End

"Sudah berapa lama ya?"

Reza duduk di depan minimarket dan mulai mengeluarkan sebatang rokok. Meski begitu dia tidak mengeluarkan korek api untuk menyalakannya.

"Lihat siapa yang di sini? Pensiunan kasir yang jadi Webtoon Artist." Fikri datang menyapa Reza yang sudah tidak bekerja di sana.

"Kalau kau pensiun juga bakal begitu."

"Yah aku hanya membuat cerita sederhana jadi tidak perlu sampai pensiun untuk mengerjakannya."

Fikri mulai memerhatikan rokok yang dipegang oleh Reza. Dia merasa kebingungan karena tingkah Reza berbeda dari biasanya.

"Kau tidak menyalakannya?" tanya Fikri yang merasa penasaran. Reza sedikit tersenyum mendengar pertanyaan itu.

"Aku sedang berusaha berhenti merokok," jawab Reza dengan tatapan percaya diri. Berbeda dengan dirinya yang terkesan pasrah dahulu.

"Reza!" Terdengar seruan gadis yag berjalan menuju ke arah mereka.

"Nikmati waktu kalian," ujar Fikri sambil berjalan pergi meninggalkan Reza bersama si gadis.

Tawa kecil menghiasi wajah Reza saat gadis itu datang dan memeluknya dengan erat.

"Aku kangen kamu."

"Aku juga kangen kamu Aira," balas Reza saat memeluknya.

"Umm, bagaimana pekerjaanmu? Lancar?"

"Kalau tidak lancar aku masih di rumah. Omong-omong bagaimana kuliahmu? Sekarang sudah sampai semester empat ya?"

*Yah setidaknya aku masih bisa bertahan di kuliah. Aku tidak menyangka akan sesulit ini menjalaninya."

Sudah dua tahun lebih sejak mereka bertemu. Reza memutuskan untuk fokus menjadi Webtoon Artist walau masih bekerja dengan Fikri sampai akhir.

Sementara Aira yang sudah menajamkan dirinya mencoba untuk memasuki kuliah. Dengan segala kemampuannya dia akhirnya berhasil menempuh jalan baru di jurusan sesuai pilihannya.

Perjalanan mereka bukanlah jalan yang mulus. Mereka melalui jalan berduri yang tak pasti ujungnya. Bahkan dalam tiap langkahnya memiliki resiko yang tidak terduga. Tapi mereka berhasil melewatinya setelah berjuang dengan sangat kuat.

"Kamu sudah bekerja sangat keras," ucap Reza sambil mengelus kepala kekasihnya.

"Hehe." Gadis itu hanya bisa tertawa kecil menerima pujian dari pria yang dia sukai.

Reza meletakkan kembali rokok yang ia keluarkan ke dalam kotaknya. Hal itu menarik perhatian Aira karena mereka berdua disatukan oleh rokok.

"Kukira kamu mau menyalakannya. Aku bawa korek kalau mau," tawar Aira meski dia sudah berhenti merokok.

Sejak memasuki kuliah dia memutuskan untuk merubah diri menjadi lebih baik. Bukan hanya dari kebiasaan saja bahkan dari segi fashion hingga perawatan diri.

Reza sendiri tidak masalah dengan hal itu. Dia hanya bisa merasa senang dan mendukung apa yang dilakukan pacarnya.

Karena itulah dia memutuskan untuk melakukan sesuatu.

"Tidak. Aku tidak berniat merokok. Sebaliknya, aku ingin berhenti merokok. Kayak apa yang kamu lakuin."

Tidak ada Reza yang berwajah dingin dan kaku. Senyuman terpampang jelas di wajahnya. Wajahnya mengeluarkan energi positif yang membuat pipi Aira memerah.

"K-kamu tidak perlu memaksakan dirimu," ujar Aira sedikit terbata-bata karena pesona dari Reza.

"Aku tidak memaksakan diriku. Aku hanya ingin berubah sedikit lebih baik. Sebenarnya, aku ada alasan penting kenapa ingin berubah."

Reza berdiri dari tempat duduknya dan berdiri tepat di depan Aira.

Di dalam benaknya, terputar kembali memori tentang diri mereka.

Tentang bagaimana mereka bertemu. Bagaimana mereka bisa mengerti satu sama lain.

Tentang perjalanan yang telah dilalui bersama. Rasa sakit dan bahagia yang mengiringi kisah mereka.

Dari sesuatu yang dimulai karena setitik hal kecil. Namun itulah titik yang menjadi takdir mereka. Hal yang merubah mereka.

Sebuah cerita yang bermula dari pertemuan di malam yang sepi.

"Aira, maukah kamu menikah denganku?"

***

End

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top