🥀 Side Story Special New Year 🥀

A/n:

Hai hai, jadi di side story khusus tahun baru ini Ruru mau mempersembahkan cerita sisi lain atau bisa dibilang gak ada hubungannya dengan cerita utama.

Khusus tahun baru aja.

Dan yang bikin spesialnya adalah~~

Rena dan Rayn join dalam cerita ini. Yep, they live again 💙

Dan disini mereka menginjak dewasa.

So, really a good story for new year.

Kenapa Rena dan Rayn masuk dan cerita versi remaja? Ya kalian pasti ingin lihat bagaimana mereka versi remaja kan? Apalagi Rayn yang tidak menginjak dewasa sama sekali.

Anyway, happy reading~

====================

New Year's for Everyone

By Aurumn PainT

Side story of Little Sister and Seven Brothers

.

.

.

Happy reading~

===================

[31 Desember 2021; 09:00]

"Bang Gempaaaa!"

Teriakan seorang gadis remaja yang memiliki rambut coklat sepinggang dan sedikit helaian putih di pucuk kepala itu berhasil menarik seluruh atensi penghuni rumah. Sang empu yang dipanggil pun datang dengan tergesa-gesa.

"Ada apa [name]? Kenapa teriak-teriak begitu?"

"Pasang dasi." [Name] nyengir tanpa dosa. Ia teriak-teriak memanggil Gempa hanya untuk memasangkannya dasi. Gempa hanya bisa menggeleng dan menghela napas lelah. [Name] sudah berusia 15 tahun tetapi masih saja tidak bisa memasang dasinya sendiri.

"Belajar memasang dasi sendiri itu penting, [name]," ingat Gempa. Gempa memasangkan dasi remaja itu hingga sempurna. Lalu [name] menyungging senyum nyengir. "Nanti [name] akan belajar."

"Eyy, mau kemana nih cantik banget." Seperti biasa, Taufan selalu menggoda adik bungsunya itu sebagai basa-basi setiap pagi. Itu lebih baik daripada hanya diam dan menyeruput kopi seperti bapak-bapak. Iya, Halilintar begitu. Tapi lagipula umur Halilintar memang sudah jauh, wajar saja sikapnya mulai seperti bapak-bapak.

"[Name] mau buat sesuatu sama teman-teman [name] untuk tahun baru nanti, kalau gitu [name] pergi dulu ya! Assalamu'alaikum!" [Name] bergegas pergi dari sana sambil melambai. Terlihat semangat sekali. Kedua abangnya tersebut hanya balas melambai sekaligus menjawab salam dari adik bungsunya.

[Name] berlari-lari kecil di jalanan. Ia telah janjian dengan teman-temannya yang lain, mereka akan bertemu di taman pulau Rintis. Lalu mereka akan bersama-sama belanja alat dan kebutuhan yang diperlukan untuk menyambut tahun baru.

Setelah sampai, [name] bisa melihat ketiga temannya ternyata telah sampai lebih dulu. Terlihat memakai pakaian yang jelas rapi dan menarik. [Name] langsung saja menghampiri mereka bertiga.

"Hai, lama menunggu?" sapa [name]. Remaja perempuan berambut pirang itu melihat ke jam tangan. "Kau telat lima menit."

"Ayolah Grace, hanya lima menit," sungut [name].

"Waktu itu penting, [name]." Remaja perempuan berambut hitam di sebelahnya ikut-ikutan bersuara. Ia menaikkan kacamatanya. "Kita bisa kehilangan banyak waktu penting."

"Iya maaf, lain kali gak akan begitu."

[Name] merasakan seseorang tengah menepuk pundaknya. Ternyata itu pemuda berambut hitam dengan kulit putihnya yang begitu mencolok. "Tidak apa-apa, berusaha ya."

[Name] hanya mengangguk saja mendengar ucapan Rayn.

"Kalau begitu, ayo." Grace lalu mengajak mereka untuk segera pergi dari sana. Seperti biasa, Grace membawa mobil sendiri. Meski ia sendiri belum memilliki kartu SIM karena masih anak SMA.

"Bang Hali pasti akan mengomelimu lagi soal mengendarai mobil," ujar [name]. Grace tersenyum remeh. "Begitu? Coba saja kalau dia bisa menilangku."

Rena geleng-geleng kepala mendengarnya. Sudah ia duga, mengancam Grace itu mustahil.

Akhirnya mereka pun naik ke mobil Grace dan mengikuti kemana pun mereka akan di bawa.

Sebuah mall besar terlihat di depan mata. Grace memarkirkan mobilnya tepat setelah menemukan tempat parkir yang tepat. Mereka berempat turun dari mobil dan mulai memasuki mall.

"Apa yang harus kita cari terlebih dahulu?" tanya Rena begitu ia membuka catatan tentang apa saja yang harus mereka beli. Grace berkacak pinggang. "Hemm, berpencar saja biar lebih cepat."

"Oke, kalau gitu berdua-dua. Ayo suit."

.

.

.

"Jangan lambat, ayo sini."

"Ah iya, jangan cepat-cepat begitu, Grace." Rayn kepayahan mengikuti langkah Grace yang terbilang cepat. Grace dalam sekali lihat sudah tahu barang-barang yang mereka butuhkan. Bahkan troli yang sedang di dorong oleh Rayn ini mulai penuh oleh bahan-bahan yang mungkin tidak ada di daftar.

"Banyak sekali yang kau beli," komentar Rayn. Grace masih sibuk melihat expired barang yang akan ia ambil. "Tentu saja, kita akan merayakan tahun baru bersama-sama."

Rayn samar-samar tersenyum kecil. Tahun baru rupanya. Dan merayakan bersama-sama. Grace pasti menunggu saat ini tiba agar bisa membuat memori baru.

Memori yang indah tentunya.

"Apa yang kau lamunkan?" Rayn tersentak saat tahu-tahu Grace sudah ada di dekatnya sambil menatapnya dengan manik Cyan itu. Tampak serius. Rayn terkekeh kaku. "Tidak, hanya menunggumu selesai memilih."

"Yah." Grace menunjukkan dua mereka bumbu pedas di tangannya. "Kira-kira enak yang ini atau yang ini?" ujarnya meminta pendapat dari Rayn. Rayn malah ikut kebingungan.

"Kenapa tidak kau beli keduanya saja?"

"Ide bagus."

.

.

.

Berbeda dengan troli Grace dan Rayn yang hampir penuh. Troli Rena dan [name] di lain sisi bahkan belum sampai setengah. Alasannya karena [name] selalu terkejut melihat harga barang yang akan mereka beli. Dan selalu mengatakan bahwa mereka harus hemat dan bijak seperti Gempa, abangnya.

Rena hanya bisa angguk-angguk saja acap kali [name] mengatakan sesuatu. Lagipula percuma saja membantah omongan si jenius ini. Ia bisa diceramahi habis-habisan soal hemat.

Meski Rena yang paling tahu soal hemat. Habisnya ia anak yatim piatu yang besar di sebuah panti asuhan.

Tapi biarlah [name] memilih apapun barang yang akan dia pilih. Paling nantinya akan ribut dengan Grace karena barang yang dibeli tidak sesuai dengan apa yang Grace harapkan.

"Melamun apa? Ayo ke sana," ajak [name] sambil menarik troli dari depan. Rena pun mendorong troli itu mengikuti [name].

"Daftar kita masih banyak, kita harus bergegas."

"Itu karena kau yang berpikir terlalu lama, [name]."

"Hehe."

.

.

.

[31 Desember 2021; 20:15]

Di kediaman para elemental bersaudara. Di sana [name] dan teman-temannya akan mengadakan acara kecil-kecilan untuk mereka sendiri. Para abang pun membantu apa yang bisa mereka bantu.

Menyiapkan tempat mereka akan memasak barbeque dan jagung bakar. Kembang api juga telah disiapkan. Tak lupa kini beberapa buah lampion yang mereka buat sendiri untuk diterbangkan di malam tahun baru.

Kini mereka bersiap-siap terlebih dahulu.

Tampak Rena tengah membakar daging dan jagung bakar di atas pembakaran yang tentu di bawa oleh Grace sebelumnya. Sedangkan Grace sendiri tengah menghitung persediaan kembang api mereka, tak lupa 4 buah lampion yang mereka buat tadi sore bersama-sama.

Rayn duduk diam di salah satu bangku dengan sebuah selimut berada di bahunya. Seperti biasa, fisik Rayn memang tidak bisa diajak kompromi. Rayn harus berhati-hati.

[Name] sendiri tampak membantu-bantu apa saja yang kurang. Seperti menyiapkan piring atau bahan-bahan yang kurang.

"Asik banget tahun baruan rame-rame." Blaze terkekeh. Melihat betapa para adik-adik kelasnya tampak bersemangat menyambut tahun baru.

"Bang Duri mau ikuuut~" Duri nyelonong datang dan duduk di karpet besar yang telah dibentang di halaman depan rumah mereka. Karpet besar ini bahkan cukup jika mereka semua duduk di sana.

"Wihh, kita ikutan ya?" Taufan muncul bersamaan dengan yang lainnya.

"Ayo ikut aja bang." [Name] tampak senang. Mereka semua pun saling membantu sebelum tahun baru tiba.

.

.

.

[31 Desember 2021; 23:59]

"Ayo pasang kembang apinya."

Taufan dan Blaze yang menghidupkan kembang api untuk ditembak ke langit itu. Satu menit sebelum tahun berganti. Dan mereka semua bersiap-siap dalam posisi.

"Lampionnya." [Name] menyerahkan lampion pada teman-temannya.

Lalu hingga waktu mundur pun tiba.

"Lima."

"Empat."

"Tiga."

"Dua."

Lalu tepat di detik terakhir. Mereka meneriakkannya bersama-sama.

"SATUUU!!"

Csshh!

Dhuar!

Kembang api itu meledak di langit dengan indahnya bersama kembang api lain yang turut menembak ke arah langit.

Tahun pun telah berganti. Momen-momen mereka di tahun sebelumnya telah menjadi memori indah. Tahun ini menjadi saksi kedekatan mereka yang kian tak goyah diterpa waktu.

"Ayo saatnya make a wish!" [Name] berujar dengan semangat. Masing-masing dari mereka telah memegang lampion tersebut.

Lalu mereka mengucapkan segala keinginan mereka di dalam hati untuk tahun 2022 ini. Tahun yang akan memulai segalanya.

"Oke sudah ya, terbangin lampionnya, satu, dua."

Bersama-sama. Mereka berempat melepas lampion itu ke langit. Membawa harapan baru mereka di tahun ini dengan penuh harap. Berharap semua yang mereka katakan akan menjadi sebuah kenyataan.

"Mau main kembang api kecil atau makan dulu nih?" tawar Solar. "Tentu saja makan," sahut Ice sambil mengunyah jagung bakarnya.

"Hati-hati mainnya, jangan sampai kena apinya," ingat Halilintar. Ia membantu menaruh sebuah lilin dan api di tempat yang aman agar menghindari kemungkinan terburuk.

"Iya bang!" [Name] berseru semangat.

"Hei hei hati-hati tanganmu itu, jangan mengenaiku!" pekik Grace saat [name] mengayunkan kembang apinya ke sembarang arah. Rena dan Rayn telah mengambil tempat aman terlebih dahulu.

Grace mencomot jagung bakar. [Name] bermain-main dengan kembang apinya. Rayn seperti biasa duduk sambil berselimut dan meminum secangkir coklat hangat. Rena sendiri lanjut memanggang daging untuk mereka makan.

Taufan keluar dengan kameranya. "Ayo sini kalian difoto biar jadi kenang-kenangan," ajaknya.

"Mau! Mau!" [Name] dengan semangat maju lebih dulu. Lalu menarik ketiga temannya untuk berfoto bersama.

"Siap ya! Satu, dua tiga."

"Chesee~"

Ckrek!

Dan malam tahun baru pun berakhir dengan canda tawa mereka malam itu.

.

.

.

Tak terasa tahun telah berganti.

Memori baru kini telah dimulai kembali.

Berharap semoga tahun ini lebih baik daripada tahun sebelumnya.

Semua harapan harapan muncul.

Semua merayakan dengan riang gembira.

Bersamaan dengan lampion yang membawa harapan mereka ke atas langit.

"Aku hanya berharap bisa hidup lebih lama dan menjadi dewasa bersama yang lainnya. Aku ingin melihat tahun baru tahun depan."

Harapan tentang hal besar, tentang bagaimana ia ingin tetap bersama seperti saat ini.

"Aku akan membuka toko roti dan hidup dalam tenang, dengan orang-orang yang kusayangi."

Sebuah harapan sederhana.

"Keluargaku, temanku, semuanya. Jangan ambil siapapun dariku."

Keinginan dan harapan yang sungguh-sungguh.

"Bahagia. Aku ingin semuanya bahagia."

Dan harapan kecil yang mulia.

Kini menjadi semangat mereka untuk memulai hari baru di tahun baru.

.

.

.

***end***

A/n:

Happy new year 2022 semua

Maaf telat hahahaha, biasalah :D

Semoga tahun ini jadi lebih baik ya

Semangat semuanya

Mari kita bangun memori yang lebih indah lagi

Lov you all 💙

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top