Stars in my Heart *my fiction 5
"Bangun, Moll!" panggil Vanessa, Mollie meringkuk dikasurnya, masih tak rela bangun. "Hedeh.. Maksa banget nih cewek.." Vanessa sudah bersiap dengan kuda-kuda nya. "Hyah!" Mollie yang menyadari dirinya diserang langsung bangun. "Deh.. Kemaren aku tidur jam 11 lho.. Biarin aku tidur lagi kek..." rengek Mollie mulai berbaring lagi. Vanessa menggeleng tegas, dengan segera diambilnya tangan itu dan memaksanya duduk. "Tidak! Kau jangan membantah kali ini. Mona, Ro sama yang lain udah siap. Masa cuma kau yang belum siap? Mandi sono!" Vanessa mengambil baju dari lemari.
"Pake nih!" Vanessa menyodorkan baju biru muda dan jeans pada Mollie. "Cepetan!" katanya tak sabaran. "Iya-iya! Gak sabaran kali.." Mollie mandi lalu berpakaian. "Udah siap? Yuk!" Vanessa menarik tangan Mollie, menuju ke luar rumah.
"Kalian lama!" protes Ramona. "Salahin dia." Vanessa menunjuk Mollie. "Dia gak mau bangun-bangun." lanjutnya. Mollie menatap mereka datar, mereka menilai penampilan Mollie, "Hei, kenapa kalian melihatku seperti itu?" tanya Mollie.
Semua tersenyum manis, "Itu aku yang pilihin." Vanessa menunjuk dirinya sendiri. "Habisnya dia lama sih." lanjutnya cengengesan. "Nah, ayo berangkat!"
Cassie menekan gigi mobil lalu menekan gas.
Di mobil itu 8 ada orang,
🌷Vanessa, yang dijuluki Ratu dari segala ratu.
🍁Veronica yang pendiam.
🌴Ramona, sahabat Vanessa yang ceria dan cantik.
🌼Cassie, yang sedang mengemudi orang paling alay diantara mereka.
🌻Mia, cewek yang super duper aktif.
🌸Alice, orang yang paling tenang dan sesekali berbicara dengan Cassie dan Mia.
🍀Clara, si pembawa keberuntungan.
🌹Dan yang terakhir, Mollie, heroine pada chapter ini. Yang pemalas, tenang, suka merengek, dan penurut.
Suasana didalam mobil sangat ceria karna ada Vanessa dan Ramona yang tak habis-habisnya berbicara. Ada juga Mollie yang tertidur di sebelah Veronica yang sedang main HP. Clara yang bicara ringan dengan Alice dan Mia. Cassie yang fokus mengemudi.
"Udah sampai!" sahut Cassie. "Moll bangun." Veronica membangunkan Mollie. "Huh? Ohh.. Sudah sampai ya?.." Mollie turun bersama Veronica. "Taman Hiburan?" Vanessa menelpon seseorang. "Ya, kami sudah sampai. Di gerbang. Cepat!" Vanessa memutuskan telepon secara sepihak. "Huh. Kenapa kita kesini?" tanya Mollie yang membuat semuanya tersentak. "Bukannya kita harusnya ke Mall ya?"
"Em, gini Moll. Kita udah ganti tempat tujuan kita tadi, sebelum berangkat. Sekali-sekali gak papa lah ya?" jelas Ramona. Mollie hanya mengangguk patuh, sampai 8 orang lelaki datang pada mereka.
"Sudah lama ya?" tanya Rian. "Enggak kok! Kami juga baru sampai." kata Ramona cepat, Ramona berdiri disebelah Rian.
"Haha. Kamu cantik." kata Crist membuat Vanessa menunduk malu. Crist menggandeng tangan Vanessa yang masih menunduk.
"Kamu masih sportif seperti biasanya." Mia yang mendengar itu tersenyum lebar. "Makasih!" dia langsung menggandeng tangan Kyle.
"Aku tau kok kalau aku cantik." Crove tersenyum tipis, lalu menggandeng Cassie. Sepertinya mereka pasangan yang emm... Kalian tau lah.
"Jangan melihatku seperti itu." Jake tertawa kecil. "Memangnya kenapa?" godanya membuat Veronica seperti kepiting rebus. "Enggak. Enggak ada." jawabnya melihat kearah lain. Jake tersenyum tipis lalu menggandeng gadis itu.
"...tanpa kuberitau kamu pasti tau maksudku kan?" ucap Strick mengedipkan sebelah matanya dan tersenyum genit. "Jangan melihatku seperti itu, itu menjijikkan tau," ujar Alice menghadap arah lain. Strick langsung memegang tangan Alice yang membuatnya menoleh. "You're beautiful today." katanya.
"Pakaian mu santai seperti biasa." komentar Eric pada pakaian Clara. "Eum. Terima kasih." Clara langsung berjalan kearah Eric dan menggandengnya. "Jangan Ge-er. Aku begini biar gak kelihatan aku jomblo." Eric menahan tawanya mendengar itu. "Ngaku juga akhirnya, kalau jomblo." Clara mendengus sebal, seharusnya tak kuberitau alasanku padamu, pikirnya.
"Emm.." lelaki itu tetap diam memperhatikan Mollie dengan tatapan menyelidik. "Pakaian mu bagus." komentarnya setelah keheningan yang agak lama. "Hm.. Terima kasih." lalu hening lagi. "Ayo." Billy menjulurkan tangannya pada Mollie, meminta balasan. Mollie diam menatap tangan terulur itu, Billy langsung menariknya tak sabar sampai Mollie hampir terjatuh kalau tak ditahan Billy. "Em.. Terima kasih.. lagi." Mollie kembali mendirikan tubuhnya yang hampir jatuh.
"Nah. Kita semua pasangan ya! Mau kemana dulu?" tanya Mia semangat.
"Aku sih maunya bianglala." ucap Cassie. "Eh, jangan sekarang! Itu nanti saja saat sore. Kan enak naiknya sambil lihat sunset." komentar Vanessa.
"Kalau begitu.." ucapan Rian terpotong oleh semua gadis, kecuali Mollie.
"Rumah Hantu!" ucap mereka bersamaan. Mollie menggeleng tegas mendengarnya. "Tidak, tidak. Yang lain saja."
"Emm. Kapal viking?" tanya Ramona.
"Sudahlah! Kita pergi saja sendiri-sendiri. Nanti jam 4 atau 5 baru ngumpul di bianglala, setuju?" teriak Cassie yang dihadiahkan sorakan dari gadis-gadis.
"Setuju!"
Crist-Vanessa pergi mencari souvenir.
Rian-Ramona mencari hadiah dari permainan tembak sasaran.
Jake-Veronica mencari makanan.
Mia-Kyle mencari kapal viking.
Cassie-Crove berkeliaran tak menentu.
Alice-Strick pergi main pancingan.
Clara-Eric mencari cemilan.
Dan terakhir, pasangan utama,
Billy-Mollie tak tau tujuan.
"Kita mau kemana?" tanya Mollie. Billy diam, menarik Mollie ke satu bangunan tinggi. "Freefall!" serunya senang. Billy yang melihat itu menghela napas, "Kamu mau terjun bebas? Itu bahaya." Mollie menatap Billy penuh harap. "Bill. Hanya kali ini. Please ya?" Billy menggeleng. "Itu terlalu berbahaya, Moll." katanya.
Mollie menarik Billy kesana. "Dua orang pak." katanya pada petugas itu. Billy menghembuskan napas kasar, gadis ini keras kepala.
"Baiklah. Tapi hanya satu kali saja." Mollie mengangguk patuh.
Disana mereka sudah diikatkan tali khusus untuk terjun bebas di pinggang. "Ready?" tanya petugas itu. Mollie mengangguk antusias, sedangkan Billy hanya diam. "Here you go!!" Mollie langsung menjatuhkan diri kebawah. Billy yang agak panik juga langsung turun. "Yuhuu!! Seru sekali!!" komentar Mollie. Billy yang terkejut, langsung melayang keatas tanpa aba-aba. "Bill!! Bukankah ini sangat seru??" tanya Mollie yang ikutan melayang. "Y-ya.." katanya, Mollie kembali berteriak senang. Samar-samar, Billy dapat melihat bayangan sayap dipunggung Mollie. "Sayap.." gumamnya yang tentu saja tak dapat didengar Mollie yang berteriak kegirangan.
"Tadi itu menyenangkan banget!" ucap Mollie dengan mata berbinar senang. "Andai aku bisa terjun seperti itu lagi.." Billy seketika teringat dengan sayap di punggung Mollie.
"Eh, sekarang kita mau ngapain?" tanya Mollie, menatap Billy dari ujung matanya. "Kita makan dulu. Baru cari Bom Bom Car. Mau?" tanya Billy. Mollie mengangguk saja, entah kenapa dia merasa sangat senang didekat Billy. Saat di Freefall itu juga, jantungnya berdetak tak karuan saat melihat Billy menegaskan bahwa ia tidak boleh Freefall.
"Aku penasaran dimana yang lain." gumam Mollie. "Mereka ada di tempat lain. Mungkin cuma kita saja yang sekarang ada didaerah Taman Hiburan." Mollie menolehkan kepalanya ke Billy. "Artinya mereka keluar dari sini? Ketempat lain?" tanyanya polos. Billy tersenyum kecil lalu mengangguk, "Nah, kamu mau makan apa?"
************************************
Sementara itu, kita lihat yang lainnya, inilah cuplikan dari kegiatan mereka.
"Yang ini. Aku mau ini, dan... Ini." Vanessa menunjukkan gantungan HP dengan gambar bunga Aqua Lily didalamnya, juga liontin perak berbentuk petak dengan gerigi disekelilingnya juga ada gambar gadis sedang duduk memandangi bulan.
"Lumayan. Tapi coba lihat punyaku." Crist menunjukkan jam tangan perak dengan gambar galaksi didalamnya, kalung rantai dengan tulisan 'You Can Do It!', juga gantungan bianglala berwarna-warni.
"Lho? Kok ada gantungan bianglala? Kamu mau pake itu?" tanya Vanessa bingung, pasalnya benda itu kan biasanya identik dengan perempuan. Crist tersenyum tipis, lalu menyerahkan--atau menyodorkannya gantungan itu tepat didepan muka Vanessa. "Untuk adikku." ucapnya membuat Vanessa mengerti, tapi ada raut kekecewaan disana. "Gitu ya." gumamnya, Crist tersenyum lebih lebar. "Ya enggaklah." Vanessa menatapnya bingung. "Ini untukmu. Aku yang bayar semuanya." Vanessa melongo dan segera menggeleng.
"Tidak, aku aja yang bayar."
"Tidak, aku saja."
"Gak."
"Iya."
Begitulah sampai Vanessa mengalah dan Crist membayar semuanya.
************************************
"Ish.. Gak kena.." ucap Ramona kesal. Sudah tujuh kali dia menembak. Tapi tetap saja salah sasaran. "Biar aku saja." Rian mengambil pistol Ramona lalu menembak. Tepat sasaran!
"Kok kamu bisa sih? Aku aja gak bisa.." Rian tersenyum tipis. "Sudah. Mau mana hadiahnya?" Ramona menatap satu boneka yang menarik perhatiannya. Boneka beruang yang memegang botol madu. "Yang itu." Ramona menunjuk boneka itu.
"Boneka itu pak."
"Waw.. Lucu sekali!!" Ramona memeluk boneka itu erat. "Dari pada boneka itu, lebih baik aku saja yang kamu peluk." Rian melebarkan tangannya. "Enggak-enggak. Idih! Gak sudi aku!" Ramona menggeleng kuat, Rian terkekeh. "Yakin?" Ramona menggeleng lagi, membuat Rian cemberut.
"Hah.. Kamu ini.." Ramona pun memeluk Rian, didepan banyak orang. Sekali lagi, DIDEPAN BANYAK ORANG!
"Sudah Rian.. Sudah.. Aku gak mau lagi.. Hei!" Ramona mencoba melepas tangan Rian. "Iya-iya." Rian melepaskannya terpaksa, "Padahal aku masih mau dipeluk lebih lama.." gumamnya didengar Ramona. "Heh?! Kau mau dipeluk lagi?!" Rian menatap Ramona lalu tersenyum miring.
Mati aku, pikir Ramona.
************************************
"Hei, jangan melihatku seperti itu." ucap Veronica risih, pasalnya Jake selalu menatap Veronica, seperti menilai. "Aku hanya memperhatikanmu makan. Apa itu salah?" tanya nya polos. Oh, mungkin pura-pura polos. "Jangan seperti itu. Aku risih." Veronica tetap melanjutkan makannya. Jake melihat pemandangan luar, dia tau gadisnya ini tak suka diperhatikan.
"Kira-kira.." ucap Veronica. Jake menoleh, akhirnya... Ucap Jake dalam hati. Karna gadis itu selalu diam dan menjawab singkat jika ditanya, sangat pendiam. "Dimana yang lain?" Jake menghela napas. "Mungkin sedang bermain. Entahlah, aku tak tau." Veronica mengangguk lalu lanjut makan. "Sebenarnya siapa yang punya ide seperti ini sih?" tanya Veronica karna dia tak tau siapa yang memutuskan mereka ber enam belas ketemu di Taman Hiburan ini.
"Aku dengar dari Ri. Kalau Vanessa sama Cassie yang melakukannya. Tapi aku gak tau itu benar atau tidak."
Veronica menahan sesuatu, Amarah. Bagus sekali Van, Cas. Kenapa kalian membuatku jadi bersama orang ini?! Aku tak kuat berada didekatnya!! Keluh Veronica dalam hati. Melihat ekspresi Veronica yang berubah, Jake bertanya, "Vero, kamu kenapa?" tanya nya.
Veronica menggeleng. Tersenyum. Wow.. Jake jadi klepek-klepek melihatnya.
Awas saja kalian...
************************************
"Wuhuu! Tadi itu seru banget ya!" komentar Mia setelah keluar dari wahana kapal viking itu. "Ya. Sekarang kita mau ngapain lagi?" Mia juga melihat sekitar. "Es krim!!" Mia langsung berlari ketempat penjual es krim dan langsung memesan. Kyle menggelengkan kepala nya, Mia memang kekanakan, pikirnya.
"Hm?" Kyle menoleh dan bertepatan Mia mengelap sisa es krim yang tertinggal di dekat bibir Kyle. Kyle membatu, Mia tersenyum manis.
"Makannya jangan celemotan." itu membuat Kyle merasa melayang.
************************************
"Sebenarnya kita mau kemana sih?" tanya Cassie, Crove hanya mengajak mereka keliling, tanpa ada tujuan.
"Emm.. Mau ke Ghost House?" tanya nya, Cassie berhenti, menatap Crove tidak suka. "Ghost House-nya sudah lewat." Crove merasa bodoh sekarang. "Jadi kamu maunya ke mana?" tanya Crove. Cassie berpikir, "Ayo temani aku beli barang. Tidak papa, 'kan?" tanya nya. "Emangnya kamu mau beli apa?"
"Aksesoris baru." Crove mengangguk.
Mereka ke toko aksesoris, "Ehm.." cukup lama mereka disana. "Jepit rambut itu, sama bandana itu saja deh kak." katanya setelah lama berpikir. Setelah membayar, dia segera memakai bandana pastel itu. Dan memasukkan jepit rambut kedalam tasnya.
Manis, komentar Crove dalam hati.
"Ayo." ajak Cassie. Crove mengangguk, lalu bersama, mereka pergi ke.. Ghost House.
************************************
"Yes! Dapat lagi!" seru Alice. Strick menggeleng melihatnya, "Nah pak! Dua puluh!"
Banyak sekali! Komentar Strick dalam hati. "Coklat?" tanya nya setelah diberi hadiah dari hasil memancingnya. "Coba saja kamu berikan pada orang lain. Dan lihat apa hasilnya." Alice pergi dengan bingung.
"Sudah?" tanya Strick, Alice mengangguk. "Coba saja kamu berikan coklat itu pada orang lain. Dan lihat apa hasilnya." kalimat itu terngiang dikepalanya.
"Nih. Mau?" Alice memberikan satu potong coklat pada Strick. Strick menerimanya, "Lho?" Strick merasa ada yang keras didalam coklat itu.
Diambilnya dari dalam coklat lalu membaca isinya.
'SELAMAT, KALIAN COUPLE SEJATI.'
"Hah?!"
************************************
"Ini mahal, Eric." Eric menghela napas. Sudah 6 kali dia menawarkan snack pada Clara, tapi selalu ditolak, alasannya simpel.
Ini mahal. Itu alasan utama. Belum lagi yang lain, kalorinya banyak, aku tidak terlalu suka manis, dll.
"Kamu maunya yang mana, Clara?" tanya Eric mulai pasrah. Clara tertawa kecil, "Aku sih maunya cuma yang ini." Clara menunjuk bungkusan rumput laut instan didekatnya. Hal itu membuat Eric mengeram, "Kenapa tidak bilang daritadi...?" tanya nya geram.
"Maaf." Eric menghela napas.
Sabar, terus diucapkannya itu dalam hati.
"Soalnya aku merasa gak enak memotong mu. Maaf ya. Maaf banget." Clara menunduk. Eric cepat-cepat menyela. "Ya sudah. Ayo bayar." Clara mengangguk lalu mereka oergi kekasir.
#*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#*#
Sekarang sudah sore, waktu yang tepat untuk naik bianglala. Mereka sudah berkumpul di depan gerbang,
"Nah, ayo masuk." kata Vanessa.
Semua masuk ke dalam lalu menaiki bianglala. Semua sama saja, tetap berpasangan.
"Sunset-nya belum keluar." gumam Mollie. Billy juga ikutan melihat keluar, "Sudah keluar." katanya, Mollie mengernyit. "Apanya yang sudah?" Billy tak menjawab, Mollie kembali melihat keluar.
"Wahh..." Mollie berdecak kagum. Billy menatap Mollie dalam, dan dia juga melihat sepasang sayap yang ada dipunggung Mollie.
Entah perasaan nya saja, sayap itu mengepak dan bersiap pergi. Namun sayap itu seketika hilang, dan tak ada apa-apa disana.
Mollie yang sadar ada yang menatapnya menoleh. "Ada apa?" tanya nya. Billy menggeleng, kembali melihat sunset.
Sayap itu, apa itu hanya imajinasi?
***END***
Hai! Ketemu lagi nih. Sama aku Vanne! Ini cerpen dengan minor romance terpanjang sejauh ini. Aku sengaja buat sedikit fantasinya, biar makin lengkap.
Sebenarnya sih yang heroine itu seharusnya Vanessa. Tapi kupikir-pikir lagi, kayaknya aneh mungkin. Jadi makanya kubuat Billy-Mollie yang jadi pairing utama disini. Karna mereka couple tersayang ku yang kedua :p
Kasian juga ya. Bagian Mia-Kyle kubuat singkat banget, soalnya gak ada ide lagi.
Siapa couple kesukaan kalian disini?
Comment ya! Beserta alasan(kalau mau, kalau enggak mau ya udah, gak maksa kok.)
Big Thanks, Vanne💕
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top