7
🎶Playlist🎶
Stray Kids - Voices
.
.
.
WARNING!!!!
.
.
18+
.
Yang dibawah umur, diharap jangan baca 😊
.
.
🚨Rules🚨
♨Follow♨
♨Vote♨
♨Komen♨
.
.
.
Dengan Mobilio Taeyong membawa Myoui menuju sebuah tanah kosong dekat dengan hutan buatan yang masih berusaha mereka pertahankan setelah beberapa abad.
Mereka keluar dari dalam mobilio dan berjalan menyusuri jalan setapak ditemani dengan gemerlap bintang yang nampak seperti kerlip dipekatnya malam. Kota ini memang akan nampak indah jika malam hari tapi jika pagi menyapa, hanya akan ada sedikit cahaya mentari yang tertutup kabut awan.
Dari semua hal yang telah tersulap dengan super canggih, mereka tetap tak bisa mengubah esensi alam dan kehidupan itu sendiri. Polusi akan selalu menjadi permasalahan meskipun peradapan terus berkembang, hal ini menandakan bahwa segala hal akan selalu memiliki batasan. Seolah hal itu menjadi peringatan untuk kaum terjenius di bumi ini, jika kekuasaan mutlak bukanlah milik mereka.
"Jadi kau mengajak ku berkencan ditangah kosong seperti ini?" Komentar Myoui yang memang tak memahami maksud Taeyong.
Taeyong tersenyum sebelum menggenggam tangan Myoui dan tangan satunya, meraih sesuatu dalam sakunya. Sebuah benda kecil yang terlihat seperti tombol untuk membuka sesuatu.
"Aku akan menunjukkan sesuatu yang tak pernah siapapun tau." Kata Taeyong.
Sreeettt
Myoui merasa tanah yang ia pijak bergerak, dengan panik wanita ini memeluk erat lengan Taeyong.
"Ada apa ini?" Tanyanya dan tangan Taeyong menunjukkan pada sesuatu dihadapannya.
Sungguh di luar dugaan Myoui yang berfikir bahwa ini adalah peristiwa alamiah dari alam, nyatanya adalah tanah yang ia pijak terbelah menjadi dua bagian. Nampak sebuah tangga menuju kebawah dan Myoui baru menyadari jika tempat ini adalah ruanh bawah tanah.
"Itu apa?" Tanya Myoui.
"Cube, ayo masuk!" Ajak Taeyong yang segera menarik tangan Myoui untuk masuk ke dalam.
Mereka pun turun dengan melewati tangga dan berjalan melewati lorong. Hanya ada satu ruangan besar dengan dinding cctv soligram yang tentunya membuat Myoui menganga.
"Ini?" Ia berjalan dan memutar tubuhnya dengan terus mengedarkan matanya untuk menyusuri tiap inci ruangan ini. "Bagimana kau bisa memiliki tempat semacam ini?" Tanya Myoui dan Taeyong pun tersenyum sebelum akhirnya mendekat.
"Ini dunia ku sebelum aku bergabung dengan tim." Akui Taeyong sambil memeluk Myoui dari belakang.
"Apa yang kau lakukan dengan ribuan cctv ini?" Tanya Myoui dan Taeyong menghentikan aktifitasnya mengendus leher Myoui.
"Aku adalah seorang informan gelap. Jadi siapapun mereka yang menemukan sesuatu, aku akan dengan cepat menemukannya." Ucap Taeyong yang bahkan kini mulai menciumi telinga Myoui, membuat wanita itu memejamkan matanya.
Tangan Taeyong bahkan sudah melepas satu persatu kancing kemeja Myoui.
"Kenapa kau melakukannya?" Tanya Myoui dengan nafas tersengal, sepertinya ia mulai terangsang saat tangan Taeyong berhasil menjamah kulit putihnya, bahkan bibir Taeyong tak berhenti memberikan kecupan-kecupan ringan pada leher dan pundak Myoui.
"Aku membutuhkan uang untuk hidup." Gumannya dengan mulut yang masih sibuk memberikan beberapa kiss smark dileher Myoui dan tangannya sudah berhasil menyingkirkan bra hitam yang menjadi penghalang terakhir.
"Ahhhh..." Bukan pertanyaan lagi yang Myoui katakan tapi desahan saat satu tangan Taeyong berhasil meremas dadanya, sementara satu tangan yang lain berhasil menurunkan roknya dan mulai memasuki celana dalamnya.
"Kau tak memiliki pertanyaan lagi?" Taeyong membalikkan badan Myoui dan ia pun berjongkok untuk membuka penghalang terakhir, celana dalam hitam dan Myoui menunduk sambil menikmati setiap sentuhan Taeyong.
"Hoh, kau mengajak ku kemari hanya untuk ini?" Tanya Myoui dan Taeyong kembali berdiri, melucuti pakaiannya sendiri dan terlihatlah tubuh gagah yang nampak nyata itu, benar-benar sempurna seperti bukan tubuh buatan yang terbuat dari sibertik.
"Salah satunya dan yang terpenting kau harus mengenal diriku yang dulu." Ucap Taeyong yang telah berhasil melepas celana dalamnya. Kini mereka benar-benar full naket.
Myoui memandangnya dengan kagum hasil karyanya dengan dr. Moon. Wanita ini mendekat dan mulai menyerang Taeyong.
"Eh..." Taeyong sedikit terkejut saat Myoui tiba-tiba mulai mengalungkan tangannya pada lehernya dan melumat bibirnya penuh gairah.
"Ayo bercinta sampai lelah." Bisik Myoui yang seolah menggoda Taeyong, membuat Taeyong tambah bergairah.
"Apapu maumu." Katanya yang kini mengangkat tubuh Myoui dan mereka pun mulai bercumbu.
Cukup panas dan saat mereka kehabisan nafas, Taeyong beralih pada kedua tonjolan didada Myoui, melumatnya dengan gairah membuat Myoui terus mengeluarkan desahannya.
"Yong!" Jeritnya saat Taeyong memainkan putingnya, memilin, menjilat bahkan menggigitnya.
"Wae? Apa kau ingin aku memasukimu?" Tanya Taeyong seolah menggoda Myoui yang sudah berkeringat, penuh gairah dan nafsu.
Myoui mengangguk dan Taeyong tersenyum penuh kemenangan. Ia meletakkan tubuh Myoui di atas meja bundar. Myoui terlentang disana, menunggu Taeyong memasukkan juniornya kedalam dirinya tapi apa yang ia lihat? Taeyong diam, memandanginya dengan melipat kedua tangannya.
"Wae? Kenapa kau diam? Ayo lakukan! Jangan menyiksaku seperti ini." Keluh Myoui dan Taeyong terlihat geli.
Taeyong pun mulai merunduk. "Bersabarlah, aku masih ingin bermain disini." Ucapnya yang kepalanya berada di hadapan paha Myoui.
"Yak! Kenapa kau sekejam ini?" Rancau Myoui dan Taeyong nampak tak peduli, ia mulai menciumi paha Myoui dan berakhir menghisap beberapa cairan dipangkal Myoui.
"Aahhh Yong, jepal!" Myoui memohon, bahkan wanita itu duduk untuk mencegah Taeyong terlalu lama melakukannya.
Myoui pun menarik kepala Taeyong dan mencumbunya kembali.
"Masukkan!" Pinta Myoui dan Taeyong pun tersenyum sebelum memasukkan juniornya kedalam pangkal paha Myoui.
"Ahhh...Begitu, aku ingin kau bergerak cepat!" Pinta Myoui dan Taeyong pun melakukannya.
Cukup lama mereka bercinta sampai mereka tertidur diatas meja bundar ini dengan saling berpelukan.
Myoui terbangun saat ia merasa bibir Taeyong beberapa kali menjamah lehernya.
"Apa kau nyaman dengan pekerjaan ini?" Myoui membalikkan tubuhnya dan berhadapan dengan Taeyong, memeluknya erat dan bertatapan cukup dekat.
"Aku pikir, aku tidak punya pilihan lain. Kaki ku cacat dan hanya pekerjaan ini yang bisa ku lakukan." Ucap Taeyong dengan desahan panjangnya.
Myoui membelai rambut Taeyong. "Dan sepertinya kau kurang begitu suka?" Tebak Myoui. Taeyong pun mengangguk.
"Jujur saja, penyebab ku harus bergabung di Phantom Team adalah karena pekerjaan ini. Jika hari itu aku tak pergi kesana, mungkin aku akan baik-baik saja sampai detik ini." Ucap Taeyong yang terlihat masih menyesali semuanya.
Myoui pun bergerak, memeluk Taeyong dan Taeyong menyandarkan kepalanya di dada Myoui.
"Tidak ada satu pun keputusan yang bisa diambil dengan keinginan sepenuhnya. Selalu ada resiko dibalik itu semuanya, aku yakin disinilah takdirmu. Selama aku bersamamu, ku pastikan kau tidak akan merasakan sakit dan luka fisik bentu apapun." Myoui pun memegang lengan Taeyong. "Tubuhmu ini akan sangat kuat, lebih kuat menampung serangan peluru sekali pun. Jika terjadi kerusakan, aku akan memperbaikinya dan menemukan cara membuatmu lebih kuat lagi." Lanjut Myoui penuh tekat, Taeyong pun mendongakkan kepalanya dan mencium bibir Myoui.
"Gomawo." Ucap Taeyong dan Myoui pun mengangguk.
---***---
Pada akhirnya mereka berdua kembali kemarkas saat waktu menunjukkan pukul 02.30 malam.
"Ku pikir kita bisa menginap lebih lama disana?" Taeyong menunjukkan kekecewaannya karena Myoui mengajaknya untuk kembali ke markas.
Myoui tersenyum, sebelum merangkul lengah Taeyong mereka berjalan melewati lorong menuju lab. "Kau harus mempersiapkan beberapa hal kan? Aku juga harus segera melakukan sesuatu untuk pekerjaanku." Terang Myoui.
"Baiklah, aku akan pergi. Jangan merindukan ku." Bisik Taeyong dengan mendaratkan kecupan di dahi Myoui membuat wanita ini tersenyum dan melambaikan tangannya saat Taeyong berjalan menjauh.
Senyumnya pun hilang, ia berbalik dan berjalan menjauh dari lab. Menuju sebuah ruangan paling pojok, terlihat seperti sebuah cafe dengan beberapa kursi. Myoui pun berjalan lebih jauh menuju dapur dan matanya mengkilap kebiruan.
Sreetttt
Sebuah ruangan tertutup dinding dapur terbuka dan Myoui memasukinya. Didalam nampak terlihat gelap dengan sedikit cahaya dari layar soligram.
Myoui menyentuh layar tersebut dan nampak lah sesosok pria dengan paras rupawan disana.
"Arigato!" Sapanya dengan senyum mengejek tapi ekspresi Myoui nampak sama datar.
"Apa maumu?" Tanya Myoui.
"Menemuimu." Balasnya sambil tertawa dan Myoui menunjukkan senyum sinisnya.
"Aku akan menghancurkanmu sampai tak tersisa." Ucapan Myoui terdengar lembut tapi syarat dengan ancaman didalamnya, bahkan ekspresinya tak berubah.
"Wkwkwk...Aku tidak pernah meragukan kekuatanmu tapi jika aku mengatakan jika Ayah yang menyuruhku untuk mrnjemputmu? Apa yang akan kau katakan untuk ini?" Tanya pria itu.
"Kau terlalu percaya diri memanggilanya Ayah, manusia rendah! Jangan coba untuk memprovokasiku, nikmati hidupmu selagi kau bisa. Nanti, meskipun tanpa ia suruh aku akan datang dan membinasahkan makhluk tak berguna sepertimu!" Kata Myoui yang kini mematikan layarnya dan mengepal tangannya kuat.
"Apa yang sebenarnya kau inginkan tua bangka? Kau terlalu memanjakan makhluk rendahan itu rupanya. Lihat saja, aku akan melakukan sesuatu kepadanya." Tangan Myoui tiba-tiba mengeluarkan sebuah api.
"Mereka, manusia rendah harus diberikan sedikit pelajaran karena bermain-main dengan klan Venius." Kali ini mata Myoui menjadi kebiruan.
-Tbc-
Hi...Aku balik dengan FF ini 😂
Ada yang menunggu kah? 😁
Buat votenya selama ini Thanks 😉
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top