Epilog

"Janji Seorang Pembohong"

*** Author's pov ***

~ Flashback ~

(Cklek!)

Pintu terbuka disaat pelajaran tengah berlangsung membuat perhatian tertuju pada pintu, dimana sudah berdiri Isogai dan Maehara dengan ekspresi yang bahkan membuat duo devil ingin menangis melihat betapa sedihnya mereka.

"Yuuma-kun? Hiroto-kun?" panggil Kaede memecah suasana yang sunyi dan tegang itu.

Mereka tidak merespon, yang membuat suasana jauh lebih tegang dari sebelumnya.

"Maaf sensei," ucap Isogai membuka suara, terdengar serak--seperti habis menangis--dan pelan, "Bisakah kami berdua izin pulang hari ini?"

Sensei yang memperhatikan mereka hanya bisa menghela napas--sedih dengan penampilan acak-acakan mereka--lalu mengangguk.

"Baiklah, sensei beri izin. Pulanglah ke asrama kalian."

"Baik, sensei." ucap Maehara--dengan suara yang sama dengan Isogai--mengangguk pelan.

Lalu mereka menutup pintu tanpa berbicara apapun lagi.

(Cklek!)

Isogai dan Maehara berjalan di koridor yang sepi itu--karena masih di tengah pelajaran--dengan pelan, seolah tenaga mereka tersisa sedikit.

"Oi," suara khas memanggil mereka, "Ada apa?"

Mereka menoleh ke belakang, mendapati Karma dan Gakushuu sedang berdiri disana dengan tangan di saku celana.

"Ada apa?" tanya Gakushuu, mengulangi pertanyaan Karma.

"(Name)..." ujar Isogai, "Pergi ke Inggris."

"Kami semua tau itu," sahut Karma, "Tapi aku tak percaya kalian akan melepasnya di bandara."

"Sensei sebelum memulai pelajaran memberitahu kami semua kalau (Name) pindah ke Inggris," ungkuap Gakushuu, "Dan kalian berdua izin untuk mengantarnya sampai bandara."

'Pasti Rinto-san.' pikir Isogai dan Maehara.

"Bukan itu masalahnya..."  gumam Maehara, "Apa kalian tau tujuan (Name) ke Inggris?"

"Sensei bilang... melanjutkan sekolahnya disana karena keluarganya pindah kesana." jawab Gakushuu.

"Bahkan sekolah pun dibohonginya..." gerutu Isogai.

"Dibohongi?" heran Karma.

"(Name) pergi ke Inggris bukan untuk melanjutkan sekolah disana, melainkan menyumbangkan hatinya." jelas Maehara.

Lensa duo devil membesar tak percaya.

"(Name) mengidap kanker paru-paru stadium 3, jadi dia menyumbangkan hatinya." sambung Isogai.

"Tapi," ucap Gakushuu, "Untuk siapa?"

Maehara dan Isogai hanya saling pandang, "Untuk orang yang sangat berharga." jawab mereka lalu kembali berjalan.

"Oh, dan jangan beritahu siapapun mengenai ini." ucap Maehara.

~ Flashback ~

"Lama tak bertemu?" tanya (Y/n) tersenyum polos.

"Ba-bagaimana," ucap Karma disela isak tangisnya, "Kau bisa hidup?"

"Karena sejak awal aku tidak meninggal?" jawab (Y/n) heran, "Kenapa kau bertanya seperti itu, Karma?"

"Karena kau meninggal di depan kami!" jawab Gakushuu dengan air mata yang masih mengalir.

"Apa Sei-senpai tidak memberitahu kalian?" heran (Y/n), "Aku sekarat saat itu. Lalu Mama dan Papa membawaku ke Eropa--lebih tepatnya Prancis--selama 7 bulan setelah itu aku pindah ke Inggris untuk transplantasi hatiku yang rusak akibat obat-obat." jelasnya panjang lebar.

Teman-teman yang lain hanya ber-oh-ria lalu memeluk (Y/n) dan mengungkapkan semua perasaan mereka selama ini, kecuali duo devil dan duo ikemen yang diam memperhatikan dari jauh. Terlihat ekspresi syok tertempel di wajah tampan duo devil, saat mendengar penjelasan (Y/n). Perlahan mereka menoleh pada duo ikemen yang memasang ekspresi datar.

"Jadi," ucap Karma membuka suara, "(Y/n) yang kalian maksud saat itu?"

"Ya, ceritanya panjang." ucap Isogai memulai, "Dan kami sudah berjanji untuk menjaganya untuk kami berdua saja."

Duo devil hanya mengangguk memaklumi, walaupun mereka sangat penasaran.

"Sensei?" panggil Kayano heran dengan ekspresi sensei yang terlihat gelisah, "Ada apa?"

"Ah, bukan apa-apa." jawab sensei tersenyum, "Selamat datang kembali, (Y/n)."

"Senang rasanya bisa kembali, sensei." sahut (Y/n) tersenyum khasnya.

Tapi tentu saja sensei itu berbohong, karena dia kembali gelisah dan akhirnya dia menghela napas panjang.

"Anak-anak jam pelajaran ini boleh kalian isi dengan reuni bersama (Y/n), sensei ada urusan di kantor."

Tentu mendengar berita dari surga itu membuat sekelas bersorak meriah bagai penonton sepak bola, karena siapa sangka wali kelas mereka mau merelakan jam pelajaran Fisika kosong demi reuni dengan (Y/n)?

(Cklek!)

"Ah," ucap Isogai seolah teringat sesuatu, "Janji itu..." gumamnya pelan, tapi berhasil menarik perhatian Mehara dan duo devil.

"Janji?" heran Gakushuu.

"Ah, janji itu..." sahut Maehara teringat janji mereka.

"Jadi saat Onee-sama datang, tersenyumlah dan bahagialah."

Air mata kali ini mengalir di pipi Isogai dan Maehara, membuat sekelas menoleh ke arah mereka tapi kembali menoleh ke arah (Y/n)--mengira mereka menangis bahagia seperti duo devil.

"Kami tidak akan menempati janji seorang pembohong, baka..." gumam Isogai sama sekali tidak ingin mengusap air matanya, melainkan melihat keluar jendela.

"Walaupun kita sudah berjanji. Tapi disaat janji kita terpaut, disaat itulah kau mengingkari janji kita." ungkap Maehara menunduk.

"Oh, iya (Y/n)-chan." ucap Nakamura menepuk pundak (Y/n), "Siapa yang mendonorkan hatinya untukmu? Apa kau pernah melihat orangnya?"

"Oh, aku tidak pernah melihatnya--namanya juga disamarkan--tapi yang aku tau adalah dia perempuan dan dia menyumbangkan hatinya karena mengidap kanker paru-paru stadium 3."

Mendengar penjelasan (Y/n) justru membuat duo ikemen semakin menangis, karena mereka tau--tidak, mereka mengenal pasti--siapa pendonor hati itu.

"Eh, katamu kau tinggal di Inggris setelah 7 bulan di Prancis, kan?" tanya Kayano, "Apa kau bertemu dengan (Name)?"

"(Name)?" heran (Y/n) memiringkan kepalanya.

"Ya, namanya (Name) (Surname)!" ungkap teman-teman.

"Dia hanya dekat dengan Isogai dan Maehara." ucap Nakamura, "Dan dia disini hanya selama 3,5 bulan--sama sepertimu dulu--dan dia harus pindah ke Inggris untuk melanjutkan sekolahnya disana."

Maehara dan Isogai tidak tahan untuk di kelas lebih lama lagi, mereka langsung menuju pintu depan--hendak keluar kelas dan menangis sepuasnya di atap sekolah--tapi berhenti--

(Bruk!)

--karena ada yang menabrak Isogai dan terjatuh.

"I-itte..."

Lensa Isogai dan Maehara membesar saat suara familiar itu memasuki indra pendengaran mereka.

"Kami pasti sudah gila..." gumam Maehara menggelengkan kepala.

"Hei, perempuan jatuh bukannya ditolong, malah bergumam sendiri." gerutu pemilik suara itu dari bawah.

Kali ini Maehara dan Isogai menoleh ke bawah, dan melihat seorang perempuan masih terduduk di lantai.

--Well, perempuan itu adalah (Name) (Surname).

"(Name)!?" kaget duo ikemen menarik perhatian sekelas.

"(Name)!?" kaget yang lain menyusul.

"Teriaknya nanti, sekarang--Mmph!"

Belum selesai (Name) bicara, sudah ada yang menarik kerah baju (Name)--yang membuatnya terangkat dengan paksa--dan menciumnya...

...yang tak lain dan tak bukan adalah Maehara.

"Ara...?" komentar (Y/n) tersenyum kaget dan dengan pipi merona.

1 hit!

2 hit!

3 hit!

4 hit!

5 hit!

...

...

...

20 hit!

"..." Maehara melepas french's kiss khas guru SMP-nya itu dari (Name), yang sekarang sudah semerah kepiting rebus dan siap dimakan.

"Sadarlah (Name) karena kami perlu penjelasan." ucap Isogai mencium bibir (Name) singkat.

"...hah!" ucap (Name) sadar dan langsung berdiri tegak.

"Sepertinya ada yang perlu dipertegas..." gumam (Y/n) menoleh pada (Name), "Lalu kenapa kau tidak bersamaku tadi?"

"A-aah, Onee-sama." ucap (Name) cengengesan, "Wali kelas mencariku tadi."

'Ah itu alasan sensei gelisah.' pikir Kayano.

"Dan juga, kuharap kau tidak akan bosan dengan pelajaran disiplinku sepulang sekolah, (Name)." ucap (Y/n) memberikan senyum hime pada (Name) yang dibalas dengan tawa canggung.

"(Name)." panggil duo ikemen datar, "Jelaskan."

"Baiklah, um... ternyata kanker paru-paruku itu stadium 1 jadi dengan mudah disembuhkan dokter di rumah sakit."

"Lalu, bagaimana (Y/n) bisa..."

"Ah, itu orang lain yang mendonorkan hatinya." jelas (Name), "Lagipula, begitu aku menginjakkan kakiku di rumah sakit, Onee-sama langsung muncul dan dia minta penjelasan."

"Begitu tau kebenarannya, aku langsung memerintahkan pihak rumah sakit untuk memeriksa penyakit (Name) dan ternyata kanker paru-parunya baru stadium 1." jelas (Y/n), "Dan begitu melihat penampilannya yang mirip denganku, aku langsung menyuruhnya merubah penampilannya menjadi penampilan awalnya."

Ya, penampilan (Name) berubah drastis, rambut (h/c)nya yang awalnya panjang sekarang sudah menjadi semi-panjang dengan sedikit warna (f/c) pada ujungnya. Kacamata yang ia pakai sebelumnya sekarang jauh lebih modis.

--dan itu membuat wajah duo ikemen memerah, karena perubahan drastis penampilan (Name).

(Name) menoleh ke arah duo ikemen, lalu meletakkan kedua tangannya di pinggang.

"Mou, bukannya kita sudah berjanji?" tanya (Name) mengembungkan kedua pipinya, "Ayo, tersenyumla--Ufft!"

Tiba-tiba (Name) dipeluk erat oleh Maehara dan Isogai, yang sudah tersenyum lebar sambil menengelamkan wajah mereka di bahu (Name).

"Ya, akan kami tepati." ujar Maehara

"Janji Seorang Pembohong."

***

Selesai~(╯°□°)╯︵🎆🎆

Author masih ga bisa bikin 2 fanfic ini jadi angst, tapi author usahain buat angst untuk fanfict yang lain ( ;∀;)

Oke, sekarang silahkan bunuh (Name) dan (Y/n) yang telah membuat husbando kalian menangis 乁( ˙ ω˙乁) *lempar mereka ke depan fans dengan aura hitam*

(Name): Bagaimana ini, Onee-sama? Mereka mengeluarkan aura hitam. ╭(°A°')╮

(Y/n): Ini semua salah Author-san, ayo ikat dia lalu lemparkan ke sana ╭( ๐_๐)╮ *nunjuk para fans*

Author: Tidaaak! //diiket// Tolong saya!! //dilempar ke fans// //digebukin//

(Name): Sekarang bagaimana, Onee-sama? Rain-san jadi pingsan. (¯―¯٥)

(Y/n): *menghela napas* (つω-`) kalau begitu, serahkan padaku. Kau juga membantu, (Name).

(Name): Baiklah.

(Y/n): Author Rain akan menulis cerita yang baru setelah bukuya yang satunya sudah tamat.

(Name): Tapi sebagai bentuk perayaan 1 tahun Author Rain berada di Wattpad, dia membuka buku request chara x reader.

(Y/n): Silahkan menyempatkan diri membukanya dan me-request *bungkuk badan*

(Name): Oke, Author Rain. Sudah cukup pura-pura pingsannya, kami sudah melakukan promosi abal-abalan seperti yang kau minta *tendang author*

Author: ...

(Y/n): Sepertinya dia benar-benar pingsan, ayo bawa dia ke rumah sakit. Aku pegang kaki kirinya. (︶︿︶)

(Name): Kalau begitu, aku pegang kaki kanannya. ಠ_ಠ

(Y/n) & (Name): Kritik dan saran yang membangun akan sangat diterima oleh Author Rain. Sampai jumpa di buku selanjutnya *seret author dengan kakinya*

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top