🦋Greta Aruni🦋
Greta Aruni Tarachandra, gadis kecil berusia empat tahun. Putri dari pasangan Bimasena Tarachandra, dan Maliqa Ariayanty, adalah gadis kecil yang ceria, aktif, dan cerewet. Dia juga mudah akrab dengan siapa saja. Dan satu lagi sifatnya, mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi pada hal-hal baru yang ditemuinya, dia akan terus bertanya sampai mendapatkan jawaban yang sesuai dan mampu diterima oleh pola pikir kepala mungilnya. Sehingga membuat orang-orang disekitarnya harus menyabarkan hati.
Greta nama cantik yang diambil dari nama sejenis kupu-kupu langka yang bersayap transparan, Greta Otto. Sesuai dengan namanya, Reta begitu biasanya gadis kecil itu dipanggil oleh keluarga dan orang-orang terdekatnya. Sangat menyukai binatang bersayap cantik tersebut, bisa dilihat di kamar tidurnya yang didominasi warna hijau tosca dan pink. Banyak terdapat pernak-pernik kupu-kupu, dari pajangan didinding kamar sampai aneka pita dan karet rambut harus ada kupu-kupunya. Reta yang saat ini bersekolah ditaman kanak-kanak Pelangi masa kecil, di kelas A. Sesuai dengan namanya taman kanak-kanak tersebut berkotmitmen memberi banyak warna, juga aura positif di masa kecil dan keseharian murid-muridnya, untuk bekal mereka dimasa depan. dengan menggunakan metode belajar sambil bermain yang banyak dilakukan diluar kelas, sesekali saja mereka belajar di dalam kelas.
"Belajar yang rajin ya, nak," nasehat Bima pada putri kecilnya, begitu mereka sampai di depan gerbang sekolah taman kanak-kanak.
"Siap, Papa!" seru Reta dengan semangat dan meletakan tanganya dikening memberi hormat.
"Bisa saja anak, Papa satu ini," ucap Bima, sambil mencium kening putrinya dan melepas seatbelt."Ya sudah, ayok kita turun."
"Reta! Reta!"
Panggil dua gadis kecil yang juga menggunakan seragam yang sama dengannya dari arah belakang. Sarena Wiryawan, dan Nayyarana Abiyasa, kedua sahabatnya.
Reta, menoleh tersenyum dan melambaikan tangannya."Rena, Naya sini!" Mereka bertiga pun bertos ria yang berakhir berpelukan seperti Teletubbies. Membuat para ayah tersenyum melihat tingkah polah mereka.
Setelah berpamitan pada para ayah, ketiga gadis kecil itu pun masuk ke sekolah karena sebentar lagi gerbang segera ditutup, tanda jam pelajaran segera dimulai.
Sambil berjalan ke arah kelas mereka, Reta yang sejak tadi penasaran dengan penampilan Rena yang beda dari biasanya pun akhirnya menanyakannya.
"Rena, tumben rambutnya berantakan, sisiranya nggak rapi, nggak cetar seperti biasa, iya kan Nay?" Tanya Reta dan mencari dukungan dari Naya, karena melihat rambut panjang Rena, yang biasanya tersisir rapi dengan banyak pita sebagai pemanis, hari ini terlihat berantakan. Dan Naya, menganggukan kepala setuju.
"Ini pasti Rena bangunnya kesiangan ya? Jadi Tante Mara nggak sempat nyisirin rambutnya Rena," tebak Naya.
"Ih, Reta, Naya, nggak gitu. Rena, udah sisiran kok. Tapi Papi yang nyisirin rambut Rena, bukan Mami seperti biasanya,"
"Memangnya, Tante Mara kenapa? Kok bisa, Om Doni yang nyisirin rambutnya Rena?"
"Mami nggak kenapa-kenapa kok, cuma adik aku badannya panas jadinya rewel, nggak mau sama siapa-siapa. Ya akhirnya tadi papi yang bantuin aku," jelas Rena pada dua sahabatnya.
"Ohhhh, gitu," jawab Reta dan Naya hampir bersamaan.
"Terus-terus, adek Eza sudah dibawa kedokter belum? Terus-terus kata dokternya adek Eza sakit apa?" Tanya Reta lagi.
"Ih, Reta nanyanya kok pakai Terus-terus, kayak pak tukang parkir, Rena pasti bingung jawabnya," protes Naya pada Reta.
"Naya, kok gitu ngatain Reta mirip pak tukang parkir," balas Reta sambil menyebikan bibirnya. "Capek deh," jawab Rena dan Naya sambil menepuk jidat mereka sendiri.
"Maksud Naya, itu harusnya Reta bertanyanya nggak usah pakai Terus-terus, biar mudah jawabnya gitu," jelas Naya, dan akhirnya Reta menganggukan kepala tanda mengerti.
"Terus Ren, kata dokternya adek Eza sakit apa? Uups!" Seketika Naya menutup bibirnya setelah menyadari kesalahannya, mengatakan kata terus. Mereka bertiga pun saling pandang dan akhirnya tertawa karena kekonyolan mereka.
"Sudah tadi pagi, kata Om dokter sih, demam biasa kayaknya mau tumbuh gigi gitu. Tadi juga sudah dikasih obat biar adek Eza bisa tidur, nggak rewel dan cepat sembuh," jelas Rena pada kedua sahabatnya tentang kondisi adiknya.
"Aamiin, Alhamdulillah," jawab serempak Reta juga Naya. Bersamaan dengan Miss Nina guru mereka memasuki kelas.
**********
Sementara itu diluar gerbang sekolah, ketiga ayah masih berbincang akrab sebelum kembali keaktifitas mereka masing-masing. Bimasena Tarachandra, Doni Wiryawan, Anggara Abiyasa, tiga orang sahabat yang bertemu dan disatukan, karena memiliki hobi yang sama saat masa putih abu-abu. Bukan mereka saja yang bersahabat Sebenarnya, tapi para nyonya juga telah menjalin persahabatan lama. Dan kini persahabatan para orang tua juga menurun pada putri-putri kecil mereka.
Setelah lumayan lama berbincang, menanyakan kabar keluarga juga kesibukan masing-masing. Mereka akhirnya berpamitan satu sama lain, dan berjanji akan mencari waktu luang untuk bisa berkumpul dan ngobrol santai seperti dulu. Sebelum berkeluarga ditambah kesibukan pada profesi masing-masing yang mempunyai segudang aktifitas yang cukup menyita waktu mereka.
********
Alhamdulillah
Setelah berkejar-kejaran dengan deadline di duta akhirnya bisa up juga meskipun cuma seuprit.
Maaf banyak typo bertebaran.
Maaf juga bila mengecewakan karena tidak sesuai ekspektasi.
🙏🙏🙏🙏
Sehat terus buat semua, banyak minum vitamin dan patuhi protokol kesehatan.
07/07/2021
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top