Hutan Perbatasan

Quest 3 : Ceritakan tempat yang disukai tokoh utama karena tempat itu menantang adrenalin.

***

Jika ditanya tentang tempat apa yang kusukai, maka tanpa ragu akan kujawab, "Hutan."

Mungkin karena aku merasa tersinkron dengan alam dan segala keindahannya, jadi aku merasa lebih nyaman.

Akan tetapi, terus-terusan menjelajah hutan milik kerajaan yang luasnya tak seberapa ini membuatku bosan. Hewan-hewan di sini bahkan sudah hafal dengan wajahku. Percaya atau tidak, jika mereka melihatku tidak membawa alat berburu, mereka akan tetap di tempat untuk menikmati makannya. Mereka sungguhan cerdik.

Hingga suatu hari, otak Theron tampaknya tengah tergeser karena tiba-tiba saja ia mengajakku ke Hutan Perbatasan. Sebuah hal gila yang bahkan aku tidak pernah terpikir untuk melakukannya.

Seperti namanya, Hutan Perbatasan membatasi setiap wilayah kerajaan. Luasnya bukan main. Hanya saja saking luasnya, hutan ini belum berhasil ditaklukkan. Karena itulah Hutan Perbatasan dilabeli 'terlarang' jika tidak ada keperluan penting untuk melewatinya.

Makanya, diriku bereaksi dengan melongo dan mencela Theron gila dengan celetukkan idenya. Namun entah bagaimana ceritanya, pada akhirnya kami berdua justru pergi ke sana.

Untuk orang yang baru pertama kali pergi ke Hutan Perbatasan tanpa pengetahuan tentang penghuni di dalamnya, kami berdua cukup nekat, ceroboh, dan ... bodoh, kuakui itu. Tidak ada hal lain yang kami pikirkan selain untuk jalan terus, kami bahkan tidak punya tujuan-salahkan Theron dalam hal ini.

Sampai ketika, tanpa diduga kami diserang beberapa orang bandit. Memang tersebar rumor bahwa para bandit memiliki markas di dalam Hutan Perbatasan, tetapi aku hanya tidak menyangka kami malah berjalan mendekati wilayahnya. Ditambah, ketika mereka mengenali siapa Theron, lengkap sudah alasan mereka untuk merampok dan membunuh kami.

Untungnya kemampuan bertarung Theron cukup baik. Dengan sedikit bantuan sihirku, kami berhasil lari dari para bandit tua itu. Terdengar melegakan memang. Tetapi siapa yang akan menyangka bahwa hutan di depan kami akan berakhir dan menampakkan tebing yang curam, sementara aku dan Theron tidak sempat mengerem laju lari kami.

Dengan kata lain, kami berdua terperosok.

Sekali lagi, kami beruntung. Sihirku bertindak cepat dengan memunculkan akar-akar pohon kokoh dan sulur-sulur tanaman untuk menahan kami agar tidak jatuh dan tewas mengerikan di bawah sama. Kami selamat, tetapi kesialan kami belum berakhir karena kami tersesat setelahnya.

Hal paling menegangkan adalah ketika (lagi-lagi) tanpa sadar kami memasuki wilayah kekuasaan orang lain di dalam hutan. Sebuah panah hampir saja menyosor kepala Theron jika saja anak itu tak lebih dulu sigap menghindar. Setelah satu panah peringatan itu, lebih banyak lagi panah melesat ke arah kami. Aku yang memiliki firasat tidak baik tentang ini memilih untuk kembali ke jalur awal kami.

Masih menjadi misteri siapa yang menyerang kami. Tetapi aku menyimpulkan bahwa waktu itu kami memasuki wilayah centaurus (karena terdengar derap kaki kuda beberapa kali), tetapi bisa saja pemanah liar yang menunggang kuda.

Pada akhirnya kami kembali pulang dengan selamat dengan bantuan seekor kupu-kupu yang kupanggil. Kali ini, Theron ganti mencelaku, berkata mengapa tidak dari awal saja. Aku juga merutuki diriku yang bisa-bisanya melupakan sihir sendiri.

Tetapi setelah semua petualangan itu, aku dan Theron jadi rutin menyelinap ke dalam Hutan Perbatasan hanya untuk menjelajah. Berbahaya, memang. Bahkan kami tidak bisa pulang dengan selamat kecuali ada satu atau dua goresan luka di tubuh kami. Kurasa, karenanya aku menyukai tantangan dan selalu tertarik untuk mengunjungi tempat terlarang itu.

***

523 words
Nichole_A
wga_academy

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top