Bab 7: 7 Harapan

Alissa hampir tidak bisa mengatakan apa-apa setelah ia melihat Loetoeng yang berubah menjadi makhluk Genderuwo yang mengerikan dengan tanduk besar, gigi yang tajam,dan kuku yang tajam. Genderuwo tersebut mengenalinya dan langsung menyerang Alissa karena dendam yang dimilikinya. Alissa selalu menghindari serangan genderuwo dengan cepat sambil mengatakan permohonam maaf tentang kesalahpahaman ini.

Ibu Alissa memberikan Golok Gombang ke Alissa dengan cara melempar untuk melindunginya dari cakaran Genderuwo. Saat Alex mulai menyerang, cakaran Genderuwo mulai melukai tubuhnya dan tidak berdaya. Oleh karena itu, Alissa yang mulai menangis karena terlukanya ayah kesayangannya menunjukkan kantong yang Loetoeng berikan dan berterima kasih atas hartanya tidak menghilang, genderuwo itu terdiam. Kemudian,ia tertunduk menangisi dirinya sendiri.

Alissa:(menangis sambil mengelus wajah Genderuwo)
"Sudahlah,jangan kamu merasa dirimu bersalah,seharusnya ayelah yang bersalah. Maaf karena aye,kamu bisa jadi begini."

================================================================================

POV. Genderuwo

Apa...apa yang terjadi padaku...?

Aku menyerangnya karena kekesalanku terhadapnya, tapi...

Aku terlihat seperti... monster.

Aku minta maaf karena aku tidak bisa mengendalikan emosiku. Ini terjadi lagi saat aku tidak waras dalam berpikir.

Apa aku pantas diampuni oleh makhluk seperti diriku...?

================================================================================

Di belakangnya,Ludwig menghentikan pasukan yang mau menyerang Alissa dan Genderuwo dan menghampiri mereka. Alissa terkejut karena ia dapat bertemu seorang senior yang pernah mengajarinya beberapa bahasa Eropa bersama Ibu Alissa.
Ludwig juga menghibur Genderuwo yang sedang sedih itu.

Ludwig:(ke Genderuwo)"Maaf kalau aku tidak bisa membantumu lebih,karena atas perintah dari teman lama Alissa. Aku ini merupakan orang yang tidak mau membunuh siapapun."

Tibalah Ibunya Alissa dan 7 gagak untuk menghibur Genderuwo.

Ibu:"Tenanglah,nak. Jangankan monyet, Genderuwo aja kami tetap menyayangimu."

Ab:"Kami ingin berterima kasih padamu karena telah menjadi teman adik kami."

Carlen:"Jika kamu teman adik,maka kami juga temanmu."

Felix:"Apapun rupamu,kami tidak akan meninggalkanmu."

Ishaak:"Kamu tidak akan mendapatkan kebahagiaan jika kau selalu menangisi yang lalu."

Genderuwo itu berdiri dan melihat Alex yang terbaring luka dalam. Dia menghampirinya untuk memohon maaf kepadanya karena penyerangan itu. Saat kondisi Alex mulai membaik karena rambut ajaib dari Genderuwo, suara tembakan melukai dada Genderuwo. Dan sesosok penembak itu dengan tanpa ampun menembak Alex dan 7 gagak yang mau menyerangnya juga ikut tertembak.

Penembak itu merupakan calon raja dari Kerajaan Jerman, Marcell. Alissa,Ibunya,dan Ludwig mulai diancam olehnya.

Marcell:(menodongkan senjata ke Alissa dan Ibunya)"Kalian berdua! Ikutlah denganku atau aku akan membuat nasib kalian sama seperti mereka!"

Ludwig:(pergi menghalangi arah tembakan Marcell)"Tuan! Sudah cukup atas apa yang kau lakukan!!!"

Marcell:"Berarti kau juga sama senasib mereka!!!"

Alissa:(menghapus air mata dan mulai merayu Marcell)"Sayang! Aku ingin mengatakan sesuatu."

Marcell:(menjatuhkan senjata dan langsung lemas)"Oh iya! Apa itu!?"

Alissa:(membawanya ke tepi jurang di barat)"Lihatlah pemandangan yang indah,kan? Bentar lagi matahari akan terbit."

Marcell:"Jadi apa aku bagaikan matahari terbit!?"

Alissa:"Bukan. Kamu adalah..."(mulai berteriak untuk mengatakan kalimat yang sudah lama mau sampaikan sejak SD yang secara tidak sengaja mendorongnya ke jurang karena ia mendekati Marcell terlalu dekat)"...TUAN YANG KAGAK TAHU MALU, DASAR MONYET KONYOL, KADAL PENYEK, LANDAK BEGO,ULAR BUNTING, SUSU BASI, BAN KEMPES, KNALPOT BR*NGS×K,BABU TOLOOOOLLL.....!!!!"

Dengan sekejap, Marcell jatuh ke jurang dan tidak bisa tertolong lagi. Alissa pergi menuju tempat Genderuwo,Alex dan 7 gagak yang tertembak. Pada saat itu, gagak-gagak tersebut sudah tidak bisa bangun lagi.

Alissa:(nada sedih)"Loetoeng...Babe...Kakak-kakak..."

Alex:(menengok Alissa dalam keadaan tak berdaya)"Alissa,...anakku... Syukurlah kau selamat. Hidup kami yang kena kutukan tidak akan bertahan lama. Kami bisa beristirahat dengan tenang selama kau hidup untuk kami."

Alissa:(memegang tangan Alex)"Tapi...aye ingin sekali melengkapi keluarga yang hilang. Tolong jangan pergi,babe...!"

Loetoeng(Genderuwo):(menganggkat suara buasnya)"A...A...li...!"

Alissa:(melihat ke Genderuwo)"Loetoeng!?"

Loetoeng(Genderuwo):"A...ku...men...cin...ta..i...mu..."(menghembuskan nafas terakhir)

Alissa:(Meneteskan air mata) "Loetoeng..."

Alex:"Tolong jaga...ibumu...dan...semuanya yang...kau sukai... Anne...Lisa..."(menghembuskan nafas terakhir)

.......

.......

.......

Alissa berdiri tanpa mengatakan dan pergi menuju ibunya dan Ludwig. Alissa pun memeluk ibu dengan erat dan meneteskan air matanya.

===============================================================================

POV. Alissa

Jadi ini rasanya kematian menjemput mereka. Dan aye mengerti sekali bahwa mereka yang telah dijemput akan beristirahat dengan tenang.

Tiada hari tanpa derita,

Tiada hidup penuh kebebasan,

Tiada hidup yang tentram, jika tiada yang berbahagia.

Tiada yang dapat mengisi jiwa,

Tiada yang mendapatkan harapan,

Akankah dapat hidup tanpa ada yang bahagia?

Semua takkan terjadi, jika tak berbahagia,

Hidup yang kujalani telah dimulai...

===============================================================================

Tiba-tiba,muncullah sinar dari kantong kecil itu. Saat Alissa membukanya,ternyata itu merupakan 7 bulu burung gagak yang disusun oleh Loetoeng. 7 bulu itu terbang ke langit dan mulai memancarkan tubuh Alex, Loetoeng, dan 7 gagak itu, termasuk jari kelingking Alissa.

Secara ajaib,mereka yang mati kena kutukan telah bangkit kembali dengan wujud mereka yang sebenarnya dan jari kelingking Alissa sudah sembuh seperti sedia kala.

Ab:"Lihat,semuanya! Kita kembali menjadi manusia!!!"

7 laki-laki:"Yaaayyy!!!"

Carlen:"Jadi seperti ini yang namanya tumbuh dewasa?"

Hanz:"Haha, kakak memang ga sadar!"

Ishaak:(memegang Ehrlich) "Yeeeyeyee!!!"

Ehrlich:"Kakak...hentikan!"

7 kakak Alissa pun mencium adik bungsu mereka dengan teratur tanpa berebutan. Setelah ciuman itu, Alissa melihat sesosok pria dengan kondisi pakaiannya kekecilan. Pria itu menjerit nama lengkap Alissa, begitu juga dengan anaknya.

"Anne Lisa Minan Hassenpflug!!!"

"Babe Alexander Phillip Hassenpflug!!!"

Mereka memeluk dengan sangat erat dan menangis dengan rasa gembira. Ibu Alissa menghampiri mereka dan berpelukan dengannya. Di tengah pelukan, Alissa melihat sesosok pemuda linglung yang hanya mengenakan kain celana. Ia tahu bahwa pemuda tersebut merupakan si Loetoeng yang juga terbebas dari kutukan.

Alissa menghampirinya,memeluk,dan mencium Loetoeng sambil memohon maaf tentang kesalapahamannya selama ini.

Loetoeng:"Alissa? Kau mengenaliku?"

Alissa:"Tentu saja. Karena tidak akan mengenal orang yang memakai celana dengan corak itu. Dan kau tahu mengenai bulu gagak itu?"

Loetoeng:"Seharusnya aku harus..."

Alissa:"Tidak tidak! Aye yang harusnya minta maaf,karena aye terlalu emosional mengenai barang itu. Dan satu hal yang aye inginkan. "

Loetoeng:"Apa itu?"

Alissa:(mencium dan berteriak gembira)"Aye mau menikah denganmu!"

Loetoeng:(terharu dengan riang gembira)"Benarkah! Ohh...Terima kasih!"

Mereka memeluk sekali lagi dengan erat. Saat Alissa mengatakan "Bujur" dengan suara pelan, Loeteong terkejut karena dia orang Sunda. Alissa baru menyadarinya dan sebelum ia tahu,dia pikir Loetoeng merupakan orang Batak Karo karena betapa cerewetnya dia. Dengan geraman Loetoeng seperti saat ia jadi Genderuwo,Alissa hanya mengatakan dalam hati bahwa mantranya ada yang ga hilang.

Mereka pun lari kejar-mengejar sedangkan Alex dan yang lainnya hanya bisa ketawa melihat mereka.

Bersambung(untuk terakhir kali)

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top