TIGA
Tiga
Bel sudah berbunyi membuatku takut, seharusnya aku biasa saja, kan? Bukankah dihukum adalah hal yang wajar bagi siswa maupun siswi? Tidak ada masalah. Seharusnya. Tetapi aku tidak bisa berpikir seperti itu, aku menyukai belajar dan tidak suka dihukum.
Jam pertama akan segera dimulai, dan kebetulan tugas yang dihancurkan Azny harus dikumpulkan tepat di jam pertama ini.
Ketika guru yang mengajar masuk ke kelasku dan mengucapkan salam, aku semakin takut. Aku ingin menghilangkan rasa ini, tetapi bagaimana caranya?
"Baiklah anak-anak, hari ini kita akan melakukan presentasi, kumpulkan tugas kalian yang sudah Ibu berikan bulan lalu, nanti Ibu pilih siapa yang akan maju duluan."
Satu per satu teman-temanku maju untuk mengumpulkan tugas. Hah, biasanya aku tidak pernah seperti ini.
Ketika Buk Fia----guruku----menghitung jumlah tugas yang terkumpul, aku semakin takut.
"Ada yang tidak mengumpulkan?" tanyanya sambil menatap kami semua.
"Saya buk," jawabku membuat seluruh perhatian teman-teman fokus padaku. Mungkin mereka merasa heran, atau apapun itu, aku tidak peduli.
"Maju ke depan!" Aku mengikuti perintahnya, setelah berada di hadapan Buk Fia, aku langsung menunduk. Itu reaksi reflek, aku sungguh tidak sadar melakukan itu.
"Kenapa kamu tidak mengumpulkan tugas?" tanya Buk Fia pelan, tetapi entah mengapa aku menganggap itu sebagai bentakan.
"Maaf, Bu. Saya lupa." Aku mengikuti ucapan mama, lihat saja, ini berhasil atau tidak.
"Lupa? Tugas itu sudah Ibu berikan sebulan yang lalu, tidak biasanya kamu seperti ini, Mya."
Memang tidak biasanya dan tidak akan pernah menjadi biasanya, aku membuat tugas itu, tetapi Azny yang merusaknya. Bagaimana bisa aku mengatakan hal seperti itu di saat aku sendiri menyembunyikan keberadaan Azny dari teman-temanku. Sudahlah, aku tidak ingin mengingat itu lagi.
"Sekarang kamu keluar dari kelas Saya," perintah Buk Fia yang langsung aku turuti.
Aku bingung kemana harus pergi, sekolah ini terasa sepi karena semua penghuninya pasti sedang sibuk.
Jika aku ke kantin, maka akan ketauan dengan guru piket dan justru akan menambah masalah baru. Jika ke perpustakaan, aku malu jika ada yang bertanya kenapa aku keluar dari kelas.
Akhirnya aku memutuskan untuk pergi ke taman belakang sekolah, tempat yang biasanya dianggap angker, jujur aku juga takut, tetapi sepertinya hanya itu satu-satunya pilihan.
🔥🔥🔥
Revisi, Minggu 14 Februari 2021
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top