Dirahasiakan
Quest 5 : Settingkan tokoh utama dan ekspedisi terlarangnya memulai perjalanannya. Rahasiakan lokasi tujuan dari perjalanan ini. Pemberian nama bab terserah dan jangan lupa ketentuan yang berlaku.
***
Sesuai janji, kami bertemu dan memulai perjalanan.
Biar kuceritakan sedikit. Sebelumnya terjadi perang dunia antara aku dan Theron. Bocah itu bersikeras untuk melarangku pergi dan menjanjikan banyak hal jika aku membatalkan tawaran kemarin.
Terdengar menggiurkan, memang. Tapi di sisi lain, aku ingin mendapatkan Batu Kirana untuk kusimpan. Karena aku khawatir sekali batu itu digunakan untuk hal yang tidak-tidak dan bisa saja membahayakan suatu saat nanti jika jatuh ke tangan yang salah. Walau aku juga tidak terlalu bisa dipercaya, tetapi setidaknya aku tidak akan memggunakan Batu Kirana untuk tujuan jahat.
Sudah kubulatkam keputusannku. Tak ada yang bisa menghentikannya, Theron sekali pun. Kecuali memang aku sendiri yang menginginkannya.
Pada akhirnya, bocah itu ikut dengan dalih hendak melindungiku.
Beralih pada situasi kini, suhu hutan di pagi hari memang sangat dingin. Untung saja, aku memakai jubah panjang. Aku juga menyelipkan beberapa pisau di balik jubahku. Dan membawa sedikit perbekalan dalam tas seperti jurnal, buah untuk memulihkan mana-ku, dan ramuan.
Theron tak membawa banyak, hanya diri dan pedangnya. Sementara ada empat bandit yang ikut bersama kami. Si Kapten kemarin berjalan tak jauh di sampingku, tiga yang lainnya mengikuti di belakang bersama Theron.
Untuk berjaga-jaga, sesekali aku menandai bunga liar dengan sihir di sekitarku diam-diam. Hanya karena kerja sama, aku tidak ingin langsung mempercayainya.
Kami terus berjalan ke arah timur. Sesekali kami berhenti untuk beristirahat maupun untuk mengatasi hewan liat yang menyerang kami. Terlepas dari itu, kami belum menemukan hewan aneh maupun makhluk penjaga hutan yang menyeramkan. Perjalanan kami baik-baik saja.
Hingga malam tiba, kami berhenti sejenak untuk beristirahat. Para bandit itu sedang berdiskusi agak jauh dari kami. Salah satu dari mereka mebangun tenda untuk kami juga. Kurasa dengan badan sebesar itu, ia tidak memerlukan bantuan.
Aku mengunyah buah untuk memulihkan mana-ku yang cukup terkuras selama perjalanan. Saat aku tak sengaja menoleh, kudapati Theron memandangku heran.
"Apa?" tanyaku.
"Kau menggunakan sihir selama perjalanan?"
"Begitulah." Kuhabiskan gigitan terakhir dari buah ini. "Tidak ada penjahat yang bisa dipercaya."
"Untuk apa?"
"Menandai jalan."
Theron tak bertanya lagi setelahnya. Sempat hening. Ia diam sambil memandangi api unggun di hadapan kami yang meretih. "Menurutmu, kita akan ke mana?"
Jika boleh jujur, aku sama sekali tidak tahu ke mana kita akan pergi. Jangankan lokasinya, rute-nya saja aku tidak tahu. Sepanjang perjalanan, Kapten yang menunjuk arah karena dia yang pegang petanya. Sementara aku hanya perlu berjalan di depan bersamanya sambil berjaga-jaga. Itulah sebabnya aku perlu menandai jalan.
"Jujur aku tidak tahu," kataku terus terang. "Dan karena itulah, aku harus mencari tahu. Aku akan bertanya."
Aku bangkit dari batang tanah kasar yang kududuki. Lantas berjalan mendekati para bandit yang masih berdiskusi itu. Kukira Theron mengikuti. Namun setelah kutengok, bocah itu masih ditempatnya sambil nyengir. Aku berdecak, dan melanjutkan niatku.
"Hoy, Kapten!" seruku saat mendekati mereka. "Ke mana kita akan melanjutkan perjalanan besok?"
Bandit-bandit itu menoleh serempak dan langsung menyembunyikan petanya. Si Kapten mengerutkan wajah ketika melihatku menghampiri mereka. "Kau tidak perlu tahu. Cukup lakukan saja tugasmu."
"Sebagai pemandu, sudah sebaiknya aku mengetahui-"
"Sejak awal, tugasmu hanya memandu dan menjaga. Aku yang memberitahukan arahnya. Begitu kesepakatannya."
Karena si Kapten sudah berbicara dengan nada datar dan rendah, pun anak buahnya ikut menatapku tajam, aku mengalah saja. Aku tidak akan bertindak bodoh untuk terus keras kepala dan membuat mereka marah. Jelas-jelas, kami kalah jumlah.
"Baiklah-baiklah,"kataku pada akhirnya. "Kita lihat saja. Sampai sejauh mana kau bisa menyembunyikan tujuan perjalanan ini dariku."
Aku tersenyum miring.
***
568 words
Nichole_A
wga_academy
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top