7. Thor dan Sif

"Jadi, bagaimana perasaanmu, Sigyn? Kemarin adalah hari pertamamu di istana ini."

Sif menyapa Sigyn yang tengah mengambil makanan di atas meja. Ini adalah pagi pertamanya sarapan bersama keluarga Odin di istana Valaskjalf. Di aula makan yang berselimutkan perabotan berwarna emas, terdapat sebuah meja oval besar dengan berbagai sajian makanan dan minuman di atas meja. 

Odin duduk di kursi paling ujung, diikuti oleh Frigg di sebelah kanan. Di sebelah kiri, berderet Thor, Sif, Balder, dan Hod yang didampingi oleh seorang pelayan untuk makan karena penglihatannya terbatas. Di seberang Frigg, terdapat Loki dan Sigyn duduk bersebelahan.

"Ah, menyenangkan. Aku bisa tidur nyenyak semalam," jawab Sigyn, sedikit berbohong. Semalaman, ia mungkin hanya tidur sejak dini hari. Sigyn menoleh ke arah Loki dan tersenyum penuh arti. Semua ini akibat ulah suaminya itu. Loki diam saja, sembari rona merah tipis muncul di pipi.

Malam lalu, Loki dan Sigyn menghabiskan waktu bersama layaknya suami istri. Meski di kehidupan terdahulu mereka juga melakukannya, Sigyn merasa yang kali ini dipenuhi kasih dan rasa penasaran. Ia semakin ingin mengetahui segalanya tentang Loki. Apa saja yang Loki pikirkan? Bagaimana cara Loki menghadapi masalah?

Dulu, Sigyn hanya bisa melihat semua itu dari belakang. Loki selalu menutup dirinya, seolah Sigyn bukanlah seorang istri. Kini, semuanya terasa berbeda. Sigyn siap membuka tabir kehidupan Loki satu persatu.

"Syukurlah, kamu bisa mudah beradaptasi." Frigg tersenyum lembut pada Sigyn. Wanita itu tetap cantik meski telah mengurus empat anak sekaligus. Seluruh dewa di Asgard memang tak lekang dimakan usia. Hidup mereka bisa sampai ratusan tahun dengan tubuh berperawakan masih seperti dewasa muda.

Sigyn membalas ucapan ibu mertuanya tersebut dengan senyuman. Sejauh ini, ia tak merasakan apa pun yang aneh, atau wajah sebenarnya dibalik tiap tindakan Frigg, tak seperti Sif.

"Tentu saja, pasti Sigyn kita ini mudah beradaptasi! Semua yang ada di sini sudah tersedia, secara lengkap dan mewah. Ada para pelayan juga, tak seperti rumahnya sebelumnya. Pasti ia segera betah, bukan?"

Baru saja dipikirkan, Sif sudah berkata seperti itu. Seolah Sigyn tak punya apa-apa di rumahnya sebelumnya.

"Kau benar. Di sini memang lebih lengkap dibanding di rumahku dulu," jawab Sigyn dengan santai. Ia hanya perlu memasang muka biasa saja, dan tak menunjukkan malu-malu seperti sebelumnya. Dan memang, setelah diingat-ingat, Sif sering kali menyindirnya seperti ini dulu. Telinga Sigyn sudah cukup kebal mendengarnya.

Melihat Sigyn menjawab dengan biasa saja, membuat Sif sedikit keki. Ia baru akan puas apabila target rundungannya kebingungan untuk menjawab atau bahkan menangis. Akan tetapi, Sigyn tidak menunjukkan tanda-tanda seperti itu sama sekali.

Sif mendelik tajam ke arah Sigyn. Sekali lagi, Sigyn hanya membalas dengan senyuman lembut yang tanpa dosa.

Thor menyadari kegelisahan istrinya. Ia pun tahu kalau Sif harus segera ditenangkan, karena bila tidak ia akan rewel sesampainya di kamar usai sarapan. Maka, Thor mengucapkan kalimat yang bermaksud menyindir Loki dan Sigyn sekaligus.

"Istana ini memang dibangun dan diisi dengan perabotan yang memudahkan penghuninya. Kau beruntung, istriku. Karena sejak dari leluhur, kau selalu tinggal di Asgard dan berada dekat dengan lingkungan istana ini. Sedangkan, Loki dan istrinya ... yah, kau tahu."

Seolah mendapat pukulan telak, Loki langsung melotot tajam ke arah Thor. Namun, ia dan istrinya hanya menyeringai. Bukan hanya Loki, Hod dan Balder pun yang ikut mendengarkan juga merasakan dengan jelas sindiran Thor. 

Frigg mulai merasa tidak nyaman, tetapi ia hanyalah seorang ibu, seorang wanita. Ia tak berhak memotong pembicaraan Thor yang merupakan anak sulung dan pewaris kekuasaan Odin. Hanya Odin yang bisa menegur, tetapi ia pun hanya diam saja.

"Kalian benar sekali. Leluhurku memang tidak mungkin tinggal di Asgard. Mereka jelas berasal dari Jotunheim, karena kaum raksasa tinggal di sana," jelas Sigyn dengan tenang. Sekilas, senyum kemenangan menghiasi wajah Sif. 

Namun, Sigyn belum selesai dengan kalimatnya. "Karena leluhurku ada yang berasal dari selain Asgard, tentunya aku bisa lebih mengenal dua dunia tersebut sekaligus. Itu juga membuatku mendapatkan pengetahuan dan kebijaksanaan lebih banyak ketimbang yang lain. Begitu pula dengan suamiku. Bukankah, dua hal itu adalah hal yang sangat penting untuk menjadi seorang pemimpin?"

Mendengar hal itu, Odin langsung ikut bicara. "Kau benar sekali, Nak. Makin banyak pengetahuan dan kebijaksanaan, makin besar pula ia akan menjadi pemimpin Asgard yang baik."

Sigyn amat mengetahui, kalau Odin sangat memuja pengetahuan dan kebijaksanaan. Itu sebabnya ia rela kehilangan sebelah mata demi bisa meminum air sumur Mimir, hanya demi kemampuan meramal masa depan dan melihat ke seluruh Asgard. 

Sigyn telah mempelajari hal ini dari kehidupan terdahulu. Kini, ia menggunakan hal itu untuk menyerang Sif dan Thor balik. Terbukti, pasangan tersebut memandang Sigyn dengan amat sebal dan beringas saat ini. 

Sementara itu, Loki meraih tangan Sigyn yang ada di bawah meja sekilas, menggenggamnya sejenak, berusaha menguatkan istrinya itu.

***

Usai sarapan bersama, Frigg mengajak Sif dan Sigyn untuk menemui para dewi lain dalam jamuan teh di sore harinya. Jamuan diadakan di lingkungan istana. Frigg ingin memperkenalkan Sigyn pada seluruh dewi yang tinggal di Asgard. Sif pun ikut serta. Sebenarnya, ia tidak harus ikut, tetapi Sif menawarkan diri.

"Ibu tidak perlu repot-repot, biar aku yang membantu!"

Maka, sore ini Sigyn mengenakan gaun terbaik yang telah disiapkan oleh para pelayan. Gaun itu dilengkapi kain penutup kepala. Perempuan yang telah menikah disarankan menggunakan kain tudung tersebut guna menutupi rambut panjangnya. Di Asgard, rambut panjang yang indah adalah nyawa bagi seorang perempuan. Saat bercermin dan menatap rambut pirangnya yang berwarna terang itu, Sigyn jadi teringat sesuatu.

Kelicikan pertama Loki akan terjadi dalam waktu dekat, yakni memotong rambut Sif diam-diam di malam hari.

Bagi perempuan Asgard, rambut panjang adalah harta yang paling berharga. Semua gadis lajang ingin memamerkannya pada kaum lelaki, sementara wanita bersuami menutup bagian atas kepalanya, agar hanya suaminya yang bisa melihat.

Sigyn tak dapat mengingat jelas apa yang terjadi saat itu. Yang ia tahu, Loki tiba-tiba ketahuan memotong rambut kakak iparnya itu, lalu ia terpaksa mencari ganti rambut emas tersebut dengan meminta bantuan pada para kurcaci pengrajin. Namun, saat meminta bantuan itu pun terjadi masalah lain. Dua kelompok kurcaci bersitegang akibat ulah Loki yang seolah mengadu domba keahlian mereka. Pada akhirnya, Loki dicap licik dan jahat oleh para dewa lain.

Aku harus bersiap-siap. Jangan sampai hal yang sama terulang lagi pada suamiku. Akan tetapi, apa yang harus aku lakukan? Lagi pula, kenapa sejak awal Loki ingin memotong pendek rambut Sif?

Banyak pertanyaan muncul dalam benak Sigyn. Hingga akhirnya, pesta jamuan teh akan segera diadakan di aula istana. Sigyn menghela napas panjang. Ia harus kuat menghadapi apa pun yang terjadi setelah ini.

***

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top