『love letter』

menyatakan cinta melalui secarik kertas? cukup menarik, bukan?.

.
.
.

suasana disekolah kini cukup ramai karena festival yang sedang diadakan.
disinilah pemeran utama kita berada, dikelas yang sudah disulap menjadi cafe yang sederhana tapi tidak mengurangi kesan elegannya.

(Name) (Lastname), sedang sibuk kesana kemari membawa nampan yang berisi pesanan para pengunjung.
dengan kostum ala waitress yang bekerja di cafe sungguhan, (Name) dengan lihai tak lupa juga dengan ramah mengantarkan pesanan pelanggannya.

sepasang mata bernetra zamrud terus memperhatikan gerak-gerik (Name) sedari tadi, wajahnya sedikit merona dihiasi dengan senyuman tipis yang hangat.
pena yang ia pegang kembali digoreskannya pada secarik kertas, berusaha menyusun kalimat yang sesuai.

"permisi, aku mau pesan!" ujar salah satu pelanggan yang baru tiba.
dengan cekatan (Name) menghampirinya, senyuman hangat ia tunjukkan.
"baik! mau pesan apa, tuan?"

.
.
.

memasuki jam istirahat makan siang, para siswa dan siswi yang sudah bekerja dengan baik pada jam pertama digantikan oleh siswa siswi sesi ke 2.

"otsukaresama desu, minna-san. selamat beristirahat!" ujar salah satu siswa yang sudah siap sedia menggantikan sesi pertama.

"semangat, Miya-san!" (Name) menyemangati teman sekelasnya, Miya Chinen.

affh iyh cuma temen???

Miya tampak sedikit merona dan membalas (Name) dengan sedikit gugup.
"b-baik, terimakasih.."

"ayo semangat! kita berjuang lagi agar kelas kita bisa menang!!" seru sang ketua kelas mengobarkan semangat para anggota dikelasnya.
"ayoo!!"

.
.
.

(Name) kini sedang merapihkan pakaian waitressnya tadi dan dimasukkan kedalam tasnya, ia mendapati Miya yang sedang sibuk menyiapkan minuman untuk para pelanggan.

"baguslah kalau masih ramai" gumam (Name) dengan senyumnya.

(Name) masih setia menatap pergerakan Miya sampai akhirnya Miya tak sengaja menolehkan pandangannya pada (Name) yang sedang menatapnya.

"eh-" Miya reflek terhenti dari kegiatannya dan wajahnya merah merona karena eyes contact dengan (Name).
(Name) juga tak jauh berbeda dari Miya, wajahnya merona dan segera mengalihkan pandangannya kearah lain berusaha menghilangkan salah tingkahnya.

"hei Chineen, bisa cepat sedikit?? pelanggan kita itu tidak semuanya punya batas sabar yang lama" tegur salah satu siswa yang menjadi waiters.

"a-ah baik, tunggu sebentar.." Miya kembali meracik minuman sambil terkadang melirik kearah dimana (Name) berada.

dikarenakan tidak ada kerjaan, (Name) keluar dari kelas dan menyusuri koridor sekolah, niat ingin mengunjungi kelas temannya.

pintu kelas ia ketuk terlebih dahulu supaya tidak mengurangi rasa sopan, lalu berucap "permisi.."

(Name) sedikit heran, kenapa ruangan kelas ini lampunya tidak dinyalakan? apa memang sengaja?.

"anu.. Mizura nya ada gak ya?" (Name) mencoba bertanya keberadaan temannya sembari menoleh kesana kemari.

'sungguh, kelas ini mau dibuat apa sih? setidaknya nyalakan satu atau dua lampu dong' gerutu (Name) dalam hati.

/brak!.

mendengar suara benda terjatuh lantas (Name) tersigap dan mencari darimana asal suara itu.
"ayolah, jangan main-main.." ucap (Name) dengan sweatdrop.

/ctak.

suara tertekannya tombol senter terdengar olah indra pendengaran (Name), cahaya senter itu berada pada belakang (Name) menghadap ke atap kelas.

"ya tuhan, apa lagi ini" gumam (Name) sembari membalikkan badannya secara perlahan.

"kelasnya Mizura mau bikin apa sih? absurd bener一"

"BWAHAA!!!" ucapan (Name) terpotong oleh teriakan seorang perempuan yang membuat (Name) terkejut setengah mati karena teriakannya.

"YA TUHAN COBAAN APA INI一" (Name) menyadari suara teriakan tadi.

"Mizura..." (Name) menggeram kesal begitu mengetahui pelaku dari semua ini.

/ctak!.

lampu kelas sudah menyala semua, menyisakan para pelaku kejadian ini dan juga (Name) yang jantungnya masih gak tenang.

"AHAHAH reaksimu lucu banget, (Name)" Mizu tertawa puas, sedangkan (Name) sudah menyumpah serapahinya dalam hati.

"gak aku maafin kamu. traktir aku jajan, ayo!" ancam (Name) sambil menunjuk Mizu.

"ayolah cuma hal kecil kok, gak perlu sampai aku mentraktirmu juga~" Mizu mengibas-ngibaskan tangannya sembali menggelengkan kepalanya.

dengan raut datar, (Name) menarik tangan Mizu, "peduli setan, ayo cepat".

"AYOLAH (NAME) SAHABAT SEHIDUP SEMATIKU JANGAN MARAH DONGG"
"semakin kamu ngelunjak semakin banyak yang aku minta traktir dari kamu"
"hiks, (Name) jahaat"

.
.
.

disinilah mereka berada, cafe dikelas (Name).

"not bad, jadi kayak di cafe beneran" Mizu mengomentari dekorasi kelas (Name).
"terimakasih" balas (Name) dengan senyumannya.

"diantara banyaknya kelas yang membuka kios makanan, kenapa kamu malah menarikku kekelasmu sendiri?" tanya Mizu.
"daripada memperkaya kelas orang lain, lebih baik memperkaya kelas sendiri bukan?" ucap (Name) sambil menyangga kepalanya menggunakan satu tangan diatas meja.
"begitu.. baiklah aku akan mentraktirmu, tapi jangan kebablasan!" ucap Mizu dengan terpaksa.
mendengar itu (Name) lantas berbinar binar dan dengan segera memanggil teman sekelasnya yang menjadi waitress.
"permisi, aku mau memesan!"

dengan segera siswi itu menghampiri meja (Name) dan Mizu, "mau pesan apa, (Name)??" tanya nya.

"eum.. ice coffee milk satu, dan kau Mizura?"
"samakan saja"

siswi itu mecatat pesanannya dalam note kecil, "kalau begitu ice coffee milk nya dua ya. terimakasih, selamat menunggu" ujarnya ramah lalu meninggalkan meja (Name) dan Mizu.

"Chinen-san, (Name) memesan dua ice coffee milk" ucap siswi yang melayani (Name) tadi sembari memberikan note kecil pada Miya.

"(Name)?"
"iyaa, cepat buatkan. nanti gebetanmu itu mengeluh kelamaan loh~" goda siswi itu.
"h-hah!? maksudmu itu apa?!" ujar Miya dengan wajah yang merona.
siswi itu tertawa kecil, "sudah sudah, waktu adalah emas loh~"

dengan jantung yang berdegup kencang karena gugup, dengan teliti membuat pesanan temannya itu agar tak mengecewakannya.

finishing dengan menaruh whipcream dan sebuah cherry diatasnya, lalu memanggil temannya.
"hei, antarkan pesanannya!"

.
.
.

"sepertinya sang peracik membuat coffee milk ini spesial untukmu (Name)" goda Mizu yang sudah meminum minumannya.
"hm, maksudmu?" tanya (Name) yang menyesap minumannya dengan lembut.
"yaa~ terlihat berbeda aja dari punyaku, terlihat dibuat dengan sepenuh hati~" godaan Mizu berhasil membuat wajah (Name) merona.
"m-memangnya kau tahu siapa yang membuat ini?!" ujar (Name) dengan gugup.
"hei, kamu! kesini sebentar!" Mizu memanggil siswa yang sempat membawakan pesanan mereka.

"ada yang bisa kubantu?" tanya siswa itu.
"boleh beritahu siapa yang membuat pesanan (Name)??" tanya Mizu.
"M-mizura!!" tegur (Name) dengan wajah yang masih merona.
"ah.. yang membuat pesanan kalian itu Chinen-san" jawab siswa itu dengan polosnya.
"baiklah, terimakasih!" selepas Mizu berucap begitu, siswa tadi meninggalkan mereka berdua.

"tuh kan, bisa dengar sendiri siapa yang membuatnya~?" goda Mizu kembali.

wajah (Name) menjadi merah serta jantungnya berdegup kencang, "Mizuraaaa!!"
(Name) menghilangkan salah tingkahnya dengan memukul-mukul lengan Mizu.

.
.
.

festival hari pertama berjalan dengan lancar, masih ada dua hari lagi sampai menuju pengumuman pemenang dari festival ini.

(Name) berjalan menuju lokernya, sesampainya diloker ia membukanya dan menemukan secarik kertas yang dilipas rapih dan ada gambar kucing kecil disana.
(Name) sontak membinarkan matanya melihat gambaran imut itu.
tapi ia kembali sadar, siapa yang menaruh kertas itu?.

"uh.. apa tidak apa kalau aku buka?" gumamnya ragu.
"mungkin membacanya sedikit tidak apa.." lalu (name) memulai membuka kertas yang dilipat itu perlahan dan membacanya.

" 'temui aku di rooftop sepulang sekolah, jika kamu ingin memberikan jawabannya, -sign M.' " selesai membaca surat itu, wajah (Name) langsung memerah padam.
karena penasaran, (Name) bergegas menuju rooftop untuk melihat siapa yang menaruh surat pernyataan ini dilokernya.

.
.
.

"SIAPA PELAKU YANG MEMBUAT JANTUNGKU DOKI-DOKI BEGINI??" seru (Name) sesampainya ia di rooftop.
ia melihat punggung seorang lelaki bersurai hitam masih dengan seragam sekolah yang menempel dibadannya.

"hei kamu, yang naruh kertas ini kamu buk一" ucapan (Name) terpotong karena ia terkejut ketika sang surai hitam membalikkan badannya menghadap (Name).

dengan wajah yang merona, ia mengalihkan wajahnya dan membalas ucapan (Name).
"ya, aku yang menaruhnya"

(Name) seketika terdiam membatu, otaknya masih memproses kejadian yang menimpanya.
begitu sudah nyambung, wajah (Name) memerah sempurna dan membalikkan badannya.
"b-bohong 'kan? bukan k-kamu yang naruh 'kan??" tanya (Name) dengan terbata-bata karena gugup.

/drap.. drap.. drap.. :: grep.

(Name) terkejut ada yang memeluknya dari belakang, "Miya-san.. kamu一"

"sshh.. dikertas itu tertulis kalau kamu ke rooftop berarti kamu mau jawab 'kan? aku menunggu jawabanmu, (Name)" ucap Miya sambil menenggelamkan kepalanya dipundak (Name).

"Miya-san ya一"
"Miya saja"
"M-miya.. y-yang tertulis dikertas itu.. benar kah?" tanya (Name) yang menundukkan kepalanya menatap ujung kakinya yang masih terbalut sepatu putih.

"memangnya perlu aku buktikan melalui apa?" pelukan dipinggang (Name) semakin dieratkan, membuat (Name) semakin salah tingkah dan jantungnya berdegup sangat kencang.
"jadi, jawabanmu? kalau tidak pasti aku akan menunggu一"

(Name) menghela nafas dan memberanikan dirinya untuk berbalik menghadap Miya yang sedang memeluknya.

dengan pandangan yang masih menunduk, dirinya membalas pelukan Miya tak kalah erat dengan menyembunyikan wajahnya didada bidang Miya.
"aku mau.." jawabnya dengan suara yang amat lembut.

mendengar lantunan suara yang lembut itu lantas Miya tersenyum cerah dan mengangkat wajah (Name) lalu mencium keningnya lembut.
"terimakasih sudah menjawabnya" ucap Miya dengan senyuman manis sampai menutup matanya.

"aku m-menyukaimu, Miya.." cicit (Name) yang didengar jelas oleh inda pendengaran Miya.

Miya tertawa kecil, "aku juga mencintaimu, (Name)" sambil menciumi keningnya lalu beralih ke pipi chubbynya dan berakhir di bibir merah muda (Name).

(Name) reflek menyembunyikan wajahnya didada bidang Miya lagi sembari memukul kecil Miya.
"b-bodoh..", sedangkan Miya hanya tertawa melihat tingkah laku (Name) yang sangat manis.

karena peka akan (Nane) yang kedinginan karena hembusan angin yang lumayan kencang disore hari itu, Miya membuka jaket yang dipakainya dan memakaikannya pada (Name).

lalu dielus pelan surai (hair color) (Name), "aku anterin pulang, yuk?" tawarnya sambil tersenyum manis.

"aku paling gak bisa diginiin Miyaaa" rengek (Name) yang menyembunyikan wajahnya lagi karena salting.

"diginiin gimana??"
"gak tau ah, gak kuat akunya"
"ahaha, udah yuk pulang"
"iya"

.
.
.

"aduhh~ ini mah definisi capek di festival itu bonus, ditembak Miya-san itu harus~" goda Mizura yang kini tengah duduk dihadapan (Name) disebuah cafe.

"a-apa apaan!?" ketus (Name).

"ayolah, waktu udah ditembak kamu di apain aja sama dia??" tanya Mizu sambil memasang ekspresi jahil.
"apa sih, yang biasa dilakuin sama orang yang baru nembak atau ditembak, kamu juga pasti tau 'kan" jawab (Name) lalu mengesap kembali minumannya.
"tapi festival kemarin seru yah, semoga tahun depan bisa terulang lagi" ucap (Name) yang menatap minumannya sembari menarik senyum.
"perihal Miya-san nembak kamu juga mau diulang lagi nih~?" tanya Mizura.

(Name) melipat tangan kirinya diatas meja lalu tangan kanannya menahan dagunya, lalu (Name) tersenyum manis sampai matanya tertutup.
"kalau itu biar menjadi hari yang paling istimewa saja, ahaha"

mendengar itu Mizu ikut tersenyum, "semoga kalian bersama terus ya"
"akan kami usahakan"

bel pintu cafe berbunyi tanda seseorang memasuki cafe itu, sosok itu berjalan menghampiri meja (Name) dan Mizura, lalu menepuk pelan surai (Name).
"sore (Name), maaf aku lama"

(Name) menoleh kearah sosok yang menepuk surainya, "tak apa, lagipula ada Mizura kok. mau langsung jalan, Miya?" tanya nya pada Miya.
"terserah kamu" jawab Miya.

"baiklah aku akan pergi, soal minuman (Name) biar aku saja yang bayar. selamat bersenang-senang kalian berdua~!" Mizura bangkit dari duduknya dan menuju kasir lalu keluar dari cafe.

Miya dan (Name) kini sudah keluar cafe, dengan posisi Miya yang menggenggam tangan (Name) erat.
"siap bersenang-senang?" tanya Miya.

(Name) terkekeh, "selalu siap!".

⊱ ────── {.⋅ ✯ ⋅.} ────── ⊰

-✰ғʙʏʀᴀʏ81.

1738 word.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top