CHAPTER 3

"Nemu-chan, aku pergi keluar dulu ya."

"Lho, (Name)-san mau kemana?"

(Name) berhenti sejenak, menoleh ke arah Nemu yang masih sarapan masakan (Name).

"Mencari pekerjaan," jawab (Name), "aku akan kembali sebelum makan malam, oke? Jadi makan sianglah tanpaku. Aku yang akan menyiapkan makan malam, seperti biasa."

"Ah baiklah, hati-hati, (Name)-san."

(Name) mengangguk, melambai pada Nemu kemudian memasang sepatunya dan keluar dari apartemennya dan Nemu.

'Harus cepat menemukan pekerjaan agar aku bisa membayar setengah uang sewa apartemen,' pikir (Name).

[][][]

"Tapi tetap saja, hasilnya nihil kalau aku tidak tahu apa-apa tentang kota Yokohama," ucap (Name) tersenyum canggung melihat kerumunan orang di perkotaan.

(Name) menghela napas panjang, menyeka keringatnya kemudian melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul dua siang.

"Astaga, pantas saja hari sangat panas."

'Apa aku cari online saja?'

"Well, fancy to see you here, Miss (Name)?"

Mengenali aksen khas dan namanya, (Name) pun menoleh ke belakangnya dan melihat Jyuto dengan seragamnya seperti biasa.

"Oh, halo Jyuto-san."

"Apa yang kau lakukan disini? Panas begini?"

"Aku sedang mencari pekerjaan," jawab (Name), "mana bisa aku hidup tanpa uang."

"Benar," sahut Jyuto, "oh, kabar bagus, aku tahu tempat yang membuka lowongan."

"Benarkah?" tanya (Name) langsung antusias.

"Tapi tentu informasi ini tidak gratis, Miss."

"Tenang saja, aku akan membayarmu setelah uangku cukup," sahut (Name).

"Apa kau sebegitu yakinnya informasi ini bisa dibeli dengan uang?" tanya Jyuto.

(Name) mengangkat sebelah alisnya.

"Damn you, dirty cop."

"Thanks for the compliments, Miss."

"Aku tidak memujimu!" protes (Name) menyilangkan kedua tangannya lalu mengembungkan kedua pipinya, "jadi, dengan apa?"

Senyum Jyuto kini berubah menjadi seringai jahat, dan Jyuto memegang dagu (Name) serta mengangkatnya, memastikan iris (Name) menatapnya langsung.

"Bagaimana dengan waktu dan tubuhmu?"

(Name) berkedip beberapa kali.

"... apa kau yang menentukan tempatnya, Jyuto-san?"

"Hm, kau cepat tanggap juga ya," komentar Jyuto, "hadiah karena cepat tanggap, kau bebas menentukan tempatnya."

[][][]

"Jadi aku dan Nemu-chan sudah kemari dan percayalah, kopi disini sangatlah enak!"

"Tak kusangka kau membawaku ke kafe dimana mayoritas pelanggannya adalah wanita."

(Name) tersenyum, "tempat bagus yang kutahu hanyalah kafe ini, dan kau bilang terserah padaku yang menentukan tempatnya."

(Name) kemudian menarik Jyuto memasuki kafe tersebut, dan langsung duduk di tempat yang kosong, lalu menunggu kedatangan pelayan kafe untuk menanyakan pesanan mereka.

'Dia memang adiknya Riou,' pikir Jyuto menggelengkan kepalanya.

"Jadi kau pikir ini maksudku saat mengatakan bayaran dari informasi yang kau cari adalah waktu dan tubuhmu?" tanya Jyuto membuka buku menu yang ada di meja, lalu melihat-lihat apa saja yang disajikan kafe tersebut.

"Maksud Jyuto-san itu date, kan?" tanya (Name) memiringkan kepalanya.

"Apa hanya itu yang kau pikirkan atas ucapanku tadi? Polos sekali."

(Name) hanya tersenyum. Tak lama kemudian pelayan kafe datang ke meja mereka dan menanyakan pesanan mereka.

"Polos, ya?" gumam (Name) saat pesanan mereka datang beberapa menit kemudian.

"Ya, begitulah," ucap Jyuto kemudian menyesap kopi pesanannya, atas rekomendasi dari (Name) sendiri.

"Tapi apa kau masih akan menganggapku polos saat aku jujur kalau hal pertama yang kupikirkan atas ucapanmu itu adalah kau ingin keperawananku?"

Seketika Jyuto tersedak oleh kopi yang sedang dia minum.

"Huh, ada apa, Jyuto-san?" tanya (Name) memasang raut khawatir melihat laki-laki di depannya terbatuk-batuk.

"Tidak ada apa-apa, hanya menerima terlalu banyak informasi," jawab Jyuto berdehem.

"Oh, kembali ke tujuan awal, mengenai pekerjaan yang kucari—"

"Aku akan mengirimkan semua file yang kau perlukan lewat email nanti," ucap Jyuto, "tapi aku tidak punya email ataupun nomormu."

"Oh, akan kuberitahu," ucap (Name) mengambil tisu yang disediakan oleh kafe tersebut lalu mengeluarkan sebuah pulpen dari tas kecil yang dia bawa.

Setelah menuliskan alamat email dan nomornya, (Name) kemudian menyodorkan tisu tersebut kepada Jyuto.

"Kau tidak punya tambahan lainnya? Seperti jenis pekerjaan yang kau inginkan?" tanya jyuto menyimpan tisu pemberian (Name) ke dalam saku bajunya.

"Hm, model atau koki?" gumam (Name) membelah kue yang dia pesan, "dua bidang itu dimana aku merasa unggul. Tapi aku tetap terbuka pada pekerjaan lain seperti pelayan kafe."

"Hm," Jyuto bergumam panjang, "dan apa kau perlu bantuan tambahan dariku?"

(Name) menyipitkan kedua matanya, lalu terkekeh kemudian menggeleng.

"Tidak perlu," ucap (Name), "mencarikanku lowongan pekerjaan sudah cukup bagiku."

"Walaupun bantuan kali ini tidak dipungut biaya?"

(Name) mendengus, kemudian tertawa kecil.

"Mendengar kata gratis darimu, sepertinya Ramuda-san akan tinggi dalam waktu dekat."

Jyuto mengangkat sebelah alisnya.

"Kau mengenal Amemura Ramuda?"

"Siapa warga di Jepang yang tidak mengenal keempat anggota legendaris The Dirty Dawg?" tanya (Name), "pada malam kedatanganku di rumah divisi kalian, aku sengaja mendatangi Samatoki karena di Yokohama hanya wajahnya yang kukenal."

Lalu (Name) berdiri, dan melirik ke jam tangannya.

"Oh, lihatlah sudah jam berapa, aku sudah berjanji pada Nemu-chan akan pulang sebelum makan malam," ucap (Name).

"Kalau begitu izinkan aku mengantarmu pulang," ucap Jyuto menawarkan diri.

"Oh, tidak perlu Jyuto-san, aku juga berencana mengunjungi Kak Riou sebentar jadi biarkan aku mengantarmu ke rumah."

Di sudut hati terdalam, Jyuto merasa harga dirinya sebagai laki-laki hancur.

[][][]

"Jadi, apa Kak Riou ada di dalam?" tanya (Name) saat melihat Jyuto kembali ke pintu depan.

(Name) berkata kalau dia hanya ingin melihat Riou sejenak jadi dia meminta Jyuto memanggil sang kakak. Namun setelah Jyuto cari di dalam rumah, tidak ada tanda-tanda kehadiran dari Riou.

"Mungkin dia pergi ke hutan," jawab Jyuto, "apa tidak mau menunggu dia datang saja?"

(Name) menggeleng, "aku berjanji akan kembali sebelum makan malam, jadi kurasa lain waktu saja."

"Begitu ya?"

"Mhm, sampai jumpa Jyuto-san," ucap (Name) melambai kecil pada Jyuto.

Sementara Jyuto sendiri hanya mengangguk singkat, namun tampak tangannya sedikit terangkat tanda balasannya.

"Oh hampir lupa."

"Huh?"

Jyuto mengangkat sebelah alisnya saat melihat (Name) memutar tubuhnya dan berjalan mendekati Jyuto.

"Hampir saja aku melupakan ini."

Itulah yang (Name) ucapkan sebelum akhirnya menarik dasi Jyuto dan mempertemukan kedua bibir mereka dalam sebuah ciuman singkat.

"Terima kasih atas date-nya dan informasinya," bisik (Name) dengan senyum manis terlukis, lalu mengedipkan sebelah matanya.

Setelah itu (Name) melepaskan pegangannya dari dasi Jyuto dan berbalik.

Oh, betapa terkejutnya mereka saat melihat Riou berdiri disana dengan tangannya yang sedang memegang seekor rusa kecil, yang tak lama kemudian jatuh karena terlepas dari pegangan Riou yang melemah.

"Kak Riou! Baru pulang rupanya~" ucap (Name) melangkah mendekati sang kakak lalu mencium pipinya, "aku hanya mampir untuk melihat keadaan Kak Riou, kalau begitu aku pulang dulu ya, jangan racuni dua teman kakak ya."

Setelah itu (Name) melangkah pergi seolah tidak terjadi apa-apa. Sementara Jyuto sendiri hanya bisa berdehem lalu menghindari tatapan tajam Riou.

"A-aku bisa jelaskan, Riou."

"You better have a good explanation about this."

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top