Tujuh
Laki-laki itu berdiri di samping pembatas jembatan. Ia menatap air sungai yang deras itu. Ia berpikir bagaimana jika dirinya menjeburkan dirinya ke dalam sungai itu. Akankah ia akan langsung mati? Ataukah dirinya hanya akan mengalami luka dan menambah jumlah hutangnya?
Melihat berbagai kemungkinan itu, sepertinya minum racun lebih mudah daripada menceburkan diri ke dalam sungai itu. Ia membayangkan tubuhnya akan terseret ombak, kemudian satu persatu pakaiannya akan terlepas. Lalu tangannya akan terbentur batu, kulitnya akan robek oleh ranting tajam.
Penyesalan ini bahkan tidak akan membuat Ana hidup lagi. Akan tetapi, melanjutkan hidup pun rasanya tak mampu. Dirinya sudah dipecat. Istrinya sudah meninggal. Anaknya juga telah menjadi korban kekhilafannya.
Dia sudah lelah. Beberapa hari lalu dirinya mencoba memotong nadinya dengan pisau. Akan tetapi, sebelum melakukan usahanya, tetangga sebelah mendatanginya, menanyakan keberadaan Ana karena besok jadwalnya untuk imunisasi.
Kemarin lusa, dirinya mencoba untuk menceburkan diri di sumur. Usaha itu kembali gagal, karena sumur di tempat kosnya selalu ramai. Ibu-ibu rempong selalu mendekam di sana. Entah itu mencuci baju, mencuci piring atau bahkan mandi bersama. Mungkin mereka merindukan suasana sungai di kampung mereka.
Kemarin, dirinya juga mencoba untuk mengakhiri hidupnya yang kosong. Seperti 2 usahanya yang sebelumnya, kemarin dirinya juga gagal. Saat akan menabrakkan diri di kereta api, dirinya ditarik oleh seorang wanita. Belum puas menggagalkan usahanya untuk bunuh diri, wanita itu meneriakinya. Dia berdrama seolah-olah mereka adalah pasangan kekasih. Dia dipojokkan karena memiliki hati yang lemah. Hanya karena diancam putus, dirinya mau menabrakkan diri ke kereta.
Mereka jadi tontonan warga. Orang-orang menggunjing mereka. Tidak tahan dengan tatapan itu, dirinya segera menenangkan wanita itu. Lalu dirinya membawa wanita itu untuk menepi di warung kopi.
Saat akan ditanya alasannya melakukan hal itu, wanita itu pergi. Padahal dirinya hanya berbalik untuk memesan makanan. Dirinya juga segera kembali ke meja, tetapi wanita itu sudah pergi.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top