Lima

Hari ini desanya gempar. Ada tetangganya yang melakukan aborsi. Mirisnya, tetangganya tersebut masih siswa SMA kelas 10. Menurut cerita Mbak Katiem, si Murni dipaksa melakukan tindakan itu karena diancam oleh pacarnya. Jika Murni tidak menggugurkan kandungannya maka si pacar akan meninggalkannya.

Linda merasa heran. Apa yang dipikirkan oleh si Murni. Hanya karena ancaman bodoh si pacar, dirinya melakukan tindakan yang kejam. Jika memang tidak mau bertanggung jawab, kenapa harus melakukan kegiatan tidak selayaknya?

Apa mereka tidak pernah belanjar sistem reproduksi pada manusia? Tidak tahukah mereka hasil dari proses fertilisasi? Mungkin mereka kira anak itu hasil dari download, jadi mereka tidak memikirkan akibat dari perbuatan itu.

Ah, dirinya semakin merasa kesal pada Murni dan pacarnya. Sudah 2 hari ini dirinya mendengar tangis bayi terus-menerus. Sudah dua hari juga dirinya tidak tidur. Setiap dirinya ingin memejamkan mata, tangis bayi mengganggunya.

Asal tangis bayi itu baru dirinya ketahui setelah Mbak Katiem menceritakan  berita heboh dari Murni. Kata Mbak Katiem, kemarin  Murni dan keluarganya mengunjungi Amin--pacarnya. Akan tetapi, Amin  tidak mau bertanggung jawab. Alasannya, tentu karena pacarnya tidak yakin bahwa janin yang dikandungnya adalah anaknya. Alasan klise.

Murni yang sudah merasa tidak ada cara lain, melakukan perbuatan itu. Dengan bantuan dukun bayi, dirinya mengeluarkan janin yang masih berumur 6 bulan. Bayi itu kemudian mengganggu Linda dengan tangisannya. Membuat Linda memiliki kantung mata.

Setelah seharian mendoakan janin yang belum bernama itu, Linda akhirnya tidak mendengar suara tangisan bayi lagi. Saat suara akan menghilang, Linda seperti mendengar  suara tawa bayi. Dirinya sungguh tidak ingin mendengar hal-hal seperti ini lagi.

Dirinya berdiri di padang rumput yang luas. Sinar terlalu terang bagi matanya. Di samping kanannya, dia mendengar bayi tertawa. Bau bedak bayi menguar di udara. Dia mendekati bayi tersebut dan duduk. Bayi itu nampak senang melihatnya. Senyum merekah tanpa dosa itu membuatnya terharu. Dia kembali berpikir tentang Murni dan Amin, kenapa mereka tega?

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top