PAKU BUMI
Alexa sedang membalik buku kimia tebalnya ketika Jingga ikut bergabung duduk dihadapan Bening, sementara Biru yang empunya tempat entah kemana, sedari bel istirahat selesai berbunyi pemuda itu belum muncul kembali di kelas.
"Ini kelas jadi hidup banget kalau trio paku bumi datang," kata Jingga cengengesan.
Alexa menoleh ke arah Bening yang duduk disampingnya, kedua gadis tersebut mengerutkan kening tak mengerti.
"Paku bumi?"
Jingga mengangguk cepat menanggapi pertanyaan Bening yang melihatnya bergantian dengan Alexa.
"Itu," tunjuk Jingga dengan bibir. "Saguna Axel Adit!!gila gak lo, satu kelas sama gue yang hanya remahan kerupuk alot. Kenapa paku bumi? coba lihat tinggi menjulang kek paku bumi hahah."
Alexa dan Bening kompak menghela nafas lelah dengan obrolan absurd Jingga.
"Asal lo berdua tau ya, cita-cita gue tu sederhana kek rumah makan padang doang, bisa satu kelas aja sama salah satu diantara mereka, eh gue dikasih tiga-tiganya dong. Kurang baik apa Tuhan sama gue."
"Cemen banget cita-cita lu Jing, kasian emak bapak lu," ejek Bening kemudian melanjutkan kegiatannya.
Alexa cekikikan menanggapi ocehan diantara kedua temannya.
"Heh, Jingga ya nama gue. Lo kata gue bajing loncat."
"Ooh," tukas Bening tanpa menoleh.
"Ck!"
Jingga kembali menoleh kearah barisan meja depan ujung, disana Axel Saguna dan Aditia duduk bersusun rapi entah alam mengizinkan atau apa sinar matahari tepat menyorot ketiga pemuda tampan tersebut.
"Gila ya Adit tu cakep banget sumpah mana tinggi lagi terus bisa-bisa nya ketos sama wakilnya satu kelas ckckckck pas pembagian wajah mungkin mereka baris paling depan kali ya," nelangsa Jingga yang tetap memandang kagum kearah yang dimaksud.
"Si Biru juga cakep," ujar Alexa kalem.
"Cakep tapi kang php buat apa."
"Ngaca njir!!" maki Bening kesal.
"Apaan sih!! Axel tuh ya cowok banget lihat gak sih postur dah mantep banget muka apalagi tapi sayang ckckck."
Alexa mengangkat kepalanya penasaran dengan kelanjutan apa yang akan diungkapkan Jingga tentang Axel.
"Homoan sama Saguna," bisiknya pelan.
Alexa membulatkan mata menoyor Jingga dengan cepat Bening sudah ngakak tertawa tanpa sadar ketiganya sudah menjadi pusat perhatian kelas yang menatap dengan mata menyalang merasa terganggu.
"Njirr!!" umpat Jingga kesal karena mendapat tatapan tak suka dari seluruh isi kelas.
"Baek-baek lo Jing, bisa mampus lo kalau kedengeran tuh bocah," kata Bening masih cengengesan.
"Ho o!! dapet omongan dari mana sih heran," sambung Alexa dengan muka serius.
"Lihat aja, ada gitu cowok jalan gandengan?" bisik Jingga lagi. "Gua mah Aditia aja lah, paket komplit."
"Edan! dia sawan dapet elu," maki Alexa kesal sendiri kemudian melanjutkan tugasnya.
"Alexa___"
Ketiga gadis tersebut mengangkat kepala serempak bahkan Jingga sampai memutar tubuh setelah mendengar suara berat dari belakang punggungnya.
Alexa mengerutkan kening bingung, "ada apa?"
"Nanti anterin semua tugas kimia kemeja pak Sandi, gue mau rapat osis. Titip kelas," perintah Saguna kemudian berlalu keluar tanpa menunggu persetujuan.
Dibelakangnya Axel mengikuti dengan tatapan sok ganteng mengejek Alexa dengan menjulingkan kedua bola matanya sementara Aditia mengerutkan kening disebelah pemuda itu merasa janggal melihat kelakuan Axel yang tiba-tiba aneh.
"Lah ngapa gua dah!!" rutuk Alexa mendelik.
"Lu bendahara kalau lupa biar gue ingetin," maki Jingga kesal sambil menoyor Alexa kemudian berlalu meninggalkan kedua temannya dengan tatapan aneh.
"Dih bocah kesambet lu," teriak Alexa kesal.
"Itu Axel tumben banget ngerespon gitu ke elu ya?" tanya Bening tiba-tiba.
Alexa menoleh menatap Bening dengan wajah pura-pura berfikir, kedua bahu gadis itu bahkan sudah naik tanda tak tahu.
"Suka sama elu kali Al."
Alexa mendelik menatap Bening dengan alis naik sebelah, Bening sudah tertawa pelan takut disemprot lagi satu kelas.
"Biasa aja muke lu, tegang amat," ejek Bening sambil meraup wajah mungil Alexa dengan kelima jarinya.
"Kakak pulang."
"Adek pulang!!"
Alexa menoleh begitu mendengar suara hampir berteriak yang keluar dari si bongsor Axel, pemuda itu menaikan alisnya begitu Alexa menoleh dengan dahi berkerut.
"Apa?"
Alexa menaikan ujung bibir atasnya mengejek Axel tak menjawab gadis tersebut langsung beranjak.
"Dasar bogel!!"
"BUNDA ADEK NGATAIN KAKAK BOGEL!!!"
"Anjir!!"
"BUNDA AXEL NGOMONG JOROK!!" teriak Alexa kembali dengan seringai setannya.
"ADEKKKK!!" teriak sang bunda dari arah dapur.
"GAK ADA BUND, SI BOGEL AJA BAPERAN!!"
"TUH KAN BUND DENGER SENDIRIKAN?" lanjut Alexa lagi.
"ADEK!!!"
"IYA BUND ENGGAK."
Alexa cengengesan mengejek Axel karena berhasil membuat si hitam itu dimarah bundanya.
"Dasar anak bunda!!"
"Yailah gue anak ayah bunda," balas Alexa sambil tersenyum sinis, "eh lupa lu kan anak pungut makanya beda sendiri. Hahahha daaaaaah anak pungut, week!!"
"BUNDA KAKAK NGATAIN ADEK NGATAIN BUNDA SAMA AYAH JUGA!!" teriak Axel yang membuat Alexa melotot. Sementara Axel sudah senyum senyum merasa menang.
"ADEK KAKAK DIEM!!! KUE BUNDA HANGUS GARA-GARA KALIAN BERDUA!! PILIH MASUK KAMAR SEKARANG ATAU MASUK RAHIM LAGI!!!"
"Njir bisa gitu?" tanya Axel bengong. Alexa sudah tertawa ngakak lalu bergegas naik ke kamarnya begitu mendengar suara langkah yang berasal dari dapur.
"Sialan," umpat Axel kemudian berlari menyusul Alexa yang sudah hilang tak berbekas.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top