PROLOG

"Ini Soda Cream Anda, Tuan."

Perhatian dua laki-laki yang sedang duduk di salah satu kafe yang ada di Osaka itu berpindah kepada pelayan yang membawa pesanan mereka. Sasara yang melihat minumannya datang kemudian menoleh ke arah sang pelayan sambil tersenyum lebar.

"Terima kasih~"

Sang pelayan mengangguk, lalu meninggalkan mereka. Senyum Sasara langsung hilang dan sang laki-laki meminum minumannya dengan sedikit kesal.

"Pak Tua itu, kenapa dia datang lama sekali!?"

"Sasara, kau bisa sakit perut jika minum Soda Cream sebanyak itu," komentar Rosho melihat deretan minuman kosong sisa Sasara.

"Habisnya dia lama sekali! Sudah satu jam kita di sini!"

"Dan kau bisa menghabiskan minuman sebanyak itu dalam kurun waktu satu jam."

"Karena aku sangat menyukainya, seperti SODAra sendiri!"

"Apa-apaan itu?"

Rosho menghela napas, lalu menyesap teh hangat yang dia pesan.

"Selain itu, kau memesannya saat cuaca seperti ini."

Setelah itu mereka berdua menoleh ke arah jendela kafe, terlihat hujan mengguyur Osaka tidak terlalu lebat, tapi cukup membuat orang-orang berteduh.

"Maaf membuat kalian menunggu~"

Rosho dan Sasara spontan menoleh ke sumber suara, melihat Rei sedang melambai sambil mendekati mereka. Sasara yang hendak memarahi Rei langsung terdiam saat menyadari sesuatu yang berbeda dari rekannya itu.

"Pak Tua, mana jaketmu?"

Rei kini tidak memakai jaket hitam tebal, jadi terlihat sang laki-laki hanya memakai kemeja merah dan celana putih.

"Oh iya-sebenarnya aku punya alasan kenapa aku terlambat, dan itu salah satunya."

"Alasan hanya alasan, Pak Tua," sahut Sasara mengembungkan kedua pipinya-sebenarnya dia masih merasa kesal pada Rei.

Rei hanya tersenyum, kemudian sebelah tangannya terangkat untuk menunjuk seseorang yang sedang berada di luar, tepat di depan kafe tersebut.

Seorang perempuan, dan terlihat jaket hitam khas milik Rei mengelilingi tubuh mungilnya. Mengingat ukuran tubuh Rei yang cukup besar, jaket tersebut hampir menutupi hingga kepala sang perempuan.

"Sebelum kita mulai rapat divisinya, bagaimana kalau kita pindah tempat? Ojou-chan di luar harus mengeringkan tubuhnya sebelum dia terkena flu."

[][][]

"Dia bukan korbanmu, kan?" tanya Rosho setelah mereka berpindah tempat.

Setelah pindah ke apartemen yang katanya adalah milik Rei, perempuan tadi langsung disuruh untuk mandi karena tubuhnya basah kuyup dari ujung kepala sampai ujung kaki.

"Mungkin ya, mungkin saja tidak," sahut Rei tersenyum sambil menopang dagu dengan sebelah tangannya.

'Tidak mungkin Pak Tua ini menolong korbannya,' pikir Sasara menatap curiga Rei.

"Apa dia kenalanmu, Pak Tua?" tanya Sasara kemudian.

"Mungkin ya, mungkin saja tidak," jawab Rei kembali menyunggingkan senyum yang sama.

Kedua laki-laki itu makin kesal dengan jawaban rekan tim mereka, namun pada akhirnya memilih untuk diam.

"Ano, Rei-san."

Sumber suara baru sukses menarik perhatian mereka semua. Terlihat perempuan yang mereka bahas sekarang sudah selesai mandi, rambut semi basah sedang dia keringkan dengan handuk yang ada di tangannya. Perempuan itu juga sedang memakai kemeja Rei yang jelas kebesaran baginya.

Tapi bagaimana dengan bagian bawahnya?

"Oh, Ojou-san, kenapa kau tidak memakai celana yang sudah kusiapkan?" tanya Rei menyadari bagian bawah sang perempuan hanya tertutupi oleh kemeja yang dia pinjamkan, hanya sampai paha atas sang perempuan.

"Celananya kebesaran," jawab sang perempuan dengan singkat, "di mana pakaianku?"

"Ada di mesin cuci, sedang kukeringkan," jawab Rei, "untuk sekarang pakailah pakaian dariku dulu."

Saat sang perempuan ingin membalas, tiba-tiba Sasara yang sudah melangkah mendekatinya, memutar tubuhnya lalu mengikatkan jas miliknya ke pinggang sang perempuan, hingga sekarang kakinya terlindungi hingga bagian lutut.

"Kau ini sedang di hadapan para laki-laki, Nona," sahut Sasara.

"Memangnya kenapa?" tanya sang perempuan memiringkan kepalanya, "jika kalian berencana melakukan sesuatu padaku, sebaiknya kalian pikirkan kembali."

"Kenapa begitu?"

Perempuan itu tersenyum miring, mendekatkan wajahnya ke Sasara dengan berjinjit.

"Aku ini, bukan orang biasa loh, Sasara-san."

Kemudian terdengar suara dari mesin cuci, menandakan pakaian sang perempuan sudah selesai. Perempuan itu menjauhkan diri dari Sasara, lalu berjalan menuju kamar mandi, karena mesin cucinya berada di kamar mandi. Saat dirinya akan keluar dari ruang TV, tiba-tiba sang perempuan berhenti lalu menoleh ke arah ketiga laki-laki itu.

"Oh, hampir saja lupa memberitahu sesuatu-aku tahu kalian adalah anggota Dotsuitare Honpo, perwakilan dari divisi Osaka. Jadi jangan kaget jika aku tahu nama kalian."

Perempuan itu kembali tersenyum, sebelum akhirnya mengangkat sedikit rambutnya di bagian belakang, menampilkan sebuah cap Chuo-ku di tekuk lehernya.

"Perkenalkan, anak buah dari Ichijiku-san. (Name) (Surname), salam kenal dan mohon bantuannya dari sekarang, tuan-tuan sekalian."

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top