Empat
Hujan di luar tidak juga berhenti. Seorang anak perempuan sedang bermain sendirian di kamar. Ibunya sudah meninggal dunia. Dirinya kini hanya tinggal dengan sang ayah yang sibuk bekerja.
Anak kecil itu sudah terbiasa bermain sendiri. Kata Ayahnya, anak pintar itu melakukan semuanya sendiri. Oleh karena itu sehabis pulang sekolah dirinya membeli makanan di warung Mbok Dar. Setelah selesai makan, dia menyapu dan mencuci bajunya sendiri. Sejak kelas 2 dirinya sudah diajari Ayah untuk mencuci sendiri.
Sudah jam 6 sore, tetapi ayah belum juga nampak. Teh manis yang dibelinya dari Warung Mbok Dar Untuk ayahnya sudah dingin. Dirinya ingin meminum teh itu. Tetapi, teh itu untuk ayahnya. Tak kuat menahan godaan segelas teh manis, tangan kecil itu meraih gelas dan menghabiskan minuman berwarna itu. Saat dirinya menghabiskan teh, pintu rumah tiba-tiba terbuka. Ayahnya berjalan sempoyongan. Bau tak biasa menguar dari tubuh ayahnya.
"Ayah kenapa jalannya kaya gitu? Ayah sakit?" tanya anak itu pada ayahnya.
"Diam! Kamu berisik sekali. Aku mau tidur!"
Anak kecil itu terkesiap, baru kali ini ayahnya membentak. Mungkin saat ini ayahnya sedang banyak pikiran. Kata Mbok Dar, kalau orang tua marah-marah itu tandanya mereka sedang banyak pikiran.
Perutnya berbunyi saat ayahnya berbalik. Dengan jujur dia berkata, "Ayah aku lapar."
Plak!
Alih-alih mendapatkan uang untuk makan. Dirinya malah terkena tamparan. Ayahnya berubah jadi marah lalu mencekiknya. Pandangannya mulai kabur.
***
Linda terkesiap. Masa lalu anak dalam gendongan laki-laki itu, secara tidak sengaja dapat dilihatnya. Tak terasa air mata turun di pipi coklat Linda.
Tatapan benci langsung Linda arahkan pada laki-laki itu. Laki-laki itu mundur dua langkah karena di hujan dengan tatapan membenci.
"Saya tadi hanya mau membantu mbak yang kelihatannya mau pingsan."
"Tidak perlu, saya baik-baik saja."
Setelah berkata seperti itu, dirinya kembali memandang langit. Sepertinya hujan tidak akan berhenti. Sebaiknya dirinya pergi saja dari sini. Linda tidak ingin terlibat dengan urusan gadis kecil itu dan ayahnya. Ada sesuatu yang aneh, tapi keanehan itu membuatnya menekan rasa ingin tahu yang membuncah di dadanya.
Keingintahuannya sering menebak dirinya dalam keadaan yang sulit.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top