>RE-MIX~FICTION~CHAPTER<|1|
Siang ini, matahari sedang enak-enaknya menari memberikan hawa panas bagi makhluk-makhluk dibawahnya.
Di sebuah tempat, ada 2 orang yang sedang bercanda ria sambil sesekali tertawa.
"Hahahahaha! Aduh.. aduh.. hahaha!!" mereka tertawa sampai-sampai perut mereka sakit. "Udah-udah.. aku udah gak sanggup lagi." ucap salah satu dari mereka yang mulai meredakan tawanya, yang satu lagi ikut meredakan tawanya.
"Astaga ..., Ar.. kamu masih ingat yang itu? Itu ngakak banget!" ucap Avalyn dengan napas terengah karna tertawa. "Eh sumpah serius! Itu gak bisa hilang dari otakku!" bela Arnold menahan tawa, mungkin dia lagi membayangkan kejadian itu lagi.
Ya, 2 orang itu adalah Avalyn dan Arnold. Karakter di Fiction sebelum nya, Fiction 13 'Jadilah Bijaksana.' yang sekarang sedang berbincang.
*
"Sora-Nee! Jangan lama-lama jalannya! Disini panas tau!" keluh Shia mengusap kepalanya.
"Ya wajarlah panas, ini kan, negara tropis." ucap Sora mengedarkan pandangannya. Shou terkekeh dengan sikap sepupunya itu.
"Eh...?" Sora berhenti, membuat Shia dan Shou bingung. "Ssssttt!" desis Sora.
Sora berlari menuju kedua pasangan yang sedang berbincang disebuah café lalu menutup mata kedua orang itu.
Yup, mereka adalah tokoh-tokoh dari Fiction 8, 'Can I choose my way?'.
"Eh!? Siapa?!" tanya mereka panik, Sora terkekeh.
Shia dan Shou menghampiri Sora dan kedua orang itu tanpa bersuara.
"Coba tebak??" tanya Sora usil.
Mereka terdiam sejenak, "Jangan-jangan.." mereka melepas tangan Sora dari mata mereka lalu menatap Sora bersamaan.
"SORA!!" pekik mereka memeluk Sora.
"Hihihi, watashi wa shitte ru(kalian mengenalku)?" tanya Sora menggunakan bahasa Jepang.
"Mochiron(tentu saja)!" jawab mereka.
"Aku merindukan kalian!" Sora membalas pelukan kedua orang itu.
Shia dan Shou terheran-heran melihat sikap mereka. "Nee-Sama, siapa mereka?" tanya Shou, Sora melepas pelukan kedua pasangan muda itu, menatap Shou.
"Mereka adalah rekan kerjaku saat aku diutus oleh Kaisya no torishimariyaku(direktur perusahaan) untuk pergi ke Indonesia." Shou dan Shia mengangguk paham.
"Eh, kalian belum memperkenalkan diri!" ucap Sora, kedua pasangan itu menatap Shia dan Shou.
"Aku Arnold, dan dia adalah kekasihku, Avalyn." ucap Arnold. Kedua pasangan itu adalah Arnold dan Avalyn.
"Uhm, maaf?" tanya Shia. Ia tak mengerti bahasa Indonesia, berbeda dengan Shou yang paham dan bisa berbicara dengan bahasa Indonesia. "Watashi wa rikai shite inai desu(aku tak mengerti)."
"Ah! Dia tak mengerti." ucap Sora, "Maaf ya, dia tak mengerti apa yang kalian katakan." tambahnya. Arnold dan Avalyn tersenyum maklum.
"Shia, nama mereka Avalyn dan Arnold." Sora menunjuk Arnold dan Avalyn satu persatu.
"Aa(oh), watashi no namae wa Shia desu(namaku Shia)." ucap Shia menggunakan bahasa jepang. Arnold dan Avalyn mengangguk, "Namaku Shou." ucap Shou, Arnold dan Avalyn terkejut.
"Kamu, bisa bahasa Indonesia?" tanya Avalyn. Shou mengangguk. "Aku lulusan terbaik di Jepang." ucap nya datar.
*
Disisi lain, ada Ilya yang sedang bermain game online menggunakan laptop nya.
Ilya yang ada di Fiction 3, 'Muka dua.'
"Yes!" serunya karna berhasil memenangkan game itu.
Dia mengedarkan pandangan nya ke seluruh café, kalau malming ga ada teman yang bisa diajak ngabuburit, rasanya sepi banget ya.., batin Ilya.
Ia menjatuhkan pandangannya pada dua gadis yang berbicara dengan raut muka ceria. Sepertinya pembicaraan mereka sangat seru, sampai-sampai salah satu dari mereka berseru-seru semangat. Dan kelihatannya mereka kembar.
"Punya teman itu ... pasti menyenangkan." ucap nya seorang diri.
*
"Benar 'kan?! Dia yang salah kok malah salahin kita!" ucap salah satu gadis sambil menunjukkan ekspresi kesalnya.
Temannya menegur dengan tenang, "Sudahlah, tak usah dibahas lagi. Bagaimana dengan tugas mu, Vanna?" tanya nya.
Tau siapa mereka? Tau lah pasti, Tivanna dan Hania. Dari Fiction 6 'Siapa dibalik cermin?'.
"Ng.. tinggal sedikit lagi selesai. Hanya beberapa tahap, lalu selesai!" ucap Tivanna menggebu-gebu. Hania terkekeh, ia meminum Lemontie-nya dengan anggun seperti putri. Eh, dia kan memang putri.
"Dunia mu bagus juga ternyata." komentar Hania memperhatikan sekeliling. Dia menangkap basah seorang gadis yang menatap mereka dengan tatapan sendu, gadis itu cepat-cepat mengalihkan pandangan nya ke laptop.
"...siapa dia?" ucap Hania tanpa bersuara.
"Hania! Minta kue mu ya!" ucap Tivanna, Hania mengalihkan tatapan nya dari gadis itu, ia mengangguk.
Tivanna mengambil satu potongan kue coklat dari piring Hania ke mulut nya. "Mmm! Enak!" ucap nya kagum. "Selera mu bagus juga ya, Han." Hania hanya tersenyum.
Gadis tadi, sepertinya kesepian.
*
"Ah!" seorang gadis terjatuh karna tertabrak. "Eh, kamu tidak papa?" tanya gadis yang menabrak. Gadis itu mengangguk, membersihkan celana nya lalu memungut buku-buku nya yang berserakan di lantai. Gadis itu membantu nya memungut buku.
"Terima kasih," ucap gadis itu sambil tersenyum. Gadis yang satu lagi menggeleng.
"Maaf karna sudah menabrak mu tadi." kata nya sopan. Gadis itu berlalu, gadis itu samar-samar dapat mendengar apa yang dibicarakan orang yang menabrak nya tadi.
"HAH?! Dimana dia sekarang!?" tanya nya panik. Dia pucat sekali. "Dia ada di RS ***." ucap orang yang di sebelahnya. Segera saja gadis itu pergi setelah mendengar alamat dari orang tadi.
Ia merenung melihat langit yang sangat terik. Tulisan di buku tulis yang dipegang nya, adalah, 'Rara'.
Rara dari Fiction 2, 'Mimpi atau Nyata?'
*
"Hei, ada yang tau dimana Vanessa?" tanya Ramona pada teman-teman nya yang sekarang sedang sibuk sendiri.
Sekarang mereka berada di sebuah café yang lumanyan terkenal di Medan.
Mereka, adalah tokoh-tokoh dari Fiction 5, 'Stars in my heart.'
Teman-teman nya mengendikkan bahu tak tahu. "Oh iya, Crist dimana?" tanya Ramona lagi. Dan lagi-lagi teman-temannya mengendikan bahu cuek. "Serius teman-teman!" Ramona mulai kesal, dari tadi mereka semua tak menjawab.
Rian mengalihkan pandangan nya dari HP-nya. "Crist tadi keluar, Vanessa juga."
Ramona bangkit dari meja. Sontak mereka berhenti dari kegiatannya, untuk menatap Ramona.
"Ini gawat," ucap Ramona, dia kelihatan panik namun sorot mata nya terlihat serius. "Jangan-jangan dia melakukan itu. Dan sekarang.."
Semua nya langsung bangkit dari sana dengan mata terbelalak.
"RUMAH SAKIT!!" ucap mereka bersamaan. Mereka langsung melancangkan 'aksi' unik mereka. Ada yang melompat melewati meja pengunjung lewat atas membuat sebagian pelanggan membelalakkan mata nya. Para karyawan juga terdiam membeku.
Mau tau siapa saja yang melompat seperti itu? Ada Ramona, Mollie, Cassie, Crove, dan Mia yang melompat bergiliran di meja yang berbeda. Sementar yang lain berlari dengan cara biasa.
Seorang pelanggan café, masih dengan wajah terkejut nya, berkata dengan kagum. "Apa mereka itu ninja?"
*
"Ukh, belanjaan mu banyak sekali.." keluh seorang pria yang membawa banyak tas belanjaan, wanita yang ada di depan nya berjalan tak peduli. Mata nya sibuk memencar kesana-sini.
Tapi tiba-tiba, mereka dikejutkan oleh belasan anak muda yang berlari dengan kencang seperti habis dikejar setan.
"Astaga!" pekik wanita itu kebelakang.
Pria yang membawa belanjaan nya terjatuh. "Pearl! Kamu tuh jangan berhenti tiba-tiba!" keluh nya.
Wanita itu langsung membungkuk. "Ma-maaf, sakit ya?" tanya Pearlyn.
Itu dia! Raven dan Pearlyn dari Fiction 9, 'Balas.'
Raven menggeleng, dengan segera dia memungut semua belanjaan yang berserakan itu.
Tiba-tiba, seorang gadis datang menawarkan bantuan. "Maaf, apa saya bisa membantu?" tanya nya.
Pearlyn dan Raven menatap nya ragu. "Oh, boleh! Terima kasih!" ucap Pearlyn cepat. Raven masih terdiam ditempatnya.
Jarang-jarang kan? Ada anak muda yang mau membantu orang dewasa?
Gadia itu memungut semua nya dengan cepat. Hanya 10 detik, semua belanjaan itu ada di tangannya. Pearlyn dan Raven dibuat takjub oleh nya. Bagaimana tidak! Semua belanjaan nya itu tersusun rapi ditangan nya, seperti sudah ahli membawa belanjaan sebanyak itu.
"Terima kasih." ucap Pearlyn tersenyum manis, ia mengambil belanjaan itu dari tangan gadis itu. Gadis itu membalas senyum nya lalu mengangguk.
"Namamu?" tanya Pearlyn.
"Rara." ucap Rara.
"Aku Pearlyn, dan dia Raven. Sekali lagi terima kasih ya."
"Ah, tidak perlu begitu!" Rara cepat-cepat menyela. "Oh iya, mengapa belanjaan Anda bisa sebanyak ini?"
"Karna ..." Pearlyn menatap Raven sejenak. Raven mengangguk, ia memberikan sebuah kertas berwarna biru. "Kami akan menikah." sambung Raven.
Rara membulatkan mata nya. "Benarkah? Kudoakan semoga kalian bahagia selalu!" ucap Rara antusias.
Raven menunjuk kertas undangan itu dengan mata nya. "Datanglah, acara nya 2 hari lagi." ucap Raven tersenyum tipis.
"Apa boleh?" tanya Rara ragu. Mereka berdua mengangguk. "Baiklah, kalau begitu saya permisi! Saya masih ada tugas." Rara melambaikan tangan nya pada kedua pasangan itu. Dengan tangan nya yang memegang erat kartu undangan itu.
Siapa yang tak menyangka, bahwa tokoh dari cerita yang berbeda bisa bertemu?
*
"Astaga ... mereka itu kenapa sih?" tanya seorang gadis ketika melihat ada belasan anak muda yang berlari seperti terburu-buru. Lelaki yang disebelahnya mengendikkan bahu nya. "Sudahlah, Fol. Lebih baik kita segera pergi dari sini."
Tau siapa mereka? Fola dan Fiandra dari Fiction 11, 'Psikiater.'!
"Hm. Ayo."
*
"Astaga ... aksi mereka tadi benar-benar menakjubkan!" seru Tivanna terkagum. Hania tersenyum geli melihat nya. Kalian tau apa yang terjadi tadi?
Saat mereka sedang asik berbicara. Tiba-tiba ada yang berteriak histeris. Segera saja semua orang melihat ke sumber suara. Dan apa yang mereka lihat? Belasan anak muda yang tingkah nya seperti para prajurit yang sedang bertempur! Mereka berlari melewati meja dengan melompat keatas hingga sampai kepintu dan keluar.
"Aku juga kaget, Van." ucap Hania meminum Lemontie-nya.
*
"Apa kamu merekam nya?" tanya Avalyn. Arnold mengangguk. "Ini pasti jadi viral di medsos nanti." ucap Arnold terkekeh.
Sora ikut terkekeh, sementara Shou dan Shia heran. "Medsos?" tanya mereka bersamaan.
Arnold menjelaskan, dengan Bahasa Jepang tentunya. "Medsos wa, Indonesia ninkinoaru sosharumedia desu. Tatoeba, *G, F***b**k.(medsos adalah media sosial terkenal di Indonesia. Seperti *G, F***b**k.)"
Shia dan Shou ber'oh' panjang.
"Cepat post!" ucap Avalyn semangat.
Sora hanya geleng-geleng kepala melihat sepasang muda-mudi dihadapan nya ini.
*
"Erm. Sebaiknya aku kerjakan ini di café itu saja." ucap Rara. Ia melangkah menuju café terkenal di daerah ini dengan santai.
Kita kembali ke Rara, again.
"Wow, seperti nya baru terjadi sesuatu disini." ucap Rara ketika melihat semua orang melihat kearah pintu café.
Saat ia masuk, semua tampak kecewa, ada yang berkata ish.., yah.., èh..
Tapi Rara tak mempedulikan itu. Dia membuka laptop dari tas nya lalu mengeluarkan catatan nya.
*
"Crist!" panggil Vanessa ketika sampai diruang inap Crist. Crist tersenyum ketika melihat yang pertama kali menjenguk nya adalah Vanessa.
"Kamu kenapa melalukan itu, hah?!" Vanessa memberikan tatapan khawatir pada Crist. Yang ditatap malah diam.
"Kamu harus berhenti, Crist.." ucap Vanessa duduk di sebelah ranjang Crist.
"Aku gak papa kok. Kamu gak usah khawatir." ucap Crist, Vanessa menggelengkan kepalanya.
"Pokoknya kamu gak boleh melakukan ini lagi. Kamu udah janji sama aku kan!" ucap Vanessa.
"Iya, aku gak akan melakukan nya lagi."
"Jangan ingkar janjimu."
"Iya." ucap Crist mantap. Jelas-jelas dia senag mengetahui kalau Vanessa mengkhawatirkan nya.
Bersamaan dengan itu, pintu terbuka lebar. Bersama teriakan yang menggema.
"Vanessa!"
"Crist!"
Teman-teman mereka datang!
"Ah, teman-teman.."
Ramona menyela, "Kamu kenapa gak bilang ke kami kalau Crist terluka dan berada di RS, hah? Kenapa kamu pergi sendiri?! Nanti kalau kamu di apa-apain sama preman gimana? Kalau kamu tertabrak gimana? Bagaimana kalau.." ocehan Ramona mengalir terus bagaikan air terjun yang tak ada ujung-ujung nya.
"Iya-iya, Mona. Maaf-maaf."
"Guys.." ucap Cassie dengan nada terkejut. Semua langsung menoleh kearahnya.
"Coba lihat *G deh.."
Sontak semua langsung melihat HP. Kecuali Crist pastinya.
"APA?!"
*
"Wow, akun ku sampai banjir comment, Lyn." Arnold menunjukkan banyak nya like, comment, dan follower di *G nya.
"Ini gila." ucap Avalyn menutup mulutnya.
"Bagaimana kalau mereka tau kalau kita mem-post ini, Ar?" tanya Avalyn agak takut.
Tiba-tiba, ada yang mengetuk meja nya. "Maaf, apakah Anda yang mempost ini?"
Seketika bulu kuduk mereka merinding.
***
Semua cast datang ke café itu untuk melihat apa yang terjadi. Dari Ravearl, Folandra, Tivania, Rara, Ilya, TriS, Melysa yang baru saja datang ke café. Dan tak lupa para pairing dari 'Stars in my heart.'(kecuali Crist dan Vanessa) juga Arnold dan Avalyn.
"Ma-maaf.." ucap Arnold bersalah. Wajahnya menunduk. Avalyn juga ikut menunduk. Sementara suasana café kembali hening.
"Wow, wow, wow." suara seseorang menggelitik telinga mereka.
Gadis yang ada dipojok café bangkit dari tempat duduknya. Dengan HP yang ada digenggaman nya yang menunjukkan gambar oranye
dengan tulisan hitam juga background putih serta keyboard mekanik.
"HAAAAAAA!!!!!?!?!" pekik mereka semua.
***END***
Hehe, gimana semua nya? Bagus gak? Aku sampai harus mikirin berhari-hari buat bikin iniTvT.
Vanne buat sesuatu yang beda! Jadi gini. Tiap Chapter 14 atau 15(kelipatan) aku akan buat Re-Mix Chapter sesuai dengan karakter yang kubuat. Tapi itu hanya yang 15 chapter ya, misalnya, kali ini aku buat Re-Mix nya hasil dari 13 chapter, jadi untuk Re-Mix selanjutnya biar dibikin gabungan dari chapter 14 sampai 30. Ngerti kan?
Kalau gak ngerti ya sudahlah/PLAKK/:v
Makasih udah baca ya!
Udah lumanyan banyak nih, 1955 kata(lebih dari jumlah kata-kata cerpen=>500-1500)
Hehehe, see you bext chapter!
Big Thanks, Vanne💕
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top