Chapter 7
"(Name) (Surname) dan Yuusuke (Surname)"
*** Yuuma's pov ***
"Besok...?" ucapku tak percaya.
"Ya, dia... tunggu, kau tidak tau rahasia (Name)?"
"Rahasia... apa?" tanyaku gugup.
'Apa jangan-jangan Rinto sudah tau penyakit (Name)...?'
"Ah, selamat datang Ojou-sama." kudengar suara Yuusuke di depan.
"Mungkin sebaiknya kau tanyakan langsung pada orangnya." ucap Rinto berdiri lalu menyengir ke arahku, "Dan ungkapkan perasaanmu padanya sebelum semuanya terlambat."
"E-eh?" wajahku merona saat mendengar ucapan Rinto.
"Kau dengar aku," ucapnya sedikit tertawa, "Sorot matamu dan Maehara saat melihat (Name) itu sama seperti sorot mata Karma dan Shuu saat melihat (Y/n)." sambungnya lalu keluar ruangan.
Tak lama Rinto keluar, (Name) memasuki ruangan dengan ekspresi khawatir.
"Isogai-kun, ada apa kemari?" tanyanya.
"Sudah 4 hari kau tidak sekolah, kupikir sesuatu terjadi padamu jadi aku kemari dan sepertinya aku sudah tau alasannya."
"Apa... Onii-sama yang memberitahukan alasannya?"
"Mhm," jawabku mengangguk, "Dan juga... aku jadi ingin menanyakan beberapa hal setelah mendengar masa lalumu dari Rinto-san."
(Name) hanya mengangguk singkat lalu duduk di seberangku, tempat Rinto sebelumnya.
"Aku ingin memastikan, apakah alasanmu berpenampilan begitu... *uhuk*culun*uhuk* itu agar kami tidak mengira kalau kau adalah (Y/n)?"
"Sebenarnya, aku menata penampilanku 100% menyerupai Onee-sama." ucap (Name) lalu melepas kacamatanya dan mengacak rambutnya (atau melepas ikat rambutnya).
Lensaku membesar saat melihat sosok (Name) berubah menjadi sosok (Y/n) dalam waktu singkat.
"Aku berencana masuk kesana sebagai (Y/n) (L/n). Tapi Onee-sama justru menceramahiku, hehehe..." jelasnya tertawa canggung, "Padahal aku sudah meminta data kalian sekelas agar aku bisa bersikap seperti Onee-sama pada kalian."
"...sebelum pindah kemari, aku sedikit mencari tau tentang penghuni kelas melalui data--maksudku, dari wali kelas."
Jadi itu data yang (Name) maksud?
"Dan kau tau Isogai-kun, saat melihat Karma-kun dan Gakushuu-kun, aku hampir saja berdiri dari bangkuku dan memeluk mereka." ungkap (Name), "Tentu saja itu refleks karena aku hafal betul bagaimana sikap Onee-sama pada kalian semua."
'Memikirkan dan membayangkan (Name) memeluk laki-laki lain membuatku... marah.'
"Kenapa kau ingin berpenampilan seperti (Y/n) dan bersikap sepertinya, (Name)? Kenapa kau ingin masuk SMA Kunugigaoka sebagai (Y/n)? Bukan sebagai (Name)?"
"Karena... aku ingin berterima kasih padanya."
"...eh?"
"Kau pasti sudah tau masa laluku, kan? Walaupun statusku dan Yuusuke di keluarga (L/n) adalah anak angkat, tapi Otou-sama dan Okaa-sama memperlakukan kami berdua sama seperti mereka memperlakukan Onii-sama dan Onee-sama." jelas (Name) tersenyum kecil.
'Dia benar-benar menjadi sosok lain saat membicarakan keluarganya...'
"Dan walaupun saat kami baru diangkat menjadi anak angkat yang membuat perhatian Otou-sama dan Okaa-sama itu sedikit berlebihan pada kami dan sempat melupakan Onii-sama dan Onee-sama, mereka berdua tidak membenci kami dan justru ikut memberikan perhatian lebih pada kami juga."
"Keluarga (L/n) memang baik ya?"
"Mhm," jawab (Name) mengangguk, "Aku bersyukur menjadi bagian dalam keluarga mereka. Oleh karena itu aku ingin membalas jasa mereka, salah satunya adalah dengan masuk ke SMA Kunugigaoka sebagai Onee-sama."
"Dilihat dari sikap (Y/n) sehari-hari, tentu dia akan memarahimu." komentarku tertawa.
(Name) ikut tertawa bersamaku, "Ya, tapi aku tetap bersikeras dan akhirnya aku mengambil jalur tengah yaitu masuk sebagai (Name) (Surname) tapi semua nilaiku diatas namakan sebagai nama Onee-sama." jelas (Name), "Walaupun nilaiku tidak sempurna seperti Onee-sama tapi setidaknya dia memiliki nilai untuk kelas 2."
'Nilaimu memang tidak sempurna seperti (Y/n) tapi bisa dikatakan sangat tinggi karena kau selalu berada di bawah Asano dan Akabane yang bisa dikatakan hampir sempurna.'
"Tentu saja aku memaksa Onee-sama agar setuju, yang akhirnya dia setuju. Tapi, pihak sekolah berkata lain..."
"Maksudmu...?"
"Ya, itulah kenapa setiap minggu aku dipanggil kepala sekolah, dia selalu membujukku agar nilaiku itu dimasukkan atas namaku, bukan atas nama Onee-sama." jelas (Name), "Dan mengingat aku pribadi yang keras kepala--"
"Ya, kau sangat keras kepala." komentarku memotong penjelasan (Name), membuatnya memasang tampang ngambek yang lucu.
"Heeei..." ucapnya dengan kesal, "Karena aku keras kepala, butuh waktu lama sampai akhirnya kepala sekolah menyerah dan menyuruhku kembali ke kelas."
"Begitu ya..." ucapku, "Lalu, (Name)..."
"Hm?" tanyanya menoleh padaku.
'Kalian memang mirip, tapi aku tau kau dan (Y/n) itu berbeda...'
"Apa kau tau alasan Asano dan Akabane memanggilmu dengan nama depanmu?"
(Name) sempat terdiam, menghela napas lalu tersenyum.
"Saat aku pindah kemari pada hari pertama, Kaede, Gakushuu-kun, dan Karma-kun mengajukan diri untuk memanduku berkeliling sekolah." jelas (Name) memulai, "Tapi tentu saja kutolak karena aku sudah tau dari data yang kudapat, tapi mengingat aku belum menemukan ruang musik jadi aku meminta mereka memanduku ke ruang musik." sambungnya kemudian, "Setelah sampai disana, Kaede memintaku bermain untuk mereka."
"Kau bisa bermain alat musik?" tanyaku penasaran.
"Hanya 3 alat musik." jawab (Name).
"Oh, apa itu?"
"Biola, Piano dan Gitar." jawab (Name) lalu menghela nafas, "Aku tidaklah jenius jadi aku tidak bisa memainkan semua alat musik seperti Onee-sama lakukan."
'Berhenti membandingkan dirimu dengan (Y/n)...'
"Lanjutkan ceritamu, (Name)..." pintaku.
"Lalu aku bermain biola di depan mereka. Setelah itu, Kaede berkata kalau dia harus pulang duluan karena dia ada urusan." jelas (Name), "Tak lama Kaede pergi, Gakushuu-kun dan Karma-kun berkata kalau permainanku mengingatkan mereka pada (Y/n) bermain jadi mereka memanggilku dengan nama depanku." sambungnya, "Aku senang jika penampilanku sebagus Onee-sama, walaupun itu membuatku jadi seperti orang lain di mata Gakushuu-kun dan Karma-kun."
'Dasar kalian devil, tanpa sadar sudah membuat (Name) tersakiti karena kalian hanya melihat sosok (Y/n) yang bermain, bukan sosok (Name) yang bermain.'
[Di asrama SMA Kunugigaoka, duo devil yang sedang serius mengerjakan PR tiba-tiba saja bersin dan kembali bertanya-tanya, apa lagi yang kali ini mereka perbuat.]
"Apa ada lagi yang ingin kau tanyakan, Isogai-kun?"
"Ada." jawabku langsung, "Apakah alasanmu tidak ingin dipanggil dengan nama depan itu ada hubungannya dengan dirimu yang tidak mudah mempercayai orang lain?"
"Ada." jawab (Name), "Ingin tau alasannya?"
"Sangat ingin tau."
"Dulu saat umurku 12 tahun, aku bertemu dengan 3 perempuan. Saat itu aku baru pindah ke sekolah mereka dan aku tidak memiliki teman untuk bicara. Mereka bertiga langsung mendekatiku dan..."
"Tunggu, maaf menyelamu." ucapku, "Tapi kau kecelakaan saat kecil itu dimana dan kau tinggal dimana sampai kau pindah kemari?"
"Ah... aku lupa memberitahumu." ucapnya tersenyum kecil, "Saat itu aku kecelakaan di dekat kota Kyoto. Dan sejak itu aku dan Yuusuke tinggal di mansion yang ada di Kyoto, tentu saja Otou-sama dan Okaa-sama sering mengunjungiku. Walaupun Onii-sama dan Onee-sama jarang berkunjung, tapi mereka pasti mengirim surat untuk kami dan dititipkan pada Okaa-sama dan Otou-sama."
"Begitu...? Silahkan lanjutkan ceritamu, (Name)..."
"Mereka bertiga mendekatiku dan langsung menjadi 'sahabat' dekatku." ucap (Name), "Tapi, diluar dugaanku, niat mereka sangat jahat. Mereka tau aku anak angkat dai keluarga (L/n) dan mereka berencana memanfaatkan kekayaan keluargaku dengan bersahabat denganku."
'Ah... pasti menyakitkan.'
"Awalnya rencana mereka berjalan lancar sampai tiba-tiba mereka menjauhiku, yang kusadari karena Okaa-sama dan Otou-sama mengancam bahwa tentara negara Jerman dan Inggris akan bertindak jika mereka bertiga mendekatiku karena hartaku." ungkap (Name), "Kurasa Okaa-sama dan Otou-sama menjadi over protective padaku dan Yuusuke karena kejadian yang sama terjadi pada Onee-sama."
"Jadi itu alasannya kau tidak mudah mempercayai orang lain..."
"Aku ingin di dekati sebagai diriku, tapi aku tidak masalah jika di dekati karena aku mirip Onee-sama."
"Kau tidak boleh begitu, (Name)!" ucapku berdiri, "Kau harus punya teman yang melihatmu sebagai dirimu! Aku ada untukmu! Aku tidak pernah berpikir kau mirip dengan (Y/n) karena kau adalah (Name)!" lalu aku mendekati (Name) dan memeluknya.
Walaupun aku yang memeluknya, tapi kenapa detak jantungku jadi meningkat? Apa benar aku jatuh cinta pada (Name)?
"I-Isogai-kun--"
"Apapun yang terjadi, di mataku kau adalah (Name), bukan (Y/n)." ucapku mengeratkan pelukanku, "Keluarga (L/n) juga melihatmu dan Yuusuke sebagai (Name) dan Yuusuke! Bukan sebagai anak yang mirip dengan (Y/n) dan Rinto."
"Tapi bagaimana caranya aku berterima kasih pada mereka yang sudah menyelamatkan hidupku dan Yuusuke?"
"Masih ada banyak cara dan aku yakin mereka melakukannya dengan senang hati, tidak mengharapkan imbalan dari kalian berdua." ucapku lalu melepaskan pelukanku, tapi masih memegang kedua bahu (Name), "Ngomong-ngomong Yuusuke, bagaimana dia bisa tetap menjadi butler pribadimu walaupun kau menolak untuk masuk ke dunia politik?"
"Ah, mengenai itu..." tiba-tiba saja mood (Name) berubah menjadi sangat buruk yang membuatku sedikit menjauhinya tapi tetap duduk di sebelahnya, "Semenjak aku menolak ajakan para penasihat perusahaan, semua pelayan keluarga (L/n) membenciku dan membuat hidupku menjadi seperti neraka: memaksaku untuk memasak untuk mereka semua, membersihkan seluruh mansion sendiri, membersihkan taman dan masih banyak lagi."
"Dan kau tidak melaporkannya!?"
"Tentu saja tidak! Aku tidak sejahat itu, aku hanya diam menerima semua perlakuan mereka. Tapi, hal itu tidak membuat Yuusuke tinggal diam. Saat semua pelayan tidur, dia mengajakku keluar dan menelpon Okaa-san dan Otou-san di telpon umum." jelas (Name), "Kupikir dia ingin melaporkan kejadian itu pada mereka jadi aku berusaha menahannya dan gagal. Diluar dugaan dia mengajukan diri menjadi butler pribadiku dan spontan itu membuatnya mendapat jabatan tertinggi dalam pelayanan keluarga (L/n)."
"Biar kutebak, dia membuat para pelayan yang memerintahmu seenaknya itu berhenti memerintahmu?"
"Lebih parah, dia membuat mereka mengerjakan semua yang kukerjakan jadi 3 kali lipat dan setelah mereka mengerjakan semua itu, Yuusuke memberhentikan mereka dengan sepihak dan dengan mudah mendapat pengganti yang lebih baik."
"Waw, dia jahat sekali." komentarku tertawa canggung, "Aku ingin bertanya lagi, maaf jika aku banyak tanya."
"Tidak apa-apa. Kau dan Maehara sudah menyelamatkanku 2 kali jadi tanyalah sebanyak yang kau mau!"
"Itu dia, aku sama sekali tidak ingat kalau aku pernah menyelamatkanmu sebelumnya. Beritahu aku."
Baru kali ini aku melihat pipi (Name) merona dengan cepat dan pipinya sangat merah!
"A-aah, kalau disuruh menjelaskan... itu akan membuatku sangat malu..." gumam (Name), tapi karena Isogai-kun yang meminta maka baiklah."
~ Flashback ~
*** (Name)'s pov ***
"Akhirnya kita sampai di Tokyo Yuusuke!" ucapku.
"Ah, saya akan menghubungi pelayan di mansion Tokyo kalau kita sudah datang. Ojou-sama silahkan tunggu disini dulu." tanpa menunggu jawaban dariku, dia pergi begitu saja.
"Kau pikir aku anak kecil, huh!? Padahal aku 1 tahun lebih tua darimu dan aku adalah kakakmu, dasar." gerutuku tak jelas.
Tiba-tiba ada yang mendorongku hingga aku--yang berdiri tepat di tepi jalan itu--tersandung ke depan.
(Din! Din!)
Dari sebelah kiriku kudengar suara klakson mobil dan kutoleh sebuah mobil dalam kecepatan tinggi sedang menuju ke arahku.
'I-inikah... akhir hidupku?'
Tubuhku gemetaran. Aku tak bisa bergerak. Semuanya menjadi slow motion dan aku hanya bisa memejamkan mataku. Tiba-tiba ada seseorang--tidak, ada dua orang--yang menarik tubuhku.
(Diin...!)
Perlahan aku membuka mataku, dan aku melihat 2 laki-laki sedang memeluk kedua sisi tubuhku dengan erat.
"Apa kau baik-baik saja, nona?" tanya laki-laki dengan rambut hitam.
Dan aku hanya mengangguk, masih syok untuk bicara.
"Siapapun yang mendorongmu tadi, dia harus hati-hati karena dia hampir membuat nyawamu melayang, nona." sahut laki-laki dengan rambut pirang.
Lalu mereka membantuku berdiri, dan saat itulah aku tersadar dari status syok yang kualami.
"A-ah, terima kasih!" ucapku akhirnya.
"Sama-sama." jawab mereka memberikan senyum yang lebar padaku.
(Degh! Degh!)
Aku memegang letak jantungku berada, yang sekarang sedang berdetak sangat cepat.
"Kalau begitu, sampai nanti nona." ucap mereka.
"Seragam itu... SMA Kunugigaoka." gumamku melihat seragam sekolah mereka, "Ya, kita akan bertemu lagi...!!" ucapku berteriak pada mereka, tak peduli dengan tatapan heran dari orang lain.
"Janji, ya?" sahut mereka melambai kecil.
"Ya, janji!!" ucapku tersenyum kecil, membalas lambaian tangan mereka.
~ Flashback ~
*** Yuuma's pov ***
"Oooh! Jadi kau nona saat itu! Pantas saat perkenalan diri, suaramu begitu familiar bagiku." komentarku.
"Dan janji kecilku pada kalian telah terpenuhi, kan?" tanya (Name) tersenyum padaku.
"Ya, janji kecil kita berdua." sahutku, "Lalu, mengenai penyakitmu...?"
"Ah, itu kudapat karena kecelakaanku. Entah di bagian mana dan bagaimana, tapi salah satu saluran pernafasanku tergores dan itu membuatku sering muntah darah dan pingsan akibat perubahan suhu udara." jelas (Name).
'Aku... punya feeling buruk mengenai ini...'
"Ah, hari sudah malam. Bagaimana kalau kau diantar sampai asrama, Isogai-kun?"
"Eh, tapi aku belum selesai bertanya..."
"Besok saja. Tenang, penerbanganku sore hari kok. Jadi aku masih bisa sekolah dan kau boleh bertanya apapun padaku besok." ucapnya, "Yuusuke, bisa antarkan Isogai-kun ke mobil?"
Tiba-tiba Yuusuke masuk dan membungkuk.
"Siap, Ojou-sama."
Aku hanya bisa mengikuti ucapan (Name) dan pergi, tapi sempat sejenak aku melihat senyum (Name) dan sedikit terkejut dan curiga.
(Name) kembali memasang senyum yang menyembunyikan sesuatu.
***
Whoo! 2 kali update >7<)/
Ada yang bingung? Atau ada yang ingin ditanyakan? Silahkan tanya Author!
Author ga bisa nulis penjelasan penyakit (Name) karena batas chapter author sudah mencapai batasnya, yaitu 1,6K. \(;´□`)/
Chapter selanjutnya itu besok atau lusa karena hari ini author udah ga sempat nulis. ಥ_ಥ
Ya, setidaknya author mau nulis chapter untuk buku yang lain (。・ω・。)
Kritik dan saran yang membangun akan sangat diterima~
-Rain
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top