5
Open Pre Order 25 Feb - 14 Mar 2021
Harga 98k belum termasuk ongkir.
Free : Diary mini dan pena bunga.
Minat chat me 083821253952.
Versi wp, ebook dan buku berbeda di bagian extra part!
Yang biasa beli buku dan pdf barengan pasti tau bedanya dmna.
Oh, iya di sarankan untuk pembeli versi cetak yang sudah cukup umur ya. Soalnya di dalamnya banyak adegan panas dingin.
✨Happy Reading✨
"Bagaimana?" Suara berat dari seorang pria yang duduk di balik meja kerjanya terdengar. Dengan gerakan ringan pria itu mendongak, mata tajamnya menatap pria yang berdiri di depannya.
"Maaf, aku belum menemukannya." Pria di seberang meminta maaf.
Romeo Xanders, CEO muda pemilik dan satu-satunya pewaris Xanders Group. Pria berjawah tampan, berahang tegah dan pemilik sorot tajam itu bangkit dari kursi keberasannya. Ia berdiri menghadap jendela, menampilkan punggung kokohnya pada lawan bicaranya.
"Sudah satu minggu. Bagaimana bisa kau masih belum menemukannya?"
Darell, asisten sekaligus sahabatnya itu hanya mendesah dengan wajah tak berdaya. "Saat itu kita menginap di hotel orang lain. Bagaimana pun aku membujuk mereka menolak membocorkan privasi tamu hotel mereka."
Satu minggu lalu, Romeo tak mungkin melupakannya. Ia pergi ke kota itu untuk menghadiri acara pernikahan yang di adakan salah satu relasi bisnisnya.
Pada malam hari karena merasa bosan ia mengikuti saran bodoh sahabatnya, yang mengajaknya mengunjungi sebuah club. Di sana ia pertama kali merasa tertarik pada seorang wanita yang terlihat menyendiri duduk di depan meja bar tender. Wanita itu sangat cantik dan sexy, seperti tersihir ia tak mampu mengalihkan matanya dari wanita itu.
Dan saat wanita itu menari meliukan tubuh indahnya di lantai dansa kakinya melangkah sendiri. Entah apa yang memasukinya hingga ia membiarkan wanita itu menciumnya yang berakhir percintaan panas di sebuah kamar hotel.
Yang mengejutkan sekaligus menyenangkan ternyata ia adalah pria pertama yang menyentuh wanita itu. Ia merasa ragu antara harus berhenti atau meneruskannya. Di satu sisi antara rasa senang yang bercampur perasaan bersalah memintanya berhenti, dan di sisi lain iblis dalam dirinya bertetiak jika pun ia berhenti keperawanan wanita ini tetap tidak akan kembali karena ia sudah mengambilnya.
Malam itu di habiskan dengan penuh gelora yang luar biasa. Romeo bukalah orang suci, sesekali ia membayar seorang artis atau model untuk menyalurkan kebutuhannya. Namun malam itu sangat berbeda. Entah karena wanita itu masih perawan atau karena memang wanita itu bernar-benar nikmat. Dalam hidupnya itu adalah pengalaman sexnya yang paling luar biasa.
Sayang saat membuka mata wanita itu tak dapat ia temukan di mana pun. Ia sudah mencarinya ke kamar mandi dan setiap sudut kamar yang mereka sewa namun wanita itu seolah lenyap keberadaannya, satu-satunya yang di tinggalkan wanita itu selain aroma wanginya yang menempel di kasur dan tubuhnya adalah selembar cek yang bertuliskan sejumlah nominal uang.
Ia, Romeo Xanders. Satu-satunya pewaris Xanders Group di tinggalkan seorang diri di dalam kamar hotel oleh seorang wanita yang bahkan meninggalkan selembar cek!
Romeo tertawa mengingatnya. Wanita itu benar-benar sesuatu. Ia bertekad sampai ke ujung dunia pun akan menemukannya!
"Terus lakukan percarian terhadapnya. Tak peduli seberapa lama pun itu aku akan menunggu. Aku menginginkan wanita itu." Romeo memberi perintah.
"Ya." Darell menjawab patuh.
Masih dengan tatapan lurus ke depan Romeo kembali mengingat senyum menawan dari wajah cantik itu. Bagaimana pun caranya wanita itu cepat atau lambat akan menjadi miliknya.
**
Keesokan paginya Bella sudah kembali. Dengan penampilan barunya para rekan kerjanya memujinya. Ia bekerja sebagai seorang sekretaris Ceo dari Xanders Copration. Ah, bukam hanya dirinya yang bekerja di perusahaan itu, Victor dan Lyna pun juga bekerja di sana namun di divisi yang berbeda. Pagi itu cukup sibuk bagi Bella mengingat ia meninggalkan pekerjaannya selama satu minggu kemarin.
"Masih bekerja?" Frank, atasannya menyapanya begitu pria itu keluar dari ruang kerjanya.
"Ya, pak. Pekerjaan saya sangat banyak. Anda sudah mau pulang?"
Hari memang sudah beranjak malam. Para karyawan lain sudah sejak beberapa jam lalu bergegas pulang. Tak seperti dirinya yang tampaknya harus lembur jika tak ingin pekerjaanya semakin menumpuk jika terus di tambah dengan pekerjaan besok.
"Ya, ini sudah malam. Apa tidak apa-apa aku pulang lebih dulu?"
Bella tersenyum pada pria berusia empat puluhan di depannya. "Tidak apa-apa, pak. Anda pulanglah, istri dan putri anda pasti sudah menunggu." Ucapnya meyakinkan.
"Baiklah. Jangan bekerja terlalu keras, ingat kesehatanmu. Aku pulang duluan." Frank kemudian berlalu pergi meninggalkan Bella seorang diri.
Bella kembali melanjutkan pekerjaannya. Ponselnya tiba-tiba berdering, nama Victor muncul di layar. "Ya?" Ia menempelkan ponselnya dan mengapitnya dengan bahu sementara tangannya kembali sibuk bekerja.
"Aku dengar hari ini kau lembur?"
"Mm." Bella hanya bergumam menjawab pertanyaan Victor.
"Perlu aku temani?"
"Tidak. Kau juga pasti lelah, istirahatlah ini sudah malam."
Lihat kurang baik apa coba Bella. Meski Victor telah mengkhianatinya ia masih memikirkan pria itu.
Lagi pula Bella sedang malas bertemu Victor. Karena divisi mereka berbeda beruntung hari ini ia tak bertemu Victor atau pun Lyna. Yah, walau mereka akan bertemu di kantin kantor saat makan siang. Kesibukannya merupakan penyebabnya. Hari ini Bella memang makan siang di mejanya, ia sedang tak mood bersandiwara di depan keduanya. Bella tak yakin bisa menahan diri untuk tak mencakar wajah munafik keduanya jika mereka bertemu.
"Baiklah, jangan terlalu memaksakan dirimu. Aku tutup teleponnya. Aku mencintaimu, sayang."
"Mm." Bella kembali menggumam. Ia mendengus setelah panggilan berakhir.
Cinta? Yang benar saja?! Siapa yang tengah Victor coba bodohi. Jika pria itu benar-benarencintainya Vi tor takkan menyakitinya seperti ini.
Bella masih tak mengerti apa alasan Victor berhubungan dengannya. Jika itu harta itu tidak mungkin. Pria itu hanya tau bahwa ia gadis sebatang kara yang hidup seorang diri setelah kematian orang tuanya. Dan jika kecantikan itu jelas tidak mungkin mengingat seberapa kuno penampilannya dulu.
Bella mendesah dan mengusir pemikiran tentang Victor. Terlalu sia-sia ia memikirkan pria yang pasti saat ini tengah bersama selingkuhannya.
Dugaan Bella memang benar. Saat ini Victor memang tengah bersama Lyna. Pria itu meninggalkan wanita yang tengah menunggunya di atas ranjang untuk menghubungi tunangannya.
Seperti inilah Victor. Untuk Bella ia selalu meluangkan waktu untuk menghubungi wanita itu. Dan untuk Lyna ia akan menghabiskan waktu bersama jika memiliki waktu senggang.
Tbc..
**
Ada yang minta cast.
Nah ini hanya bayangan emaknya ya anaknya kayak gini. Tapi kalo bayangan kalian beda gak apa-apa toh imajinasi kan bebas 😘.
Romeo
Bella
Victor
Lyna
Seperti ini lah mereka dalam khayalanku. Kalian?? Bebas ya gak harus sama kalo gak suka 😉.
Jangan lupa tinggalkan vote dan komennya.
See you..
18 Feb 2021
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top