The Party
Soree~~~
Hihihih, sperti janji. Dapat notif update kan??? 🤭🤭
Akhirny, update lion 3 juga aku tuhh..
Inginnya cerita ini cepat selesai, biar hutang ku ke klian lunas satu-satu gitu yaa..
Tp ternyata, kesibukan menghalangi! Pa mau dikata RL juga butuh perhatian lebih.😅
Okehlah, gitu aja.. masih mau persiapan update yg lain lagi.. hihihi...
Selamat membaca!
Jngn lupa komen ny yaa. Jejak-jejak jari itu vennnting! Okay.
Ya udah, happy reading...
See yaa~~
Love you!
💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜💜
:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
:::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::::
Jika diminta menyebutkan salah satu hal yang tidak bisa ia tentang atau kalahkan, maka Jungkook akan menjawabnya dengan satu kata!
Harabeoji!
Kakek!
Grandpa!
Oji-san!
Atau sebutan apalah yang memiliki arti sama dengan itu.
Sebagai cucu laki-laki satu-satunya, ia sangat sadar bahwa dirinya akan memikul tanggung jawab besar sebagai pewaris tunggal dari nama besar Jeon dan memiliki kewajiban untuk menjalankannya.
Meskipun kerap kali sering beradu mulut dengan sang Kakek, tetapi Jungkook tak bisa membantah Kakeknya lebih jauh. Jikapun ia berhasil membantah, itu bukan karena menang dalam adu argument yang keduanya lakukan, melainkan hanya karena sang Kakek mengalah!
Kakeknya orang yang keras, namun memiliki sisi lembut yang tak pernah di tunjukan secara langsung!
Jika tidak, bagaimana mungkin ia bisa membesarkan cucunya seorang diri menggantikan peran orang tua yang telah hilang sejak pemuda itu dalam usia belia.
Ingatan Jungkook terlalu kuat, untuk sekedar berkata tak mengingat setiap hal yang telah kakeknya lakukan untuk dirinya sejak kecil. Meskipun, terkadang hukuman tak pernah terlewatkan saat dirinya memang pantas mendapatkan hal itu.
Ia selalu dapat merasakan kasih sayang sang Kakek yang begitu tulus untuk dirinya.
Dari pada mengumbar kasih sayang satu sama lain, mereka lebih tampak seperti tikus dan kucing! Jarang terlihat akur.
Keduanya sama-sama memiliki tingkat ke Tsundere-an yang tinggi.
Kali ini pun sama!
Padahal baru saja berbaikan setelah perang dingin beberapa tahun belakangan ini! Tapi kini, lagi-lagi adu argument seperti saat itu kembali terulang hanya dengan tema berbeda.
Topik utamanya adalah 'Mari perkenalkan pada dunia pewaris tunggal Jeon, Jeon Jungkook!', Namun sayangnya topik ini tak kunjung menemukan titik kesepakatan selama hampir enam bulan lamanya.
Yah, sejak persetujuan publikasi identitas publik para Captain Utama LION dikeluarkan. Tuan Besar Jeon, dengan penuh tekad ingin memperkenalkan Jungkook pada halayak sebagai penerus tunggalnya, bahkan kalau bisa sekalian pengangkatan si Jeon muda sebagai pimpinan baru pemegang kekuasaan atas nama keluarga Jeon, seperti sahabat sang cucu.
Jungkook paham, pentingnya publikasi identias publik mereka saat ini. Namun, ia benar-benar tak siap jika harus dikenal orang dari nama besar keluarganya!
Ia ingin diakui bukan atas nama besar yang menaunginya, tetapi atas kemampuannya sendiri. Pengalaman masa lalu telah mengajarinya, dan meninggalkan bekas mendalam dalam diri pemuda itu.
Bisa dikatakan sebagai sebuah self-traumatic
Bukan tanpa alasan selama ini, ia bersembunyi dibaling nama J. Jung. Yang merupakan singkatan dari Marga dan kata depan namanya untuk membangun perusahaan miliknya sendiri. Dan merahasiakan nama aslinya.
Jungkook tak ingin, saat orang lain mengenalnya dari latar belakang keluarga Jeon membuat orang-orang berdatangan mendekat dengan penuh kepalsuan. Bagai semut yang berebut gula!
Katakan ia terlalu over thinking! Dan ya itu benar.
Jungkook tidak pernah suka manusia pengagung kedudukan atas status sosial.
Beberapa bulan belakangan, ia telah melakukan berbagai cara untuk menghindari sang Kakek dengan pembahasan ini.
Mulai dari yang biasa, bahkan sampai luar biasa sudah dilakukannya untuk menjauh dari topik pembahasan tersebut. Tetapi, tampaknya kali ini sang kakek pun tak mau menyerah dan mengalah!
Sampai-sampai kedua sahabatnya pun ikut-ikutan, hingga pada akhirnya disinilah dia...
Berdiri dalam diam dihadapan cermin besar yang memperlihatkan pantulan memukau dirinya! Sebelum bergabung dalam pesta yang disiapkan kakeknya itu.
Terbalut kemeja, jas, dan sepatu serba hitam, dipakukan sebuah accecoris berupa pin permata berukuran kecil sebagai pemanis, dengan rambut yang tertata penuh gaya hingga memperlihatkan jidat mulusnya! Pesona Jeon Jungkook memang tak terelakan.
Paras wajah rupawan itu jelas warisan sempurna dari gen kedua orang tuanya! Namun, tampaknya ke-elokan paras tersebut tak membuat si pemiliki menampilkan senyum bahagia di wajah.
"...Pada akhirnya, aku tidak akan pernah bisa menang melawan Harabeoji, benarkan Ahjushi?" ujar Jungkook dengan penuh kepasrahan pada sosok pria paruh baya yang berdiri di belakang tubuh tegap itu.
Dia Pil Hang Jae, asisten sekaligus tangan kanan sang Kakek. Jungkook sudah mengenal pria itu sejak pertama kali ia dibawa ke kediaman Jeon belasan tahun silam.
Asisten Pil tersenyum simpul mendangar kata-kata tersebut. Pikirnya, Tuan Mudanya yang satu ini memang sangat luar biasa. Disaat anak-anak dari keluarga Konglomerat berebut untuk menunjukan diri kehalayak, ia justru sibuk berlari ingin menyembunyikan diri!
"Bukankah anda sudah pernah menang sekali dalam perdebatan dengan Tuan Besar, ingat?" kata sang Asisten sembari membantu membenahi sedikit dasi yang tampak miring di leher Jungkook.
"Jika yang kau maksud perdebatan tentang Seoul empat tahun lalu, itu tidak masuk hitungan! Dia mengalah dengan terpaksa setelah aku kabur dari Penthouse."Balas Jungkook dengan raut kesal.
Sementara Tuan Pil hanya bisa terkekeh tanpa menyahut lebih jauh. Percuma dia menyahut, karena kekesalan dlm hati sang Tuan Muda akan mendorong pemuda itu untuk terus mencari pembelaan untuk membenarkan argumennya.
Setelah memastikan penampilan sang Tuan muda telah sempurna. Asisten tuan Besar Jeon itu segera berlalu keluar dan memberitahukan bahwa Jungkook harus keluar ke Ballroom dalam sepuluh menit lagi.
"...Dan Tuan muda Jeon, tolong jangan kabur lagi! Aku sudah terlalu tua untuk berlarian mengejarmu seperti dulu...." ucap Tuan Pil sembari tertawa memberi peringatan kepada Tuan mudanya itu sebelum menghilang dibalik pintu.
Ck!
Jungkook hanya bisa berdecak pelan sebagai respon.
Yah, sepertinya ia memang harus mulai berhenti berlari-larian kini. Kasihan juga melihat sang Ahjushi harus berolahraga mengejarnya lagi seperti dulu.
Si Jeon muda mengalihkan pandangan, dan melirik kembali tampilan dirinya di cermin.Tidak ada yang salah di sana, hanya saja ia tampak terlalu rapi dan elegan.
Yang sungguh, itu bukan style seorang Jungkook.
Ck! sangat bukan seleranya sekali.
Pemuda itu berpikir bahwa dirinya tampak seperti anak-anak konglomerat lain yang biasa ia lihat. Dan tampak Membosankan!
Cukup lama ia terdiam memandang pantulan diri dalam cermin besar disana. Sampai ketika senyuman miring tertarik disudut bibir pinkish pemuda itu. Seakan-akan ada bola lambu kecil kini tengah bersinar di kepala bertahtakan rambut sewarna arangnya.
Tentu saja, warna itu bukan keinginan dari Jungkook sendiri, salahkan sang Kakek karena perintahnyalah, si penata rias dengan lancang merubah warna rambut eboninya menjadi hitam begini.
Apa tadi kata orang itu?
Agar lebih berkharisma?
Lebih tampan? lebih gagah?
Cih!
Tidak tahukah dia, jika dasarnya sudah tampan! Walaupun rambut di cat seperti lampu lalu lintas, merah kuning hijau sekalipun akan tetap terlihat tampan?!
Contohnya saja dirinya ini, Jeon Jungkook si tampan rupawan tiada tanding!
Ah, kecualikan si Kim merangkap Cho, bernama Taehyung itu. Si Alien memang sudah di takdirkan dunia akhirat terlahir tampan rupawan, paripurna dan hakiki atau apalah itu istilahnya.
Jungkook sebenarnya enggan untuk mengakui, tapi itu memang sudah fakta yang tak bisa disangkal kebenarannya. Karena buktinya telah terpampang jelas didepan mata!
Lalu, bagaimana dengan Jimin?
Jika ditanya demikian, Jungkook akui Jimin tampan. Namun, jika dalam persamaan kata 'tampan' yang si Jeon muda itu bicarakan.
Maka, Jimin berada di kategori tampan sedikit berbeda dari dirinya dan juga Taehyung.
Jimin tampan itu jelas benar. Tetapi, ketampanan Park Jimin disertai kata keindahan yang lembut!
Kebanyakan dari teman-teman mereka juga setuju, dibanding mengatakan Jimin itu tampan! Mereka lebih setuju menyatakan si mochi tersebut sosok yang indah, anggun, dan memikat dengan cara yang lembut. Begitulah kira-kira perbedaannya.
Kembali ke situasi sekarang.
"Selera orang kaya dalam berpenampilan memang membosankan! Terlalu monoton dan tak ada ekspresi sama sekali. Sepertinya aku perlu sedikit menunjukan pada mereka, apa yang disebut modis penuh gaya!" Tepat setelah berkata demikian, seringai dibibir Jungkook semakin lebar.
Ia meraih sebuh kotak beludru kecil yang tadi digunakan untuk menyimpan beberapa barang yang selalu melekat ditubuhnya, seperti cincin, gelang, anting dan kalung.
Benda-benda khusus miliknya beserta dua sahabatnya itu.
Tangan berjemari lentiknya dengan cepat serta cekatan memasang satu persatu benda-benda tadi, dan menambahkan beberapa aksesoris tambahan yang memang sepertinya sengaja disediakan oleh sang kakek untuknya.
Ini salah satu nilai pulus dari sang Kakek!
Pria tua itu selalu tahu apa saja kesukaannya tanpa terkeculai, meskipun dirinya kerap membuat kesal sampai ubun-ubun.
Diam-diam Jungkook tersenyum menyadari hal tersebut. Kakeknya mungkin pemaksa, tetapi juga sangat pengertian walau dalam diam.
"Setidaknya, Harabeoji tidak membatasi apa-apa yang ku suka." katanya sesaat sebelum kembali berkutat dengan rencana dadakan yang sempat hinggap di otaknya tadi.
Butuh beberapa menit bagi Jungkook untuk selesai dengan segala mahakarya dadakannya itu, sebelum kemudian si Jeon muda berbalik meninggakan ruang tunggu tersebut dengan langkah mantap penuh percaya diri, meski hanya setengah hati.
Dia belum benar-benar mengikhlaskan dikenal publik dengan identitas Jeon.
Satu yang selalu Jungkook tanamkan dalam dirinya.
Dia mungkin melakukan sesuatu yang tidak disukai, tetapi percayalah totalitas adalah hal pasti yang tak mungkin ia tinggali!
Lihat saja nanti bagaimana seorang Jeon Jungkook dengan totalitasnya bekerja...
Semua terpana, hingga tak bis bicara! Akan ia pastikan itu nanti.
*****
Sementara itu, di Ballroom hotel bintang lima dimana pesta yang di buat oleh Tuan Besar Jeon tengah berlangsung dengan begitu meriah.
Pria tua yang masih segar bugar itu tampak tersenyum bahagia sembari berinteraksi bersama para tamu undangan.
Bagaimana tidak bahagia, jika cucu nakal dan Bengalnya, kini tak akan bisa mengelak lagi dari tanggung jawab yang selalu ia hindari beberapa bulan belakangan itu. Walaupun hal tersebut terjadi akibat paksaan dari dirinya!
Tetapi setidaknya sang cucu tak memberontak keras layaknya yang dahulu-dahulu.
Tamu pesta telah berdatangan, dan Tuan Besar Jeon tampak sibuk menyambut mereka. Tak lama, sang asisten Pil Hong Jae datang dan membisikan sesuatu yang semakin memantapkan kelegaan pria tua itu.
"Sajangnim, Tuan Muda sudah siap. Anda sudah bisa memulai pestanya." lapor Tuan Pil pada Tuan Jeon dengan senyum simpul.
Sebagai asisten yang telah puluhan tahun mendampingi Tuan Besar Jeon, Pil Hong Jae sangat amat tahu betapa senangnya pria tersebut sekarang. Tuannya itu adalah orang yang keras sifatnya! Namun, dia selalu memiliki sisi lembut penuh kasih untuk sang cucu.
Meski tak pernah ditunjukan secara langsung.
"Bagus. Sudah kau pastikan dia itu tak akan kabur lagi, bukan?" kata Tuan Besar Jeon dengan penuh perhitungan.
Dia hanya berjaga-jaga, jikalau Jeon Jungkook si biang kerok kecilnya itu kembali berubah pikiran di detik-detik terakhir.
Percayalah!
Tuan Besar Jeon sudah mendapat banyak pengalaman buruk akibat ulah cucu nakalnya itu pada setiap detik-detik terakhir.
Terkadang si biang kerok kecil tersebut tampak menyerah dan pasrah disatu detik pertama, tetapi saat mendekati detik-detik terakhir otak licik nan cerdiknya bekerja begitu apik untuk melarikan diri, dari setiap rencana yang disusun olehnya tanpa bisa di cegah.
"Keamanan ruang tunggu sudah di perketat. Tidak ada jalan keluar lain selain pintu masuk yang untuk dilewati. Tidak ada jendela ataupun ventilasi berukuran besar yang muat untuk ukuran tubuh Tuan muda. Selain itu, di depan pintu juga di jaga ketat oleh selusin pengawal hingga menuju ballroom ini. Semua dipastikan aman, Sajangnim."
Mendengar penjelasan panjang lebar dari sang asisten kepercayaan, senyum puas muncul di wajah Tuan Besar Jeon.
Kali ini, ia tidak akan membiarkan hal yang sama seperti sebelum-sebelumnya kembali terjadi!
Disisi lain, tepatnya diseberang ruangan tak jauh dari posisi sang pemilik pesta berada, jauh disudut agak tersembunyi dari keramaian sana.
Telihat dua pemuda dengan pesonanya masing-masing tengah menatap lurus pada Tuan Besar Jeon di tengah ruangan tersebut.
Siapa lagi kalau bukan Kim Taehyung dan Park Jimin orangnya!
Dua pewaris dari dua keluarga papan atas berbeda negara itu memang sengaja datang lebih awal dan memilih sudut tersembunyi dari keramain, dibandingkan untuk bertemu dan menyemangati si kelinci buntal di ruang tunggu sana.
Ditangan masing-masing tampak segelas champagne,dan keduanya tampak santai menikmati suasana pesta dan jauh tersembunyi dari pandangan orang-orang.
"Bukan kah ini terlalu damai?" ujar Jimin sembari menggoyangkan gelas champagne-nya tanpa mengalihkan pandangan.
Taehyung tak langsung menjawab. Si Kim merangkap Cho itu tampak meminum setegak dari gelasnya sebelum melirik pada Jimin sekilas, dan beralih pada Tuan Besar Jeon.
"Damai? Apakah Jeon Jungkook telah bertobat dan melakukan pengakuan dosa?" Ujar Taehyung sembari menatap Jimin kembali.
Keduanya kemudian terdiam sesaat dengan mata saling menatap.
"Tidak!" jawab mereka bersamaan, kemudian disusul dengan kekehan geli dari keduanya.
"Para iblis pasti akan tertawa terbahak jika hal itu terjadi." sambung Jimin dalam tawanya.
"Si kelinci buntal itu pasti tengah melakukan sesuatu yang muncul di otak liciknya sekarang." balas Taehyung sambil mengarahkan gelas champagne-nya kehadapan Jimin.
Jimin sendiri yang paham maksud tindakan itu, melakukan hal serupa dengan mengarahkan gelasnya untuk bersulang bersama Taehyung.
"Itu sudah pasti."
Ting!
Benturan dua gelas kaca itupun terdengar nyaring ditelinga keduanya.
Mereka menyesap champagne masing-masing santai dan kembali diam dalam keheningan sampai mata keduanya terfokus pada pintu masuk ballroom, dimana sosok yang mereka bicarakan tengah melangkah santai memasuki arena pesta.
"Wow, kali ini lain dari pada yang biasa, bukan begitu Tae?" kata Jimin dengan tatapan takjub sekaligus geli membayangkan situasi dalam beberapa menit mendatang.
Taehyung memberi anggukan setuju atas pernyataan itu. Kali ini memang lain dari yang lain!
"Harus diakui, kreativitas seorang Jeon Jungkook memang patut diacungi jempol!" timpal Taehyung sambil tertawa kecil dan menggelengkan kepala pelan.
Entah bagaimana nantinya, saat Tuan Besar Jeon menyadari kedatangan sang cucunya itu. Satu hal yang dapat Taehyung dan Jimin pastikan! Pesta ini akan menjadi pesta perkenalan pewaris paling fenomenal yang pernah ada!
"Kita lihat bagaimana Jeon Harabeoji dan para tamu beserta media akan bereaksi nanti!"
"Hemm, pasti seru sekali."
"Hal itu tak usah di pertanyakan lagi?"
"Hahahaha, yah itu benar adanya. Cheers?"
"Cheers!"
TBC
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top