19

"Ittekimasu, Okaa-san."

"Itterashaii [Name]!!"

Sambil memegangi panci yang masih bernoda, Mitsuki-san menjawab salam [Name] dari dapur dengan teriakannya. [Name] yang berada dihadapan ruangan dapur pun beranjak menuju ruang tamu.

Di depan pintu yang terbuka, terlihat Katsuki yang entah kenapa diam tak berkutik. Tak ingin membuat dirinya lebih penasaran, [Name] memberanikan diri menanyakan pria itu sambil terduduk ingin mengenakan sepatunya.

"Kenapa kau diam Katsuki?"

[Name] sama sekali tidak akan mengira jika Katsuki sedang menunggunya, itu hal mustahil. Karena hampir setiap ingin pergi ke sekolah di setiap pagi, Katsuki selalu pergi mendahului [Name].

"Kenapa.." Seperti biasanya, Katsuki bicara sembari menggeram kasar. Kalimat itu jelas belum selesai, jadi [Name] memilih untuk menatap punggung kekar Katsuki, menunggu jawaban.

...

"Kenapa kau ada disini, Setengah-setengah sialan!" Bentakan kasar pun mewarnai pagi yang tenang. Katsuki terlihat sangat marah dan tidak terima hingga hentakan kaki pun dilakukan.

[Name] segera tau siapa yang disebut setengah-setengah oleh Katsuki. Sontak, gadis yang telah selesai mengenakan sepatunya itu segera berdiri dan menghampiri Katsuki lalu berhenti tepat di sampingnya.

Mata [Name] sedikit membola dengan kedua alis terangkat. Mulutnya terbuka, ber 'eh?' Kecil.

"Aku juga bertanya, sedang apa kau disini, Bakugou?" Tanya balik Shoto. Mukanya datar dengan kepala memiring.

"Tentu saja! Ini rumahku, sialan!" Katsuki dengan tidak santainya menjawab.

Muka Shoto terlihat kaget, namun pemuda itu dengan cepat memperbaiki ekspresi nya seperti semula. Dan segera mengabaikan Katsuki lalu menatap ke wajah [Name].

[Name] balik menatap, Gadis itu segera menyimpulkan suatu hal saat melihat wajah Pemuda itu, Shoto jelas tengah mengisyaratkan kata 'benarkah?'.

Mempertanyakan apakah yang dikatakan Katsuki benar, ini rumah nya. Dan dilain sisi,[Name] juga mengatakan ini rumahnya. Dan ini membuat seorang Todoroki Shoto merasakan ambigu tentang apa sebenarnya hubungan kedua insan ini.

"Ya, kami serumah,Shoto." [Name] mengulas senyum miring yang dipaksakan, karena sekarang tak ada alasan khusus untuk menbuat dirinya bisa memberikan senyuman ikhlas.

'Shoto?! Sejak kapan?!' Katsuki yang mendengar nama kecil Shoto keluar dari mulut [Name] tentu saja terkejut bukan main. Semakin membuatnya penasaran dengan apa yang terjadi kemarin diantara Shoto dan [Name].

"Tapi ini tidak seperti yang kau pikirkan. Kami punya alasan logis tersendiri." Lanjutan Kalimat [Name] keluar bersamaan dengan kakinya yang melangkah meninggalkan teras.

Dirinya menghadap Shoto "Lalu, dengan alasan apa kau datang kemari, Shoto?" Setelahnya sigadis mengulang pertanyaan Katsuki diawal.

"Aku menjemputmu." Jawabnya singkat,jelas,cepat,dan padat.

"Kena- eh?" Tubuh Katsuki yang menyenggol [Name] sangat keras memotong kalimat gadis itu. Pria itu berjalan meninggalkan pekarangan rumahnya. Pergi lebih dulu menuju ke sekolah.

[Name] menatap sayu kepergian lelaki berharga diri tinggi selangit itu. Gadis yang memiliki multiQuirk itu menunduk dan mengehela napas pelan nan pendek.

"Ayo." Pria dihadapan [Name] juga ikut-ikutan. Dengan cepat Shoto menggenggam tangan [Name]. Lalu menarik pelan gadis itu untuk segera berangkat.

[Name] yang dilanda kebingungan hanya menurut, dan membiarkan tangan Shoto menariknya disepanjang jalan. Hingga dipertengahan jalan, [Name] kembali memulai percakapan.

"Kenapa kau menjemputku?"

Shoto menoleh ke arah [Name]. Menatap lama sebelum menjawab pertanyaan yang diberikan. Beberapa detik kemudian, kepala tersebut justru kembali menatap kejalanan didepan.

"Kupikir Kepalamu masih sakit, dan karena itu gara-gara es ku, Aku jadi tidak bisa untuk tidak menjemputmu."

Tangan [Name] masih digenggaman hangat Shoto. Keduanya entah kenapa malah merasa terbiasa dengan posisi tersebut. Dan membuat mereka tidak sadar jika mereka malah terlihat seperti couple yang serasi di mata orang-orang. Hihi.

"Cuman itu toh?"

Shoto kembali menoleh.

" Santai saja lah, Itu kan juga salahku sendiri, dan juga salah kecoak itu." Diawal kalimatnya, [Name] hanya menampilkan muka datarnya namun diakhir kalimat yang melibatkan soal kecoak, ekspresi gadis itu memperlihatkan rasa jijik hingga membuatnya terlihat kocak dimata Shoto.

{Kurang lebih ekspresi reader kek gambar diatas yak? >◇<}

Shoto mendengus, senyuman tipis nan mengejek terlihat diwajah pria itu, [Name] seketika malah merasakan sesuatu menusuk-nusuk ulu hatinya. Namun bukannya terasa sakit, rasa hangat nan nyaman malah mengisi kedalam dada.

Senyuman disertai mata yang terpejam itu dipikiran [Name] bahkan dapat membuat kaum hawa manapun meleleh. Tetapi Ia tidak. Tapi, kenapa hati ini terasa ingin berteriak?

'A-apa apaan perasaan ini?' Batin itu bertanya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
T
O
D
O
R
O
K
I
S
H
O
T
O
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.
.
.

.
.
.
..
..
.

.
.
.

.
.
.
..
..
.

To be continued.

Scarlet~♡

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top