Bab 4 :Tempat yang Tak Terduga
Setelah perjalanan yang telah tertuju di peta Hindia Belanda, tidak ada satupun gagak yang mereka cari selama ini. Uang untuk membeli keperluan pangan sudah habis,makanan dan air tinggal sedikit. Di dalam kabin,Alissa mulai berputus asa,tetapi Loetoeng menghiburnya dengan lagu yang sering mereka nyanyikan. Dengan sihirnya melalui rambut,musik dinyalakan. Secara langsung Alissa nyanyi lagu tersebut bersama dengan Loetoeng. (Lagunya di Youtube)
Alissa:(menghapus air mata)"Bisa-bisanya kamu nyanyiin lagu itu sejak sekarang ini lagi hujan gerimis."
Loetoeng:"Karena kamu mulai menangis,bumi pun jadi ikut menangis. Makanya lagu untuk menghiburmu ya Hujan Gerimis ini."
Alissa:"Kamu bisa saja mengingat kembali sejak umurku 17. Dan terima kasih kamu sudah menghiburku."
Loetoeng:"Jangan kamu menyerah mencari apa yang kamu mau. Aku bisa melakukan apapun agar kamu bisa bahagia."
Alissa:"Kamu lagi ngegombalin aye?"
Loetoeng:"Mau bagaimana lagi,aku kan teman lamamu. Jadi aku tahu dari dulu kamu memang begitu."
Alissa:"Wah sudah lama sekali ya."
================================================================================
POV. Loetoeng
Alissa...
Kau sepertinya tidak sadar.
Aku dan kau sudah lama menjalin hubungan kita dengan baik. Bahkan waktu kecil, kau sepertinya lebih menderita daripada diriku. Kau saja memutuskan untuk berhenti melanjutkan pendidikanmu demi masa depan yang kau tentukan. Akupun merasa kasihan padamu karena kau telah memutuskan hal itu. Oleh karena itu, aku akan terus bersamanya untuk menghadapi masa depan yang ia tentukan.
================================================================================
Di tengah percakapan,Alex datang dan menyuruh mereka untuk tetap di dalam kabin. Alissa dan Loetoeng bingung dengan ucapan Alex,tapi saat ia mengatakan bahwa mereka akan pergi ke angkasa,mereka pada huru-hara karena secara tidak biasanya kapal dibawa pergi ke angkasa.
Sesampainya di atas awan dengan kecepatan yang tinggi,keadaan menjadi tenang dan ajaibnya mereka bisa bernafas seperti saat mereka di daratan. Hal mengejutkannya adalah mereka bisa berjalan diatas awan.
Alissa:"Pak,kenapa kita dibawa kesini? Ini kan ga sesuai sama peta?"
Alex:"Nak,kamu mungkin sudah beberapa hari kita ga ketemu gagak yang memiliki bulu hitam yang berwarna seperti yang kamu kumpulin waktu umurmu 13. Jadi aku baru mengetahuin dari suatu pesan aneh dari Jerman 'Bahwa jika ingin mencari sesuatu yang tidak dikenal orang lain,pergilah ke langit menuju istana awan.'."
Loetoeng:(Berkata dalam hati dengan senang)"Beneran yang dibilang Alissa kalo pria ini ajaib!"
Alissa:"Kira-kira mana itu istana awan? Apa disana ada orang?"
Alex:"Karena ini waktunya siang hari, ada sang matahari saja yang kita bisa lihat."
Loetoeng:"Rupa dia seperti apa? Apa dia orang tua yang payah seperitmu? Pffftttt!!!"
Tiba-tiba,seseorang berjubah putih-jingga di belakang Loetoeng membakar pantatnya dan ia langsung berteriak kepanasan dan berlari kesana-kesini. Hingga Alissa berteriak kepada Loetoeng bahwa ia harus duduk di awan agar api di pantatnya cepat padam. Dan ternyata perkataan Alissa benar dan Alex cukup kagum dengan akalnya. Orang yang membakar pantat Loetoeng pun memperkenalkan diri.
Sonne:"Namaku Sonne,aku dikenal sebagai sang matahari."
Loetoeng:(berbisik ke Alissa)"Kalau dia perempuan namanya jadi "Sonne" yang itu, loh!"
Alissa:(berbisik dengan Loetoeng)"Jangan bilang itu,ntar ceritanya jadi kusut,loh!"
Alex:"Kami kesini untuk menanyakan kepadamu apakah anda tahu dimana 7 burung gagak yang merupakan 7 saudara angkat dia yang hilang?"
Sonne:"Hmm...maaf, aku tidak tahu mengenai 7 burung gagak. Karena aku sangat sibuk dengan urusanku terhadap dunia. Jadi kalian bisa tanya dengan istriku,Monna."
Alissa:"Jadi,dimana kami bisa bertemu dengan beliau?"
Sonne:"Dia ada di istana awan. Tapi saat pagi hari, Monna tidur dan tidak bisa dibangunkan walaupun dengan cara paksaan. Jadi,kalian harus menunggunya bangun pada malam hari."
Loetoeng:"Jadi, boleh kita ngintip dia tidur..."
Alissa:(Menatap Loetoeng dengan tajam)"Jangan harap kamu pengen sesuatu seperti dalam cerita Putri Tidur!"
Loetoeng:"Nggak,kok!"
Sonne:"Sambil nunggu dia bangun, kalian boleh nginap di istana awan ini. Kalian boleh melakukan apapun,apalagi ada tempat untuk berdansa."
Alissa:(memandang dengan tatapan kosong)"Apa ada yang tahu cara berdansa? Aye pengen dansa tapi tahunya cuma dansa pencak silat."
Alex:"Aku akan mengajarimu,Alissa. Aku ini orang Jerman pasti tahu bagaimana caranya berdansa dengan benar."
Alissa:"Apa benar? Tapi pendek."
Alex:"Aku bisa minta suatu barang dari Sonne supaya tubuhku tinggi."
Alissa:"Ya baiklah..."(Ke Loetoeng)"Loetoeng! Kamu tolong beresin perlengkapan kita. Kita akan nginap disini."
Loetoeng:"Siap,non!"
Loetoeng pergi ke kapal terbang mengeluarkan barang untuk keperluan dalam menginap. Sedangkan Alissa dan Alex(dengan suatu alat di kakinya supaya tubuhnya tinggi) pergi ke ruang dansa di istana awan untuk berlatih dansa ala Eropa(Karena Alissa hanya bisa berdansa sebagai pelawak). Sambil menyusun barang,Loetoeng menemukan bingkai yang berisi 7 bulu gagak yang berwarna jika dilihat dengan sudut pandang yang berbeda. Secara rahasia,ia pun memindahkan bulu-bulu itu ke kantong kosong.
Malam hari,wanita yang melambangkan bulan,Monna,bangun dari peristirahatannya. Alissa,Alex,dan Loetoeng menemuinya untuk menanyakan tentang keberadaan 7 burung gagak itu.
Monna:"Aku tahu tempat tinggal mereka. Mereka tinggal di atas gunung kaca yang diselimuti salju. Kami punya kunci untuk membuka gerbang kaca itu."
Alex:"Eheem! Sebelum itu,kalian ada janji untuk berdansa malam ini?"
Alissa:"Waduh! Aye lupa! Aye pergi ganti baju dulu! Loetoeng kamu juga!"
Mereka berdua terburu-buru dalam mempersiapkan pesta dansa.
Hingga tibalah saatnya mereka berdansa di istana awan.(Dan musiknya bayangin pembacanya sendiri. Karena penulis tidak memiliki ide dalam lagu mereka saat dansa😑.)
================================================================================
POV. Alissa
Rasanya, aye mulai terbiasa dengan sesuatu yang berkilau saat berada di pesta dansa. Soalnya cahayanya terlalu menyilaukan pandanganku yang kabur akan masa depanku. Cahaya yang kurasakan ini telah menyemangati diriku yang sesat di jalan. Terlebih lagi saat Loeteong menari bersamaku, aye merasakan seperti aye berdansa dengan pangeran tampan.
Hangat sekali...
POV. Loetoeng
Dari cara ia berdansa, aku seperti berdansa dengan sang putri. Ini merupakan momen pertamaku dia memiliki perasaan yang begitu mewarnai dirinya sendiri. Aku sangat senang melihat dia lihat warna yang begitu indah ini.
Sungguh membuat hatiku bergelotak...
================================================================================
Setelah mereka berdansa,mereka berbincang di balkon istana.
Alissa:"Jadi seperti ini berdansa dengan pasangan? Apa kamu menikmatinya?"
Loetoeng:"Aku juga. Yang kutahu seorang putri harus pakai perhiasan yang sangat berkilauan,tapi kamu tidak seperti mereka."
Alissa:"Kamu tahu apa yang berkilau?"(melepaskan sarung tangan di tangan kanan dan menunjukkan cincin di jari manisnya)
Loetoeng:"Kamu memakai cincin pernikahan ibumu?"
Alissa:"Iya,ketika enyak ketemu babe sebelum menikah,mereka berdansa dulu. Mungkin ini sebabnya enyak kasih aye cincin untuk perhiasan."
Loetoeng:"Iya...Alissa! Apakah kamu mau..."
Terpotong pembicaraannya, seorang anak kecil dengan bintang di rambutnya membawa kunci yang mirip dengan tulang jari ayam. Anak itu memperkenalkan diri dengan nama lengkapnya Morgen Stern.
Bersambung
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top