BAB 4.2 : PEMBANTAIAN HEWAN
Akademi Kumala Santika memelihara beberapa ekor burung kuau kerdil, sepasang kuau raja, serta beberapa kelinci dan ayam. Pihak sekolah memelihara burung kuau dengan tujuan untuk mengenalkan satwa khas Kalimantan sementara kelinci dan ayam dipelihara untuk tujuan penelitian biologi. Sehari-hari kandang itu dijaga dan dirawat oleh beberapa petugas kebersihan, tapi terkadang kandang itu dibersihkan dan dirawat oleh sebagian siswa-siswi baik yang merawatnya karena hukuman maupun yang melakukannya karena ada tugas ekstrakurikuler dari grup Karya Ilmiah Remaja.
Dan malam ini adalah tugas Riki untuk membersihkan kandang. Remaja yang suka sekali memakai gel rambut ini dihukum karena telat masuk tiga kali di kelas Biologi plus lupa mengerjakan PR sebanyak empat kali berturut-turut. Sebagai syarat supaya ia bisa mengikuti UAS, guru Biologinya mengganjarnya dengan kewajiban membersihkan kandang ayam pada shift sore.
Riki baru saja selesai mengerjakan setumpuk tugasnya yang lain sampai-sampai ia hampir lupa jika ia belum membersihkan kandang ayam sore ini. Khawatir jika ia akan mendapat hukuman tambahan, Riki segera keluar dengan tergesa-gesa dari kamarnya dan nyaris saja menabrak Oka yang sedang bersandar di tangga sembari bercengkerama dengan Sitanggang.
"Hei! Ke mana?" tanya Oka heran.
"Bersihkan kandang ayam, aku lupa!" jawab Riki sembari terus berlari menuruni anak-anak tangga, sampai lupa dia kalau ada lift yang disediakan pihak asrama.
Kaki Riki menapak tanah dengan ritme cepat dan menimbulkan suara berdentam-dentam selama beberapa menit sebelum akhirnya ia tiba di lokasi kandang ayam. Tapi kali ini kondisi kandang itu tidak seperti biasanya. Lampu penerangan di jalan menuju kandang tidak menyala.
Riki sama sekali tidak curiga, ia hanya berpikir mungkin saklarnya rusak atau bagaimana namun setelah melihat apa yang terjadi dengan kandang ayam itu, Riki tidak tahu ia harus memberikan penjelasan seperti apa.
Kandang ayam yang terbuat dari kawat itu tampak jebol dan isinya porak-poranda. Tak ada tanda-tanda keberadaan ayam-ayam piaraan akademi lagi di sana kala Riki menyalakan senter ponselnya. Hanya sepotong cakar ayam yang menjadi bukti bahwa sesuatu telah memangsa ayam-ayam itu. Merasa takut kalau-kalau sesuatu yang memangsa ayam-ayam itu masih ada di lokasi sekitarnya, Riki segera mengaktifkan aplikasi SOS di ponselnya dan tak berapa lama kemudian sekitar enam petugas keamanan serta sepuluh anak asrama lelaki – termasuk Oka, langsung berkumpul di lokasi kandang yang dirusak.
"Apa ini?" seorang petugas keamanan tampak menyorotkan senternya ke arah kandang yang telah jebol itu.
"Hei! Kandang kelinci dan kuau juga kena! Tapi yang kuau masih lumayan utuh dan burungnya masih ada!" seru petugas yang lain.
"Riki, kamu tadi lihat apa yang merusak kandang ini?" tanya seorang petugas yang lain.
"Tidak Pak, ketika saya datang kondisinya sudah seperti ini."
Oka sendiri ketika menyaksikan hal ini langsung memperkirakan dua hal yang menjadi penyebabnya ... ada kucing besar yang kabur dari kebun binatang atau .... ada Kroda kelaparan yang tampaknya menanggap ayam dan kelinci sebagai makanan enak.
******
Polisi segera dipanggil ke lokasi oleh otoritas akademi dan dengan cepat, seluruh ponsel penduduk kota Tanjung Paser langsung menerima pesan peringatan tentang kemungkinan adanya kucing besar yang lepas, penduduk diminta untuk berhati-hati. Di lain pihak, otoritas kebun binatang Bakulapura Tanjung Paser sendiri membantah ada macan atau singa yang lepas dari kebun binatang mereka dan dengan segera pers berasumsi ada seorang konglomerat atau orang kaya yang memelihara macan atau singa tanpa izin lalu hewan itu lepas dan meneror kota.
Tapi pihak Unit Lima punya pendapat mereka sendiri. Ditempatkan di kota ini semenjak 10 tahun yang lalu,Unit Lima sudah banyak melihat betapa 'penjelasan rasional' bisa menjadi sangat menyesatkan di kota ini. Apa yang dikira orang banyak sebagai serangan kucing besar ini bisa jadi merupakan serangan Kroda, karena itu segera sesudah polisi usai melakukan olah TKP, Pusaka langsung menggunakan kuasanya untuk masuk ke dalam sana dan mengambil foto kandang dari segala sisi menggunakan drone. Citra dari kamera drone itu segera dikirim ke markas Unit Lima di mana para peneliti yang daya matanya sudah mulai merosot ke tingkat 5 Watt masih berusaha memicingkan mata untuk menganalisa foto itu.
"Polisi bilang ini perbuatan macan atau singa," kata Pusaka dari lokasi TKP.
"Bah! Tak mungkin itu singa atau macan!" ujar seorang peneliti berlogat Batak, "Singa atau macan tidak mungkin buat lubang sebesar itu. Ini pasti sesuatu yang lebih besar daripada singa atau macan."
"Apa dugaanmu Pak Marbun?" tanya Samad yang masih mencoba tetap awas meski mulutnya sempat menguap berkali-kali.
"Ukuran lubangnya setara dengan ukuran tubuh beruang. Beruang yang punya perilaku macam ini kalau di Amerika disebut beruang grizzly, tapi jelas mustahil kan ada beruang jenis itu di sini?" jawab Marbun.
"Mustahil, kecuali ada milyuner iseng yang pelihara hewan macam itu di sini," timpal seornag peneliti wanita.
"Tapi mari kita pertimbangkan kondisi sekitar. Akademi Kumala Santika dikelilingi pagar setinggi lima meter. Logika para polisi ada benarnya sebab cuma keluarga kucing atau monyet yang bisa melompat setinggi itu, logika Pak Marbun ada benarnya karena kerusakan yang dibuat memang setara beruang grizzly," timpal peneliti yang lain.
"Berarti kesimpulannya ada Kroda yang masuk ke akademi?" tanya Pusaka.
"Kemungkinan besar begitu," kata Denny yang sedari tadi diam saja.
"Kalau begitu kita harus analisa rekaman CCTV di sekitar lokasi kejadian," ujar Marbun.
"Oka!" Pusaka memberi perintah via ponselnya, "Bisa unduh dan kirim semua rekaman CCTV akademi ke markas?"
"Dalam proses, Kep!" kata Oka yang tengah duduk di hadapan layar-layar holografik markas Lokapala.
*****
Semalam suntuk baik Oka maupun tim Unit Lima berusaha mencari keganjilan yang terjadi di akademi. Tapi satu-satunya keganjilan yang mereka tangkap adalah padamnya lampu-lampu di sekitar kandang lalu diikuti dengan suara gaduh dari dalam kandang ayam, suara gaduh ayam-ayam penghuni kandang selama beberapa detik lalu hening. Rekaman suasana di kandang kelinci juga tidak jauh berbeda. Mula-mula para kelinci berisik, kemudian terdengar suara gaduh dan kawat-kawat penyusun kandang mulai koyak lalu hening.
Tanda tanya besar segera menggelayut di pikiran mereka masing-masing. Apa sebenarnya wujud Kroda yang mereka cari ini?
Kuau Kerdil :
Kuau Raja :
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top