...............

Lagu selesai, Bella mengalihkan pandangannya pada jendela menatap keramaian di luar sana. Suasana kembali hening. "Berapa lama kita bertiga bersahabat?" Suara lembutnya terdengar setelah beberapa waktu terdiam.

Buku jari Victor mencengkram setir dengan erat. Perasaan gelisah dan ketakutan tiba-tiba ia rasakan. Mungkinkah? Ia menggeleng mengusir pemikiran itu. Jika Bella mengetahui hubungan gelapnya dengan Lyna sudah pasti saat ini Bella membencinya dan tak akan lagi mau menemuinya. Ia sangat mengenal Bella yang membenci pengkhianatan.

"Tujuh tahun. Kenapa?" Ia melirik Bella hati-hati yang masih menatap keluar jendela mobil.

"Mm, tujuh tahun. Tidak apa-apa, aku hanya bertanya." Setelah itu Bella kembali diam. Begitu juga dengan Victor yang kehilangan kata-kata.

Perasaan asing yang tak pernah ia rasakan pada siapa pun sebelumnya kini muncul. Perasaan takut kehilangan. Entah mengapa tiba-tiba ia sangat takut Bella meninggalkannya jika tau pengkhianatannya bersama Lyna.

"Aku mencintaimu. Kau hanya perlu pegang kata-kataku." Dan untuk pertama kalinya Victor mengucapkan kata sakral itu dari lubuk hatinya, bukan sekedar kata penenang atau pemanis hubungannya dengan Bella.

Bella tak menjawab ucapan Victor, ia kini hanyut dalam lamunannya. Kepalanya di penuhi sosok tampan bersorot tajam dan bertubuh kekar, sosok yang membuatnya basah hanya dengan membayangkannya.

Jika dulu saat bersama Bella, Victorlah yang membayangkan wanita lain. Maka kini Bella yang membayangkan pria lain saat bersama Victor. Bella tak bermaksud membalas Victor, karena hati dan pikirannya bergerak tanpa ia kehendaki. Perlahan tapi pasti kini hati dan pikiran Bella di penuhi bayangan pria bernama Romeo. Tak ada lagi Victor di dalam sana kecuali dendam.








Tbc..

**

Maaf baru up, dari kemarin wp ku error gak bisa up 🙏. Jangan lupa tinggalkan vote dan komen ya. See you..

21 Feb 2021

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top