12
"Ada apa?"
[Name] menatap secara bergantian Todoroki dan tangannya yang digenggam. Seakan memberitahukan bahwa Todoroki sebaiknya segera melepasnya.
Dia tak nyaman dengan kontak fisik tanpa alasan yang jelas seperti ini.
"Aku mau kau...."
Mata [Name] segera terfokus ke iris dwiwarna Todoroki. Tak lagi memperdulikan ketidaknyamanannya atas kontak fisik yang dilakukan Todoroki.
Tatapan tajam menjadi pusat fokusnya. Dua warna yang berbeda itu entah kenapa malah nampak sangat indah, pada hal lain, hal tersebut padahal adalah sebuah kelainan genetik.
'Ah. Mata indah itu.' Gadis itu hampir mengatakannya jika saja Ia tidak mempunyai batin.
"Aku mau kau mengatakan Namamu sekali lagi."
Hening sejenak. [Name] menatap tak percaya kearah Todoroki. Apa benar,seperti dirinya, pria ini juga tak niat mengingat nama-nama teman sekelasnya? Jika Iya, Mereka benar-benar dua insan yang memiliki kesamaan sekarang.
"Untuk sekarang, bisa kau lepas.." Ucap [Name] sembari menarik tangannya yang digenggam. Tentu saja, dengan sigap Todoroki melepasnya.
"Maaf." Kata Todoroki datar. Sama datarnya dengan [Name]. Matanya beralih pandang, menjauhi tatapan heran [Name] kepadanya.
"Kau lupa namaku,toh. Kalau sudah lupa, kenapa kau ingin tau lagi? Atau, kau juga mau berteman dengan seperti anak-anak kelas lainnya?
"Kau pede sekali."
Kening [Name] berkerut. Dia sedikit malu juga menyesal mengatakan hal itu. Baru saja [Name] menyusun kata penyangkalan. Tapi kata-kata Todoroki selanjutnya membuat urung niatnya.
"Tapi jika kau tidak keberatan, sepertinya kau akan jadi yang pertama untukku."
"Maksudmu, Teman Pertama?"
"Ya."
"O-Ou, baiklah, Aku [Name] [Last Name]"
Sigadis mengulurkan satu tangan, mengajak Todoroki untuk berjabat hangat. Di satu perkenalan yang faktanya adalah yang kedua kalinya.
Dengan gerakan lambat nan ragunya, Todoroki mulai menggerakkan tangan. Setelah tangannya sedikit menyentuh [Name], Gadis rubah itu langsung dengan cepat menggenggam tangan Todoroki.
"Yoroshiku." Ucap [Name] datar dengan tatapan santai plus sayu. Walau tanpa senyum, entah kenapa dimata Todoroki gadis tersebut sudah seperti tersenyum walau sangat tipis.
"Kalau begitu, Aku pulang sekarang ya."
Sekali lagi, [Name] dengan terburu-buru ingin segera beranjak pulang. Tangan yang menggenggam segera melepas paksa hingga terasa sedikit tarikan ditangan Todoroki.
Dari wajah dan ekspresi, memang gadis itu sangat tenang. Namun, dari gerak badan saja Todoroki tau gadis itu tengah panik dan menyembunyikan sesuatu.
Dari beberapa langkahnya, [Name] kembali menoleh pada Todoroki, bertanya-tanya kenapa lelaki itu masih saja memperhatikan kepergiannya.
[Name] tersenyum canggung tetapi tetap tipis. Pandangannya kembali lagi kedepan, berusaha tak mempedulikan Todoroki dan fokus pada tujuannya sekarang.
.
.
.
.
.
"Ukh..A-aku tak kuat lagi.."
Bruk!
"[Name]!"
Tepat saat ingin belok dan berjalan ke lorong. Pertahanan [Name] roboh. Ia hilang kesadaran. Dan orang mana yang tidak terkejut jika tiba-tiba ada seseorang yang dikenal pingsan dihadapan. Tentu saja hal tersebut juga berlaku pada Todoroki, lihatlah, betapa paniknya dia---namun masih dengan wajah triplek---- dan segera menghampiri [Name].
Todoroki Shoto, Pikiran pria itu dengan cepatnya mengarah pada satu tempat yang tepat untuk situasi sekarang.
UKS.
Tanpa pikir panjang lagi, tangan pria itu menumpu punggung dan kaki [Name]. Menggendong gadis tersebut menuju UKS ala bridal style.
Sesampainya didepan pintu UKS Todoroki membuka pintu dengan kakinya karena tangannya sekarang tak bisa digunakan untuk hal itu. Entah kenapa, yang terpenting baginya sekarang adalah, penyebab [Name] pingsan dan kesadarannya.
Didalam, pemuda dengan luka di bagian mata kirinya itu dapat melihat recovery girl tengah berkutat pada meja kerjanya. Namun sesaat setelah menyadari keberadaan Todoroki, fokus wanita paruh baya itu teralihkan.
"Ada apa dengan gadis itu? Cepat, letakkan Dia pelan-pelan di Bed." Titahnya yang dijawab Todoroki dengan tindakan cepat.
.
.
.
"Apa yang terjadi padanya?"
Setelah menunggu sekitar 15 menitan recovery girl memeriksa keadaan [Name]. Todoroki dengan nada sedikit khawatir bertanya.
"Quirkmu salah satunya, Es kan?"
".....Iya.."
"Kau yakin tidak ingat apa yang kau lakukan padanya dengan Quirkmu? Karena, dikepala gadis ini Aku menemukan serpihan-serpihan Es kecil."
"Ha?"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
T
O
D
O
R
O
K
I
S
H
O
T
O
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
To be continued
Scarlet~
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top