21
"Na..Todoroki.."
Kaminari Denki memulai pembicaraan setelah jarak mereka dengan keberadaan [Name] sudah benar-benar jauh. Shoto yang dipanggil menoleh, menjadikan hal tersebut sebagai jawaban.
"Kau serius, tidak mengerti apa yang dimaksud Mina tentang 'hubungan spesial' tadi??" Dengan muka herannya, Denki bertanya sembari menarik salah satu alisnya.
Shoto ikut menarik satu alis, mengalihkan pandang nya dari Denki dan mulai menelaah sembari memasang pose berpikirnya. Terlihat lucu memang.
" 'hubungan special'.. pertemanan kah?" Shoto bertanya polos sedangkan Denki dibuat tepuk jidat.
"Bukan itu!" Denki memekik, kedua tangannya mengepal di depan dadanya. Menghela napas, Ia kembali mengendorkan ekspresi tegangnya.
"Huh, na Todoroki, pertemanan memang benar adalah hubungan spesial, tapi ada hubungan yang lebih spesial dari hal itu."
Denki menjelaskan, walau masih sulit ditangkap pemahaman si Shoto.
"Maksudmu?"
Mulut Denki terbuka lebar, mendapati pertanyaan kembali dilempar padanya. Salah satu tangannya pun mengusap wajahnya, kembali menghela napas panjang.
"Haah.. begini,mungkin sedikit menyinggung, tapi kenapa Kau yang sangat menutup diri ini malah tiba-tiba berteman dengan [Name]?" Tanya Denki dengan perasaan sedikit tak nyaman. Tentu, itu sedikit tak sopan saat Ia menyebut Shoto menutup diri.
"..." Shoto baru sadar, Ia segera membisu. Baru sadar jika apa yang membuatnya ingin menjadikan [Name] sebagai temannya? Ia pun berniat menjawab sesuai dengan kata hati dan pikirannya.
"Kurasa... Aku sedikit tertarik dengan gadis bermulti Quirk itu."
"NAH! Jelas rasa ingin berteman saja tidaklah cukup jika ini tentang dirimu, dari yang kuketahui, orang sepertimu adalah orang yang perlu dorongan yang lebih kuat, agar mau bergerak lebih dulu untuk bersosialisasi."
"Kurasa dalam hal ini kau pintar, Kaminari."
Rasanya,kepala kuning pria berparas tampan itu seakan dihantam sesuatu dengan keras. Kala kata-kata tanpa rem dari Shoto diarahkan padanya.Hanya dalam hal ini katanya?! Denki mulai lesu.
Tentu saja hanya dalam hal ini, siapapun tau yang Namanya Kaminari Denki ini adalah pria terbodoh dikelas. Shoto sekalipun sadar dengan kebodohan pria ini,tapi kepekaannya terhadap hubungan percintaan cukup layak mendapat acungan jempol.
"Nah, jadi?"
"Apanya?" Shoto menjawab bingung.
"Apa kau punya rasa lain selain ingin berteman dengan [Name]?"
"...."
Lagi-lagi hening, pria surai merah putih ini nampak berpikir keras. Jawaban pun Ia temukan.
"Sepertinya-"
"Oi, Setengah sialan." Namun suara tidak ramah dari Katsuki menghentikan mulut Shoto.
"Bakugou?"
"Ikuti Aku! Ada yang ingin kubicarakan!"
Kaki berotot itu melangkah lebih dulu, berjalan kearah tempat yang sepi diantara pepohonan dipinggir jalan.
Beberapa saat, hening diantara Shoto dan Denki. Tak lama kemudian, Denki mulai membaca situasi,
"Ka-kalau begitu, Aku duluan saja ya, ki-kita lanjutkan pembicaraan ini nanti. Jaa ne!" Denki pun berlarian kecil menuju masuk kedalam gedung sekolah.
Siapapun pasti akan melakukan hal sama, membiarkan Shoto berbicara dengan Katsuki. Hanya karena ini permintaan langsung dari Katsuki sendiri. Tentu saja, siapa yang mau kena ledakan emosi plus Quirk hanya demi menolak permintaan Katsuki?
Jawabannya, tidak ada.
Lagipula,ini tidak bisa disebut permintaan, karena jika terkait dengan Katsuki, segalanya akan menjadi perintah bagi siapapun.
****
"Ada apa? Bakugo?" Shoto memulai pembicaraan dengan bertanya secara baik-baik, walau masih dengan intonasi datarnya. Oh, jangan lupakan mukanya yang juga tak bisa berekspresi.
"Kau, sebenarnya Apa yang kau inginkan dari [Name] ha?!" Eh subhanallah, Katsuki malah men-Kabedon Shoto dan menarik dasi pria itu. Tatapan tajam mematikannya diarahkan tepat ke iris heterokom. Kemarahan nampak jelas.
"Apa masalahmu?" Dengan satu tangan, Shoto menepis genggaman Katsuki pada dasinya. Membuat pria berkepala Blonde itu melepas semua pegangannya, pada pohon maupun dasi. Kaki itu mundur beberapa langkah dari Shoto.
"HA..?!" Lalu yang mengejutkan, dengan muka sangarnya, lelaki itu kembali maju dan kembali memojokkan Shoto. Teriakkan keras mungkin siap diluncurkan.
"[NAME] ADALAH BUDAKKU, JADI SEBAGAI MAJIKAN, WAJAR JIKA HARUS MENGETAHUI SEGALA HAL TENTANG BAWAHANNYA." Salah, bukan teriakkan, lebih tepatnya teriakkan yang masih ditahan secara paksa. Mungkin karena insting preman Katsuki masih memiliki kesadaran jika dirinya masih berada disekitar kawasan Sekolah.
"Budak? Yang kuketahui, budakmu adalah Midoriya, dan Kau dan [Name] hanya tinggal bersama dan aku tidak tau alasan tepatnya. Tapi tidak mungkin, alasannya adalah karena [Name] merupakan budakmu."
"Tetap saja, dia adalah budakku, sebelum Midoriya. Dan apa-apaan?! Kau memanggil nama depannya hah?!"
"Ya, kami saling memanggil nama depan. Ada masalah?"
"Banyak. Tapi sepertinya aku hanya akan langsung komplain ke Kitsune sialan itu saja" Demikian, Katsuki pun melangkah pergi. Meninggalkan Shoto nan dilanda keheranan.
Budak? Yang benar saja.
"Sebenarnya, apa hubungan kalian?"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
T
O
D
O
R
O
K
I
S
H
O
T
O
B
A
K
U
G
O
U
K
A
T
S
U
K
I
.
.
.
.
.
.
.merek occ tolong😭
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
To be continued.
Scarlet~♡
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top