BAB 15.4 : KABUR
Regina dan Ignas lega karena pertarungan sudah selesai namun di sisi lain mereka menatap curiga pada zirah Tubarani yang tiba-tiba sudah beroperasi padahal belum ada operator resmi yang ditunjuk untuk mengoperasikan zirah tersebut.
"Panji! Kita orang lihat Tubarani ada di dalam laut!" lapor Regina.
"Kasuari! Ambil satu chip pelacak di kompartemen senjata bagian kiri, lalu tembakkan ke Tubarani!"
Ignas menuruti perintah Panji dan satu peluru berisi chip pelacak langsung ia masukkan ke ujung pistolnya dan ia tembakkan ke arah zirah Tubarani yang perlahan bergerak menjauhi mereka.
*****
"Kenapa kamu lari Andi Ampa Rawallangi?" tanya Karaeng Baning dalam perjalanan membawa Andi kembali ke Tanjung Paser menggunakan zirah Tubarani.
"Aku ... berbuat kesalahan!"
"Lalu?"
"Para prajurit berbaju besi itu mau minta pertanggungjawabanku! Aku tidak mau! Ini semua salah pria botak yang kita hajar waktu mau ambil baju besi ini! Biar mereka minta pertanggungjawaban dia saja!"
"Jadi kamu mau lari? Sampai kapan?"
"Aku tidak tahu! Diamlah!"
"Kamu akan diseret paksa jika lari seperti ini!"
"Diam!" Andi mulai emosi, kepalanya sakit, dan saat ini yang dia inginkan hanya tidur guna menjernihkan pikirannya.
"Baiklah! Tapi aku mau bilang saja ya, baju kalis ini memakai sumber energi yang bisa habis sewaktu-waktu, jika kamu diserbu oleh orang-orang itu nanti, jangan salahkan aku karena tak bisa membantumu ya?"
Andi hanya diam, ia terus saja meluncur di bawah permukaan laut dengan roket pendorong yang ia aktifkan dalam kondisi maksimum tanpa ia menyadari bahwa banyak 'mata' yang memperhatikan pergerakannya.
"Tubarani kembali ke Tanjung Paser!" ujar Pusaka.
"Siapkan tim penyerbu, Kapten! Bawa Oka juga! Kita akan sergap Si Tubarani ini!" ujar Samad penuh emosi.
******
Andi sukses mendarat di pelabuhan Tanjung Paser, namun kemunculannya dengan baju zirah seperti itu langsung menarik perhatian para pekerja pelabuhan. Beberapa melirik penasaran, beberapa mengambil foto dan video menggunakan kamera ponsel mereka, beberapa bahkan lari – barangkali hendak melaporkan temuan mereka kepada pihak berwajib. Andi pun langsung berlari menjauhi semua keramaian namun naas apa yang dikatakan Karaeng Baning sekarang terjadi. Zirahnya kehilangan tenaga, mengangkat kaki saja sekarang terasa berat bagi Andi, dan jika itu belum cukup buruk, segera saja terdengar suara sirene dari kejauhan yang ternyata merupakan mobil angkut personel TNI. Mobil lapis baja itu segera berhenti tepat di depan Andi yang sudah kehilangan tenaga dan beberapa personel TNI termasuk di antaranya Oka menodongkan senjata kepada Andi.
Ancaman mereka tak main-main, "Kamu yang di dalam zirah! Keluar dari sana atau MATI!"
"Nah kan? Kubilang juga apa!" ujar Karaeng Baning kepada Andi.
"Keluarkan aku," ujar Andi pasrah.
"Kamu yakin?"
"Ya," jawab Andi lemah.
"Baiklah!" palka zirah pun terbuka dan remaja di dalam zirah tersebut keluar perlahan
"Tangan di atas kepala! Jangan membuat gerakan dadakan! Berlutut di atas aspal!" kembali para personel TNI itu memberikan instruksi dengan suara menggelegar.
Andi Ampa Rawallangi, ilustrasi oleh Azro Azizah
Bandara Internasional Soekarno Hatta, dua hari kemudian
Lelaki bernama sandi Mr. B199ie itu tengah resah menunggu kedatangan sebuah pesawat Garuda Indonesia tujuan Washington DC yang ternyata diumumkan akan mengalami delay akibat cuaca buruk. Berkali-kali ia melihat jam tangannya, berharap waktu berjalan lebih cepat karena ia harus meninggalkan negara ini secepat mungkin. Sudah cukup dia berurusan dengan negara ini, misinya berantakan dan nyawanya nyaris melayang. Entah apalagi yang harus ia alami jika ia berhadapan dengan atasannya nanti, tapi yang jelas Mr. B199ie ogah berlama-lama lagi di Indonesia.
"Mister Biggie!" ada seorang pria yang tiba-tiba duduk di sampingnya sambil menepuk bahunya, "Nice to see you ... again!"
"Denny!" Mr. B199ie terkejut ketika melihat sosok Profesor Denny di sampingnya.
"Sehat?" tanya Denny.
"Lumayan," Mr. B199ie mengalihkan pandangannya, berusaha mencari-cari cara agar dia bisa lepas dari Denny.
"Seta, Alfonsus Turangga Seta, kenapa gugup begitu? Kita kan lama tidak ketemu, apalagi setelah konferensi internasional di Maryland itu kan?"
"Aku buru-buru!"
"Pesawatmu delay."
"Tahu dari mana? Hahaha," Seta alias Mr. B199ie tertawa gugup.
"Tahu sajalah, aku kan orang yang hidup di dunia yang sama denganmu ... hanya di pihak yang berbeda," ujar Denny sembari tersenyum penuh arti kepada Mr. B199ie.
"I know what you did, Seta. You almost destroy my unit! Come on, those gentlemen from BIN want to talk to you! A lot!" Denny menunjuk ke arah sebuah kursi tunggu di mana sejumlah pria berjas hitam yang mendekat ke arah Denny dan Seta.
"You are such a fool Denny! If you can make some advanced armor like that, why you keep it secret for a failed country like Indonesia? Why didn't you publish your invention on International Journal? You can even publish it on NATURE and then got some glory and fame and maybe a Nobel Prize!" Seta melirik marah kepada Denny yang hanya tersenyum tipis.
======
NATURE = jurnal ilmiah internasional dengan kelas paling tinggi di antara semua jurnal internasional. NATURE memuat artikel tentang temuan-temuan terkini seperti modifikasi genetik, kecerdasan buatan, modifikasi material logam, dan topik-topik canggih lainnya yang mana setiap jurnal yang termuat di NATURE biasanya adalah temuan calon-calon pemenang Nobel.
======
"Aku melakukan ini untuk melindungi bangsa dan negeriku!"
"Heh! Kalau mereka tahu soal rahasiamu, aku jamin mereka takkan berterima kasih sama sekali kepadamu!"
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top