6
🎶Playlist🎶
Linking Park - Leave Out All The Rest
.
.
.
Phantom Team adalah sebuah pasukan khusus yang tercipta untuk memenuhi sebuah tujuan rahasia. Mulai hari ini mereka resmi bergerak dibawah kemimpinan kapten Taeyong yang ditunjuk langsung oleh Komandan Shin. Secara nyata mereka adalah pasukan khusus militer yang dimiliki oleh negara tapi fokus tugas mereka adalah memecahkan semua khasus yang berhubungan dengan pembantain dan penculikan yang terjadi beberapa waktu lalu di camp bawah tanah.
Kini ketujuh orang itu sedang duduk melingkar di dalam ruangan. Dengan suasana yang nampak canggung, bukan mereka tidak pernah melakukan hal semacam ini sebelumnya. Jelas mereka sangat berpengalaman. Tapi karena ini pertama kalinya mereka seteam dengan orang yang berbeda dan dari latar yang berbeda pula, jelas saja akan menyiptakan kecanggungan.
"Apa yang harus kita lakukan kapten?" Lucas adalah pria yang memiliki energi berlebihan. Terlalu excited dalam mendanggapi hal apapun. Kesopananya sangat minim, terkadang berubah kekanakan dalam sekejab. Tak terlalu menghiraukan perintah tapi sangat menghormati sosok Taeyong, hanya Taeyong lah yang sepertinya membuatnya bisa menurut.
Taeyong memandang Lucas sesaat, nampak berfikir sebelum akhirnya mengetuk meja dua kali.
Tuk...Tuk...
Tepat ditengah meja bundar dengan ketujuh pria yang melingkar, sebuah sinar yang berasal dari soligram muncul sebuah bentuk, nampak seperti wujud anak laki-laki.
Hi semua perkenalkan namaku Doraya. Aku adalah perwujudan dari aplikasi informan yang dibuat oleh tuan muda Haechan yang agung.
Seketika semua orang tertawa. Mereka sudah berkenalan dengan Haechan tentunya, salah satu team bayangan yang membantu mereka dari belakang. Menciptakan sebuah alat yang berhubungan dengan pengintaian atau memberikan apapun informasi yang dibutuhkan.
"Kapan dia berhenti untuk menjadi narsis." Kesal Taeyong tentunya sambil tertawa.
Tugasku adalah memberikan segala informasi yang di butuhkan kapten Taeyong dan ke enam anggotanya yang meliputi Mark, Jaehyun, Lucas, Winwin, Doyoung dan Jungwoo.
"Woah ini sangat membantu." Kata Doyoung yang memang khusus informan.
"Doraya, kau harus banyak berinteraksi dengan Doyoung. Sepertinya kalian bisa menjadi tim yang cocok." Saran Taeyong membuat Doyoung senang.
Baiklah kapten Taeyong, apapun yang kau inginkan aku pasti akan mengabulkannya.
"Kau bisa memberitahuku? Lokasi camp terakhir? Aku membutuhkannya." Pinta Taeyong.
Tentu saja kapten. Panmunjom merupakan desa kecil yang berada sekitar 55 km sebelah utara Seoul dan termasuk dalam wilayah Korean Demilitarized Zone (Korean DMZ). Di desa inilah ditandatangani perjanjian Gencatan Senjata Korea pada tahun 1953.
Sebuah layar soligram terlihat dan mulai membentuk garis dan gambar yang terlihat seperti peta dan wilayah pada saat bersamaan, dititik tertentu sebuah lingkaran merah berkedip-kedip seolah menjadi penanda.
"Jadi camp bawah tanah berada disana?" Jaehyun nampak masih tak dapat mempercayai ini. Tempat itu merupakan tempat untuk gencatan senjata, bukankah untuk melakukan misi rahasia disitu akan mudah untuk ditemukan?
"Mereka memang memilih tempat itu, agar semua tak menduganya. Hebatnya, sistem daya tahan bangunan bawah tanah itu sangat kuat, tahan terhadap goncangan rudal. Aku tidak dapat memprediksikan berapa lama mereka membuat ruangan bawah tanah itu." Ungkap Mark yang dikenal cukup genius itu.
"Kira-kira dapatkah kau menjawab hal ini Doraya?" Winwin bertanya pada mesin informan itu. Membuat Taeyong tersenyum, Winwin memang dikenal sebagai anggota yang tak terlalu banyak bicara. Memiliki keahlian bertarungnya luar biasa, bergerak dengan cepat dan tepat adalah keahliannya. Itu kenapa, ia bisa masuk kedalam tim ini. Suatu kebanggan bagi Taeyong memiliki tim yang benar-benar dapat diandalkan baik secara individu maupun saat bersama dalam tim.
Desa Panmunjom adalah desa tak berpenghuni, memiliki struktur tanah yang stabil dengan tekstur yang keras, padat dan merata kekerasannya. Semakin keras struktur tanahnya maka partikel-partikel tanah akan makin sulit bergerak jika terjadi guncangan.
Mereka menggunakan fenomena alam itu untuk membuat sebuah bangunan bawah tanah yang diperkirakan bisa dihuni sampai beberapa tahun. Menurut perhitungan mereka membuat tempat itu dalam 10 tahun terakhir.
"Apakah mereka masih menggunakannya sampai detik ini?" Jungwoo bertanya.
Menurut micram yang beberapa lalu kami sebar disana, tidak terdeteksi makhluk sejenis manusia disana kecuali binatang malam.
"Apa kau tidak bisa mendeteksi tempat seperti itu di dunia ini?"
Maaf, kami tidak memiliki ciri khusus untuk mendeteksi aktifitas dibawah tanah. Ada lebih dari 10.000 aktifitas di bawah tanah di dunia ini.
"Kita tidak bisa berangkat dari sini. Akan sangat memakan waktu untuk mencarinya." Pendapat Doyoung yang membuat mereka mengangguk.
"Kalau begitu cari sesuatu hal yang lain. Kita akan bertemu besok dan pertemuan ini berakhir." Taeyong pun berdiri, diiringi keenam anggotanya.
Akhir dari sebuah awal. Mulai saat ini tantangan, bahaya akan datang tak terduga karena mereka berusaha untuk menembus sebuah dinding gedung pencakar langit yang tertinggi di dunia dengan sistem keamanan dan jaringan yang terstuktur.
---***---
dr. Myoui masih sibuk berada dalam lapnya. Memantau beberapa tubuh sibertik yang ia buat, mengintruksikan beberapa peneliti untuk melakukan banyak hal. Mata indah itu berkedip beberapa kali, ada garis hitam disana yang menunjukkan jika wanita ini kurang tidur.
Ia mendesah beberapa kali sampai sosok Taeyong datang dan menghampirinya.
"Kau tidak dapat menyelesaikannya kalau kau tak beristirahat." Suara serak itu memenuhi gendang telinga Myoui, memberikan magic yang membuat dirinya tanpa pikir panjang langsung memeluk sosok disampingnya ini dengan memencet tombol penutup dinding kaca, agar semua yang berada di luar tak melihat apa yang ia dan Taeyong lakukan didalam.
"Temani aku beristirahat." Rengek Myoui membuat Taeyong cukup geli. Pria itu mengedarkan pandangannya menyusuri tempat ini.
"Dimana prof. Taeil?" Biasanya Taeyong akan menemukan sosok itu disini tapi hari ini, nampaknya pria beruban itu tidak ada disini.
"Entahlah, sepertinya ia sedang bermain catur dengan Komandan Shin." Ungap Myoui dengan ekspresi kesalnya membuat Taeyong tertawa.
"Kau hanya mengarang bukan? Mereka begitu sibuk, mana mungkin mereka dapat bermain catur? Itu sangat tidak masuk akal." Dan tentu saja itu hanya lelucon yang Myoui lontarkan untuk menunjukkan kekesalannya pada prof. Taeil yang meninggalkannya tanpa mengatakan apapun.
Mereka pun duduk di sebuah sofa dan Myoui menyandarkan kepalanya pada bahu Taeyong. Pria itu membelai kepala Myoui dengan lembut.
"Bagaimana perkembangan tugasmu?" Myoui bertanya.
Taeyong diam sesaat. "Masih sangat jauh untuk dikatakan berhasil." Jawabnya dengan nada berat, sepertinya Taeyong juga memikirkannya terlalu jauh.
Myoui memandagi Taeyong dengan ekspresi yang sulit diartiakan. "Kau tidak datang kemari hanya untuk mengatakan itu kan? Pasti ada sesuatu yang ingin kau katakan." Kebiasaan dalam menganalisa sesuatu, sepertinya cukup mempengaruhi karakteristik dirinya dalam menilai banyak hal. Ketajamannya dalam hal itu, tentu saja membuatnya jeli untuk membaca situasi jenis apapun.
Sepertinya, keduanya memang memiliki banyak kemiripan.
Taeyong memandangnya sekilas sebelum akhirnya mulai mengatakan sesuatu. "Aku akan pindah kemarkas militer mulai besok." Ungkapnya dengan ekspresi datarnya dan Myoui pun tak terlihat kecewa atau sedih.
"Hm...Aku tau. Jadi kau ingin berpamitan kepada ku sekarang?" Tanya Myoui dan Taeyong mengangguk.
"Kalau begitu, kau bisa mengajak ku berkencan untuk hari ini." Usul Myoui yang membuat Taeyong mengkirutkan keningnya.
"Wae? Apa kau tidak pernah berkencan sebelumnya?" Tebak Myoui dan Taeyong hanya menunjukkan senyum simpulnya.
"Aigo...Pria es ini benar-benar seperti hidup disebuah artartika." Cibir Myoui yang tentu membuat Taeyong tertawa.
"Ayo!" Myoui berdiri dan menarik tangan Taeyong untuk mengikutinya.
"Kita akan kemana?" Taeyong merasa penasaran dengan rencana kencan dadakan yang wanita disampingnya ini susun.
"Kesuatu tempat yang indah. Setidaknya akan membuatmu mengingatnya dan semakin rindu kepadaku." Kata Myoui dengan bangganya membuat Taeyong geli sendiri.
"Apa ini seperti sebuah heroin? Kau ingin membuatku kecanduan dengan berlama-lama denganmu?" Balas Taeyong yang kali ini membuat Myoui tertawa.
"Kau cukup licik dalam bermain kata-kata dengan ku." Guman Myoui yang kini mendapat serangan ciuman dari Taeyong.
"Aku pikir, aku tak perlu ketempat yang indah. Cukup bercinta denganmu sepanjang malam, sudah membuatku seperti meminum heroin." Lagi-lagi Taeyong mengodanya setelah melepaskan tautan bibir mereka dan keluar dari lif.
"Sialan! Kau pikir aku ini budak seksmu." Gerutu Myoui yang membuat Taeyong terbahak.
"Hm...Kau juga pandai dalam uruasan mengomel seperti wanita tua. Terlalu lama berada dalam lap membuatmu lupa bagaimana cara berhubungan dengan banyak orang, terutama dengan pria." Ucapan Taeyong kali ini membuat Myoui mendengus.
"Kau memang pendebat yang menyebalkan!" Kesal Myoui.
"Tapi kau menyukainya kan?" Taeyong menaik-turukan alisnyam
"Sialnya itu benar." Akui Myoui yang seketika membuat keduanya tertawa bersama.
-Tbc-
Hi...Aku berharap masih ada yang menunggu cerita ini 😂
Aku sebenernya kebingungan...mau lanjutin apa nggak?
Tapi liat notip beberapa kali, aku ngerasa bersalah sama kalian yang berharap FF ini bisa lanjut 😁
Satu Vote adalah awal penyemangat ku dan beberapa vote bisa memantapkan hatiku buat ngelanjutin cerita ini.
Jadi jangan lupa buat Vote dan Komen
Agar cerita ini bisa terus aku update ya 😉
T H A N K S
🙏🙏🙏
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top