Lolita Libertto {Akashi X Reader 2 (lamunan) }
Tanda (') berarti dalam hati
Tsundere!Akashi Seijuro X Miss.Library!Shy!Reader
Warning: Tsudere Akashi hampir tak terlihat. Bikin gerget(?),awas terbawa lamunan
Hope you like and happy reading ≧∇≦
Ini adalah sambungan dari bagain chap sebelumnya karena menurut dichan kurang mantav*plak oke abaikan
"apa kau pikir kau bisa menghapus ingatanku tentang milikku begitu saja?" ucapnya sambil mencium pipimu dan menghirup Aroma tubuhmu.
"kau salah besar milikku"
deg deg deg
'Tidak ini mustahil, mana mungkin seorang Akashi Seijuro melakukan hal itu?'
Kamu pun mengelengkan kepalamu dan menepuk kedua pipimu.
" Sadar (f/n) sadar..."ucapmu dan kemudian kamu menghela nafas panjang.
Kamu pun kembali menatap pintu yang menjadi tempat Akashi keluar tadi. Kamu pun kembali pada rutinitasnu di Perpustakaan.
***
Sejak lamunan aneh yang kamu alami di perpustakaan membuatmu terus membayangkan Akashi. Apa karena kejadian dia menyelamatkanmu hingga kamu terus membayangkan dirinya disampingmu sedang merayumu?. Atau kamu semakin jatuh cinta padanya karena untuk pertama kalinya kamu bertemu tatap dan bicara seperti tadi.
Kamu selalu saja menghela nafas berat karena apa yang inginkan terjadi padamu hanyalah sebuah lamunan belaka.
Salah satunya seperti ini. Ketika kamu sedang asik mengganti siaran di televisi karena tidak ada satupun yang menarik perhatianmu. Sebuah tangan besar dan hangat menyentuh wajahmu. Sontak kamu pun menoleh dan menemukan Akashi tersenyum lembut padamu.
"A-akashi-kun sedang apa disini dan-"
"Ssst..." jari terlunjuk Akashi menyentuh bibirmu yang lembut. Membuat jantungmu berdetak tak karuan plus rona merah di kedua pipimu. Kepalamu di rundukan rasa gugup menyelimutimu.
Akashi menarik dagumu hingga wajahmu kembali menatap Akashi. Ekor matamu melihat ke arah lain takut bertemu dengan mata Heterokom milik Akashi.
"Tatap aku (f/n)" ucap Akashi lembut
Entah sihir apa hingga kamu pun mau menatap mata Heterokom itu. Kamu begitu mengangumi wajah pria tampan yang telah mencuri hatimu. Matanya terlihat jelas pantulan dirimu dengan rona merah di wajahmu. Akashi menarik tengkuk lehermu, membuat jarak semakin pendek. Anehnya kamu tidak memberontak malah tubuhmu terasa tersihir oleh Akashi.
Akashi mengelus pipimu dengan lembut dan tanpa sadar kamu menikamati sentuhan lembutnya. Jarak antara kalian semakin menipis. Tanpa sadar kamu menutup matamu perlahan.
Pluk!
Kamu merasakan sesuatu yang sangat dingin dan sedikit berair. Sontak kamu tersadar langsung menjauhkan dirimu dari benda dingin dan menutup mulutmu.
Suara ledak tawa dari seorang gadis bersurai merah, membuatmu mendongak menatapnya dengan tajam.
" Dichan!!"serumu
" hahaha....(f/n) (f/n)... Kau mikir apa sampai mencium gelas ice cream ku hah? Hahaha...Mikir Akashi mau menciummu kan? Hahaha... Ekspresimu itu hahaha..."ucap Dichan di sela tawanya sambil memegang perutnya
Kamu merunduk malu dan langsung melempar Dichan yang masih tertawa terbahak-bahak dengan bantal yang ada di pangkuanmu.
" Itu tidak lucu!!"serumu
"Wajahmu... Pufft...hahahaha..."
"Tertawa ...tertawa terus! Terus sampai pagi!"serumu dengan nada kesal sambil melipat kedua tanganmu di depan dada dan memasang pose pipi di kembungkan
"haha...udah ah...haha...cukup..."Dichan menarik nafas dan menghembuskan perlahan
"kok udah? Lagi lagi kurang!"ucapmu dengan nada kesal
"iya deh iya deh... maaf (f/n)-chan, aku kan hanya bercanda"ucap Dichan sambil duduk di sebelahmu.
"hump!"
" yah elah...si kawan marah. Udah dong marahnya atau ku telepon Akashi biar ngambekmu hilang"ucap Dichan sambil mengeluarkan ponselnya berwarna glod.
"heh?! Ja-jangan Dichan "ucapmu sambil berusaha mengambil ponsel Dichan
" Nah gitu baru sahabatku. Ada kejadian apa sampai kau melamun seperti itu? "tanya Dichan sambil memasukan es cream di mulutnya.
" Tidak ada kok "ucapmu bohong
"oh... Gak cerita nih ma aku, yah sudahlah... berarti batal sudah niatku memberikan nomor telepon Akashi"ucap Dichan sambil pura-pura menatap siaran di televisi
" heh?! Kau punya!"ucapmu semangat
" ah...tidak tidak, aku tidak punya"ucap Dichan sambil memakan Es creamnya
" Dichan..."rengekmu sambil mengoyangkan lengan sahabatmu membuat dirinya hampir kehilangan Es creamnya di makan lantai.
"Aish... Untuk apa? Kau saja tidak mau cerita padaku, tidak seru jika aku memberikan percuma padamu"ucap Dichan kembali memasukan es cream ke mulutnya
Awalnya kamu ragu dan gugup sambil memilin rambutmu yang terurai. Jika kamu menceritakannya pasti Dichan akan kembali mengodamu atau menertawakanmu. Tapi, kamu bisa dapat nomor telepon Akashi sang pujaan hatimu. Jika kau tidak menceritakannya maka pupuslah harapanmu untuk semakin dekat dengan Akashi .
"Bagaimana?"ucap Dichan yang kini sedang menatap layar televisi
Kamu pun menghela nafas dan menceritakan semua kejadian yang ada di Perpustakaan hingga kau berhayal kalau Akashi memelukmu dan menciummu dari belakang.
Dan reseponnya...
"Ah...hm..."guman Dichan yang kini sendok es creamnya nyangkut di mulutnya. Membuatmu sweadrop ria
" Kenapa responmu begitu sih?"ucapmu sambil menyiritkan dahimu
"... Itu berarti kau belum berusaha maksimal tapi, kenapa kau harus menghapus ingatannya? Bukankah itu tidak akan membuat kalian semakin dekat? "ucap Dichan
Iya, Dichan tahu kalau ada sebuah dunia di Perpustakaan karena Dichan pernah masuk ke sana. Berakhir memintamu untuk tidak menghapus ingatan tentang dunia itu dan berjanji tidak akan membokar itu pada siapapun.
Dan kalian berdua sebenarnya berada di Rumah peninggalan nenek Dichan dan karena jarak rumah Dichan dengan sekolahmu terbilang cukup dekat maka kamu pun memutuskan untuk tinggal bersama Dichan yang notabenya adalah temanmu dan dia tinggal sendiri karena memang rumah ini neneknya berikan untuk cucu perempuan satu-satunya.
Dan sifat pemalu yang kau miliki hilang, jika kau berhadapan dengan Sahabat karabmu atau keluarga terdekatmu. Contohnya sepertin kejadian ini.
"Itu sudah seharusnya Dichan, tidak ada yang boleh mengetahui dunia lain yang ada di Perpustakaan itu. Dan sebagai pelindungnya aku harus melaksanakan tugasku"ucapmu sambil merunduk
Sebuah ponsel Glod-white berada di atas pangkuanmu dengan layar ponsel menampakan rentetan angka dan sebuah nama pemilik rentetan angka itu.
'Akashi Seijuuro'
"Dichan, darimana kau dapatkan nomor Akashi?"ucapmu
"um... Dari Akashi sendiri. Awalnya dia tidak mau tapi, setelah ku berikan penawaran yang menarik akhirnya dia mau"ucap Dichan sambil tersenyum
"Apa yang kau berikan padanya?"ucapmu heran
"Ah... Aku mengantuk, dah (f/n)-chan ohyasumi"ucap Dichan pergi meningalkanmu
"eh...tunggu Dichan! Jawab dulu!"serumu sambil melihat Dichan melengang pergi dan hanya mengangkat tangannya. Kau pun masih bepikir sejuta opini tentang apa yang Dichan tawarkan pada Emperor Rakuzan itu.
Kamu pun kembali menatap layar ponsel milik Dichan. Sebuah hela nafas keluar dari mulutmu.
***
Kamu menjerit Histeris dan segela keributan yang kamu ciptakan di rumah Dichan. Membuatmu membanting pintu rumah Dichan dan segera mengambil langkah seribu ke arah sekolah.
Suara bel masuk berbunyi. Kamu mengumpat tak jelas karena temanmu tidak membangunkanmu sama sekali dan berakhir telat begini. Sampai injakan tangga terakhir kamu langsung berbelok ke arah kiri dan menabrak sesorang hingga barang yang kau bawa untuk pratikum hari ini malah berserakan kemana-mana.
"maaf ...maafkan aku!"ucapmu membungkuk beberapa kali dan langsung memumut barang-barang yang berceceran.
Orang yang kamu tabrak tidak membantumu mengambil barang-barangmu untuk sesaat, dam kemudian dia mengambil sebuah note book yang ada di depannya.
"ini.."ucapnya
Kamu tersentak dengan suara yang sangat familiar di indra pemdengaranmu. Spontan kamu langsung mendongak dan mendapati Akashi menatapmu dengan tatapan mengintimidasi.
'Mati aku!'
"kyaa...A-a-akashi?"ucapmu sedikit meninggikan suaramu sambil mundurkan badanmu hingga kamu tidak senggaja menghancurkan sesuatu yang sangat penting.
"eh? Ah!"kamu pun langsung bangun dan mendapati kacamatamu patah dan lensanya pecah.
"Ba-bagaimana ini? Kacamataku...ah...mati aku!"umpatmu sambil menepuk kepalamu
Akashi yang melihat tingkah lakumu menyungingkan senyum sangat tipis. Wajahmu sangat manis jika kamu tidak mengenakan kacamatamu dan ikatan twintail yang selama ini menjadi ciri khasmu.
Rambut soft pink terurai, mata dark red milikmu , dan jika tambakan polesan warna pink natural maka--oke Akashi jangan berpikiran yang aneh-aneh. ( bukannya kau Dichan )
"Berikan padaku"ucap Akashi
Kamu pun memberikan kacamatamu padanya. "hm..aku akan mengantinya. Bukan berarti aku peduli denganmu"ucap Akashi
"heh?! Ti-tidak perlu Akashi-kun. A-aku yang salah, ti-tidak perlu kau mengantinya"ucapmu sambil merundukan kepalamu
"Apa kau membantah? Aku sangat tidak suka dibantah seperti itu. Aku mutlak (f/n) "ucap Akashi dengan nada angkuh dan terkesan mengintimidasi
Kamu hanya meneguk ludahmu susah payah dan mengeleng sebagai jawaban. Kamu pun langsung berdiri dengan mengambil barang-barangmu.
"Ka-kalau begitu aku pergi dulu A-kashi-kun"ucapmu sambil membungkuk dan berlari cepat meninggalkan Akashi yang kini menatap punggungmu.
'Kau selalu menarik buatku (f/n)'
Dan sadar tidaknya dirimu. Akashi telah menyebut nama depanmu.
***
Kamu menghela nafas ketika ditanganmu mendapat nilai yang benar-benar buruk plus ceramah panjang kali lebar tidak di bagi dua dari senseimu yang cukup Killer.
Kamu pun memasukan kertas nilai praktikmu di tas dan baru kamu sadari semua pria yang ada di kelas menatapmu dengan rona merah samar di kedua pipinya.
Deg
'suasana seperti ini...'
Ketika kamu hendak kabur dari tatapan mereka yang membuatmu semakin tertunduk malu. Seseorang menarik tanganmu--menyeretmu keluar dari kelas.
" Dichan?"ucapmu
"Astaga anak kecil ini harus pergi keperpustakaan"ucap Dichan sambil menyeretmu ke perpustakaan.
Sampai disana kalian berdua menghela nafas panjang. "Arigato Dichan"ucapmu sambil tersenyum
"Aish...dimana matakacamu dan ikat rambutmu hah?"ucap Dichan
"Itu kacamataku pecah dan tunggu INI SMUAH SALAHMU! GARA-GARA KAU AKU HABIS DI MARAHI MIKO-SENSEI TAU!"serumu
"hah? Apa salahku?"ucap Dichan
" Kenapa kau tidak membangunkanku!"ucapmu dengan nada kesal
"oh? Itu... Aku sudah capek membangunkanmu tapi, mau tau kau memanggilku apa?"ucap Dichan
"apa?"
Dichan membisikannya dan perkatan Dichan sukses membuat wajahmu merah sempurna.
" Tidak mungkin!"ucapmu setengah teriak
"Ssstt...ini perpustakaan bodoh, jangan menjerit"ucap Dichan
"Kau pasti berbohong"ucapmu
"buat apa aku berbohong, nah.. Pakai ikat rambutku. Sampai dirumah balikan lagi. Terpaksa aku mengerbangkan rambutku demi dirimu. Berterima kasihlah"ucap Dichan sambil melengang pergi
"eh...Dichan"ucapmu
Kamu pun menghela nafas dan menggunakan ikat rambut milik Dichan. 'tapi sama saja. Ini tidak ada yang berubah malah tambah-argh...' kamu frustasi karena tidak ada kacamata yang akan menutupi parasmu.
***
Kamu menghela nafas lelah . Baru kali ini perpustakaan di kunjungi banyak orang terutama laki-laki. Entahlah karena dirimu atau ini mendekati ujian tengah semester hingga mereka taubat ingin belajar dengan mengunjungi perpustakaan.
Kamu pun menatap Violin yang sengaja kamu tinggalkan di perpustakaan. 'Sedikit musik pasti menghilangkan rasa lelahku '
Kamu pun bermain Violin dengan lembut. Setiap gesekan yang kamu ciptakan membuat siapa saja terlena dengan musikmu termasuk burung-burung yang mulai banyak menghampiri jendela. Seperti mereka melihat tontonan yang menarik.
Setelah kamu selesai dengan bermain Violinnya. Kamu dikejutkan dengan adanya Akashi di depanmu dengan senyuman lembut terpancar di parasnya yang tampan.
"A-akashi-kun? "ucapmu
Kamu pun tersadar kalau ini adalah lamunan aneh mu lagi. Kamu pun menepuk kedua pipimu agar menyedarkanmu dari lamunanmu.
"Ini pasti lamunanku...sadarlah (f/n)... Sadar"ucapmu
"Kau sedang tidak berhayal (f/n)" ucap Akashi
"Tidak, ini tidak benar, ini lamunanku lagi ini"ucapmu meyakinkan dirimu
"Mau ku buktikan"ucap Akashi
"uh?"belum sadar sepenuhnya yang di katakan Akashi tanganmu sudah ditarik olehnya. Sentuhan manis nan lembut menyentuh bibirmu.
Sontak kamu pun membulatkan matamu--ingin menghindar tapi, tengkuk lehermu--ingin memperdalam ciumanmu. Kamu pun akhirnya luluh dan menikmati sensansi yang diciptakan Akashi. Mulai dari pungutan hingga permainan lidah . Merasa pasokan oksigenmu habis, kamu mengucapkan Sepatah kata yang diiringi desahan darimu. Hingga tubuhmu hilang kesadaran.
Kamu pun terbangun dari dunia mimpimu. Kamu menerjapkan matamu beberapa kali dan kamu di kejutkan dengan keberadaan dirimu yang kini tengah berada di kamarmu sendiri.
"Kenapa aku ada disini? Kenapa aku tidak ingat kalau aku tertidur di kamar?"gumanmu sambil melihat sekeliling dan menemukan kacamata baru dengan sepucuk surat di bawahnya.
Segera kamu ambil dan membaca suratnya. Membacanya membuatmu teringat akan kejadian itu.
" GYAAAA!!!!" jeritmu
Lembaran kertas itu jatuh dan tertulis disana.
' Lamunan yang selama ini kau alami akan menjadi kenyataan mulai dari sekarang (FL/n) dan bukan berarti aku menyukaimu' .
'tapi mencintaimu'
Hahaha....kuharap ini tidak terlalu sangat sangat Ekstrem yah ... Terutama adegan itu ...gyaa....dichan!! kenapa bisa muncul inspirasi menyesatkan begini ヽ('Д')ノ
Catatan: Dichan malas buat kata '(your friend) ' itu panjang jadi buat nama Dichan aj . Untuk chap selanjutnya juga begitu.
Kuharap kalian suka dan ini Requesan sebenarnya dari ChandraKirana30 maaf yah kalau adegannya agak ekstrem dan panjang sangat huhuhu... Dua chap tentang akashi kenapa panjang panjang sih padahal umatnya Ce*** *dilirik Akashi* Apa? Kau ingin ngerajamku dengan guntingmu hah? Ini guntingmu kan *mainkan gunting* dan yang lainnya kusimpan dengan baik*smirk*
Akashi: sigh...dasar Iblis merah
Kau juga merah Bakashi! Lagian emperor eye tidak mumpan untuk otak sesinting diriku*plak(nyadar dia XD)
Oke sebelum bye bye baca aja dulu di bawah klu kalian mau ...
Omake
Dichan tertawa cekikian melihat apa yang baru dia dapat hari ini. " Yare ...yare... Sekali tembak dua burung yang kena. Ckckck...ini pasti seru. Ah... Kuberi tau dia deh..."ucap Dichan berjalan sambil melompat ringan
Kamu tidak akan tau malapetaka apa yang akan menghadapimu nanti.
Selesai ma...Karma!!
Karma: apa?
Aku panggil kau baru datang. Habis darimana?
Karma: Kamar... Dan hee~ sepertinya otakmu mulai konslet lagi Dichan~
Sepertinya...oke sekian dulu chap kali ini dan untuk yang selanjutnya
Karma: Ki-*bungkam*
Sstt...diam Karma jangan beri tau kan gak asik lagi mou -,-
Karma: bukannya kau ingin mengatakannya
Tidak... Ku bilang untuk chap selanjutnya mudah mudahan tidak lama uploadnya begitu
Karma : oh... :)
Dasar... sekian dari duo Akabane See you (。'▽'。)♡
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top