Sebelas
Bukan perkara mudah jika Linda sudah peduli. Pikirannya terus menerus memikirkan masa depan desanya. Di otaknya yang jarang ia gunakan itu, Linda menyusun berbagai rencana untuk merangkul para pemuda di desanya.
Rencana pertama adalah pelatihan untuk membuat kue. Kemampuannya membuat kue kering sayang bila tidak dibagikan. Tempatnya bisa dilakukan di halaman depan rumahnya. Dirinya hanya tinggal mencari pinjaman oven dan kompor. Akan tetapi, dia tidak yakin para remaja itu mau berkumpul di tempatnya. Dirinya saja tidak pernah mau berkumpul dengan mereka.
Saat sedang memikirkan hal itu, tiba-tiba Linda merasa ada sesuatu di balik jendela kamarnya. Sepertinya ada kekuatan besar untuk kepalanya menoleh ke sana. Linda tidak ingin melakukannya. Pasti ada sesuatu yang mengerikan di sana. Benar, saat dia melihat di jendela, ada muka hancur menempel di jendelanya. Linda tak mampu berkata apa-apa, dirinya juga mengalami tindihan, tidak mampu bergerak.
Sosok itu terus mendekat. Linda dapat melihat dengan jelas betapa mengerikannya wajah itu. Bagian kanan muka itu hancur, terdapat guratan sepanjang bahan kanan, kulit mengelupas.
Linda hanya mampu melihat kejadian itu dengan melorot. Tangannya hanya mampu menggenggam seprei biru yang melapisi kasurnya. Mulutnya hanya bisa membuka menutup tanpa mengeluarkan suara. Ia mencoba memejamkan mata untuk konsentrasi berdoa. Berhasil. Dirinya bisa berdoa, lambat laun suasana mencekam itu Semakin menghilang. Badannya sudah bisa digerakkan dengan leluasa lagi.
Saat dirinya membuka mata, sosok itu masih ada di sampingnya. Tetapi, tidak semenakutkan awal dirinya datang. Sosok itu mencoba berkominikasi dengan Linda. Linda mencoba menulikan pendengarannya.
.
Setelah 5 menit berlalu, sosok itu menghilang. Linda mendengarkan ceritanya, meski tidak menanggapi apapun.
.
Pagi-pagi sekali Linda sudah keluar rumah. Tingkah laku Linda itu mengundang tatapan aneh bagi para tetangganya.
Sesampainya di rumah Ahmad--ketua remaja masjid desa Ponjong--Ahmad yang ternyata baru bangun tidur itu merasa heran. Tidak biasanya kembang desa Ponjong menampakkan diri kepada tetangganya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top