11

"Katsuki,"

Langkah pria yang sekarang berjalan didepanku terhenti. Tanpa kepalanya menoleh pun, Aku tau Dia tengah menunggu kalimatku selanjutnya.

"Pulang duluan saja ya, Tasku masih dikelas." Ucapku berusaha lembut walaupun tetap datar.

Baru beberapa detik kata-kata ku terlontar, kakinya kembali melangkah tanpa sepatah kata apapun lagi.

Aku pun, dengan cepat juga mengambil langkah seribu menuju kembali kekelas. Sesampainya disana, semuanya sudah sunyi. Orang-orang yang tersisa bahkan dapat dihitung dengan jari.

Iida,Uraraka, Midoriya,Tsuyu, dan...Todoroki.

Kulihat, tasku tidak ada di kursiku melainkan berada dipelukan erat si imut bertubuh mungil,Tsuyu.

"[Name]-Chan? Yokatta, Aku pikir kau melupakan tasmu. Kero." Dengan ekspresi heran, tangannya mendekatkan tasku pada tubuhku.

"A-arigato, Tsuyu-Chan." Masih dengan suara datar, Aku juga tak lupa untuk berusaha keras menampilkan senyuman termanis.

"Kau mau pulang sekarang? Kero?"

"Ah eum, Ya." Jawabku canggung disertai anggukan kecil.

"Ayo! Kita pulang bareng!!!" Sebuah suara asing mengagetkanku. Aku tak kenal gadis ini, ah Aku ingat! Dia si wajah bulat yang nyawanya ditolong oleh Midoriya saat Test.

"E-eh?"

"Are? [Name]-chan tidak mau pulang bareng kami?"

"Eh, bukan begi-"

Tadi, saking canggungnya,aku bermaksud mengalihkan pandanganku dari tatapan tajam si wajah bulat yang sangat imut itu. Tapi sayangnya, tatapanku malah bertemu dengan iris dwiwarna. Membuat kata-kataku malah tersendat saat menatapnya.

"Bukan begitu, Apa tak apa kalian pulang denganku?"

"Bwahaha apa yang kau bicarakan [Name]-chan? Tentu! Kita ini kan teman! Yee..." dengan sok akrabnya, Dia merangkulku erat.

"Begitu...kah?" Senangnya, tapi Aku baru ingat satu hal. "Kurasa, tak bisa hari ini, ada hal yang ingin kubicarakan dengan Todoroki."

"Eh?"

"Ya, kalian pulang saja." Ucapku santai dan tetap tetap tetap datar. Kakiku berjalan ke tempat Todoroki terduduk dan berhenti tepat dihadapan mejanya. Mataku kemudian kembali melirik ke arah Tsuyu dan yang lainnya. Hanya dengan menatap, mereka pasti sadar Aku minta ditinggalkan berdua saja.

Dengan sigap, Tsuyu pun mengangguk dan berkata pada yang lain.

"Yasudah, Ayo kita pulang. Tak sopan kalo mendengarkan mereka. Kero. Bye- bye [Name]-Chan."

"Huuft, padahal banyak hal yang ingin kubicarakan dengan [Name]-chan. Tapi tak ada pilihan lain, bye-bye [Name]-Chan!" Uraraka dengan cepat mengubah ekspresi kecewanya dengan tersenyum lebar.

"Mata Ashita, [Last Name]-Kun!" Si megane-san ikut-ikutan dengan tegasnya.

"Sampai jumpa besok! [La-last Name]-san." Midoriya yang awalnya heran, dengan canggung mulai mengucap salam berpisah.

"Hum, Mata Ashita na, Minna." Ucapku menatap mereka sebelum akhirnya tatapan ku beralih pada pria heterokrom yang ada dihadapan ini.

"Todoroki."

Dia tak menjawab, namun mengalihkan pandangannya hingga akhirnya menatapku.

"Soal yang tadi...-"

"Maaf." Ucapanku dipotong, dan Aku dikagetkan.

"Ke-kenapa?.."

Wajahku mulai dibuat berkerut karena memandang ekspresi Todoroki yang menyendu. Padahal, biasanya mukanya itu selalu saja menjadi kembaran batu. Kepalanya bahkan tertunduk sekarang.

"Tidak tau, hanya saja,Aku merasa bersalah."

"Kau sudah sadar tengah meremehkan orang?"

"...."

Author PoV

"Fff," Todoroki yang tadinya menunduk segera mendongak. Matanya melebar kala sebuah pemandangan memikat hati tengah disuguhkan. [Name]. Gadis itu mengulum senyum. Demi menahan tawa yang ingin pecah.

"Itu memang benar sih, tapi Aku yakin, kau pasti punya alasan tersendiri mengatakan itu, kan?" Ucap gadis itu sambil tersenyum tipis dan menatap tepat keiris sipemuda yang pikirannya tengah kosong.

[Name] yang menyadari perubahan sikap Todoroki mulai bingung. Senyuman hilang berganti lagi dengan muka dingin,polos. Kepalanya memiring,

"Kau tak apa? Wajahmu merah lho Todoroki." [Name] dengan santai memegang beberapa helai poni Todoroki dengan jari telunjuk dan jempolnya. Lalu selanjutnya, diangkatnya rambut itu hingga jidat pun nampak.

"?!"

Mata Todoroki kali ini melebar sempurna. Bagaimana tidak? [Name] dengan tampang tak berdosa sedikit berjinjit dan malah menempelkan dahinya dengan dahi Todoroki.

"Tidak panas. Kau yakin bai-"

"Apa-apaan.." Todoroki dengan cepat menoleh kesamping hingga kontak antara jidatnya dan jidat [Name] terputus.

"Ah. Maaf, Katsuki selalu melakukan itu padaku, jadi Aku hanya mengikutinya."

"....."

"....."

"Ka-kalau begitu, Aku pulang ya."

Menyandang tas nya terburu-buru, [Name] segera ingin beranjak.

"Tunggu.."

Tapi,

Sepertinya niatnya terurung, tangan hangat nan besar Todoroki menangkap pergelangan tangannya.
.
.
.
.
.
.
.
.
T
O
D
O
R
O
K
I
S
H
O
T
O
.
.
.
.
.
.
.
.gomen kalo gaje man teman!:"
.
.
.

To Be Continued

Scarlet~

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top