32. Keluarga

"Aduh! Apa, sih!" Loki mengaduh ketika pundaknya dipukul oleh tinju Skadi. Sebenarnya tidak terlalu sakit, tetapi lumayan menimbulkan rasa ngilu.

"Kau itu sengaja, ya, mau membuatku jatuh saat terbang tadi!" omel Skadi. Matanya melotot tajam ke arah Loki. Yang diomeli hanya mengangkat alis, lalu memutar bola matanya dengan jenaka, pura-pura tidak tahu.

"Kau ini bicara apa? Itu hanya perasaanmu saja!"

Loki menahan tawa, terutama ketika Skadi makin marah dan mulai mengadu pada ayahnya. Skadi berlari kecil, lalu menggamit lengan Thiazi. "Lihat yang ia perbuat padaku, Yah!"

"Tapi, kau bisa mengontrol keseimbanganmu, dan tiba di sini dengan selamat pada akhirnya. Jadi, kurasa tidak perlu dipermasalahkan," ucap Thiazi. Namun, Skadi masih saja tidak terima.

"Tapi kan, tadi itu Loki--"

"Sudahlah, Skadi. Anggap saja sebagai latihan tambahan," potong sang ayah. Hal itu membuat Skadi makin gusar dan berteriak, "Ayah selalu saja membela Loki!"

Tawa Loki langsung meledak begitu ia melihat Skadi mengamuk. "Dasar cengeng."

"Diam kau!" Skadi mengentak kaki kanannya ke tanah kuat-kuat. "Aku sebal sekali padamu! Kapan kau akan kembali ke Asgard lagi? Aku akan menulis surat pada Sigyn, supaya memarahimu saat pulang!"

"Hei, jangan begitu!" protes Loki. Istrinya memang selalu mengomelinya tiap kali Skadi menceritakan kejahilan yang ia lakukan pada sang tuan putri itu selama berada di istana Thrymheim. 

Namun, Skadi menjulurkan lidah. "Aku tak peduli! Sigyn pasti memihak padaku!"

Sudah satu tahun lebih, Loki tinggal di istana Thrymheim, di Jotunheim. Saat pertama kali Loki datang, Thiazi menyambutnya hangat, sebagai seseorang yang sudah ia anggap putra sendiri. Kemudian, ia memperkenalkan putri tunggalnya.

"Namanya Skadi. Usianya lebih muda, tidak terlalu jauh darimu. Tapi, anak ini amat polos dan lugu. Pikirannya masih seperti anak kecil. Dialah alasanku menginginkan apel Idunn."

Perkenalan Loki dan Skadi saat itu begitu singkat. Awalnya, Loki bingung harus bersikap seperti apa pada Skadi. Ia tidak pernah berhadapan dengan seorang gadis kecil, meski badannya memang sudah dewasa. Pengalaman Loki pada anak kecil hanya dengan Nari, putra sulungnya. Itu pun lebih sering bermain bola atau pedang selayaknya permainan anak laki-laki pada umumnya.

Namun, Skadi selalu mengajaknya bermain bila ada kesempatan. Loki sering menerima hadiah berupa bunga-bunga liar atau mahkota es yang pernah dibuatkan untuk Thiazi. Kata sang raja, putrinya itu akan senang sekali apabila Loki menerima saja seluruh hadiah yang diberikan. Maka, Loki pun menurut.

"Mengapa kau bingung, Suamiku? Kau bisa menganggapnya sebagai adikmu saja. Ia pasti senang kalau kau bawakan cokelat atau kue. Dulu aku juga begitu saat kecil," saran Sigyn kala itu, ketika Loki sempat kembali ke Asgard dan bercerita tentang Skadi.

Sejak saat itu, Loki sering membawakan oleh-oleh dari Asgard untuk Skadi. Betapa sang tuan putri bersorak gembira, saat Loki menghadiahkan sesuatu untuknya, tiap sehabis berkunjung dari Asgard.

"Sigyn menitipkan hadiah untukku?! Baik sekali!" teriak Skadi riang. "Apa aku bisa menulis surat untuknya? Nanti bisa kau antarkan tiap pulang ke Asgard!"

Sejak saat itu, Skadi sering menulis surat untuk Sigyn. Mereka saling berbalas cerita, tanpa pernah sekali pun bertemu. Sampai pada suatu hari, Skadi merengek, "Aku ingin bertemu Sigyn!"

Akan tetapi, Loki melarang. Lebih tepatnya, Sigyn yang sebenarnya melarang. Sigyn mewanti-wanti Loki agar baik itu Thiazi maupun Skadi jangan sampai ada yang pernah menginjakkan kaki ke Asgard.

"Ada maut yang akan menunggu mereka bila kemari," jawab Sigyn bila ditanya alasannya. Di kehidupannya yang lalu, Thiazi yang berubah menjadi elang akan mati terbakar oleh para dewa. Sigyn tak mau hal itu sampai terjadi.

Namun, tidak mungkin menjelaskan hal yang seperti itu pada Skadi. Loki tidak bisa bilang kalau Sigyn telah menjalani hidupnya dua kali. Skadi pun akan terus merengek karena tak mau percaya bila dikatakan ucapan Sigyn adalah ramalan. Yang Skadi tahu, ia ingin bertemu Sigyn. Gadis itu menganggap, ramalan itu belum tentu terjadi.

"Ada serigala sangat besar yang menjaga Asgard, yang hanya akan menyerang kaum Jotun!" Loki yang kehabisan akal, mulai berbohong dengan menakut-nakuti Skadi.

Anehnya, gadis itu langsung percaya. Kebetulan sekali, ia memang takut pada hewan bertaring tajam. "Benarkah ada hewan semacam itu ...?"

"Benar! Kau akan dimangsa sesampainya di tanah Asgard!"

Skadi pun mengurungkan niatnya untuk bertemu Sigyn. Loki tak menyangka, ia berhasil mengelabui Skadi. Tentunya, beberapa hari kemudian, Skadi datang marah-marah padanya, karena sudah tahu bahwa hal itu adalah kebohongan dari ayahnya. Skadi merajuk berhari-hari. Hingga akhirnya, Sigyn yang turun tangan untuk membujuk Skadi lewat surat.

"Aku akan senang sekali menemuimu. Namun, tidak sekarang ya, Sayang. Ada banyak hal yang harus kamu lakukan terlebih dahulu sebelum bisa kemari. Salah satunya, berlatihlah dengan Loki dan ayahmu. Kau harus jadi wanita dewasa yang tangguh dan kuat!" Begitulah bunyi pesan Sigyn dalam surat.

Sejak saat itu, Skadi mengikuti ayahnya dan Loki untuk berlatih. Skadi menjadi wanita yang lebih kuat dan tangguh, seperti kata Sigyn. Sejak saat itu pula, Loki ketagihan untuk menjahili Skadi. Di setiap kesempatan, Loki selalu iseng pada gadis itu hingga membuatnya marah-marah, bahkan mengamuk. Sejak itu pula, Loki selalu diomeli Sigyn bila istrinya itu tahu.

"Mau bagaimana lagi. Dia seperti adik kecil yang tak pernah kumiliki. Entah kenapa, aku senang sekali." Begitulah alasan Loki saat ditanyai istrinya.

Di Jotunheim ini, Loki memang merasakan perubahan yang besar dalam hidupnya. Ada seseorang yang menunggunya untuk bangun dan bercengkerama. Ada seorang adik yang selalu mengajaknya bermain dan membawakan hadiah yang bisa diberikan, meski seringnya adalah bunga liar. Ada yang mengkhawatirkannya saat sakit. 

Saat kecil, semua itu biasanya hanya Loki dapatkan dari Frigg, ibu angkatnya di Asgard. Ayahnya Odin hanya memanggilnya ketika dibutuhkan. Thor tidak pernah menganggapnya ada. Sementara adik-adiknya, Hod dan Balder, tidak pernah mengajaknya bermain, dan selalu menjauh ketika Loki menghampiri. Di Jotunheim ini, Loki merasakan kehangatan apa yang dinamakan 'keluarga'.

"Tapi, jangan keterlaluan menjahili Skadi, ya! Awas kamu!" ancam Sigyn. Meski Loki mengiyakan, tetapi ia tetap saja iseng pada Skadi setiap hari. Hingga Skadi tidak lagi dikenal sebagai tuan putri yang amat polos dan lugu.

Skadi mulai belajar bagaimana caranya menghadapi Loki yang jahil. Ia tak lagi begitu mudah dibohongi dan dikerjai. Keinginan Thiazi terkabul. Skadi sedikit demi sedikit berubah menjadi wanita yang siap menjadi ratu untuk menggantikannya.

"Minggu depan aku akan pulang kembali ke Asgard," jawab Loki, menyudahi lamunannya. Skadi yang berjalan lebih dulu di depan, berbalik ke arah Loki, menampilkan senyum kemenangan.

"Kalau begitu, aku akan menceritakan hal tadi pada Sigyn. Kalau kau itu lagi-lagi iseng padaku dan---"

"Sayang sekali, kali ini kau tidak akan bisa mendapatkan balasan dari Sigyn," potong Loki.

Dahi Skadi berkerut. Ia terheran dan bertanya, "Kenapa? Selama ini, ia selalu mau membalas suratku!"

"Memang. Tapi kali ini, aku yang tidak bisa mengantarkannya padamu," jawab Loki. 

Kemudian, Raja Thiazi menimpali, "Nak, kali ini Loki akan pulang ke Asgard dan tidak perlu kembali lagi ke Jotunheim. Latihannya di sini sudah selesai. Ia tidak perlu tinggal di sini lagi."

***

Baca lebih cepat di karyakarsa.com/ryby sampai TAMAT hanya Rp. 1000/bab! Tanpa jeda iklan, tanpa download apk.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top