Prolog

Suara bising mobil melesat terdengar di jalanan, suara-suara perbincangan tumpang tindih sepanjang trotoar, langit mendung dan angin bertiup kencang. Di tengah suramnya cuaca hari kerja di mana semua orang bekerja mencari penghasilan untuk kehidupan sehari-hari. Mereka seolah abai dengan kondisi sekitar karena memiliki prioritas penting. Uang.

Namun, tidak semua orang akan bekerja atau melakukan aktivitas hanya karena uang. Karena sebagian orang sudah hidup tanpa kekhawatiran karena memiliki banyak uang sedari lahir. Seperti seorang gadis dengan tubuh dibalik jaket tebal yang kini berjalan tanpa arah menggunakan headphone yang tertutupi kupluk. Dia terlihat tidak peduli pada lingkungan sekitar dan berjalan lurus. Tubuh jangkung dengan mata ruby yang menawan serta rambut ungu sedikit diterpa, berhamburan tertiup angin. Membenahi rambutnya dan memasang kupluk lebih kuat dia masuk ke salah satu coffee shop, memesan latte dan duduk di pojok cafe menatap sekitar. Tangannya setia menggenggam gawai mengirim pesan di sebuah chat web anonim.

Kuudere-kun_

nah, gimana awal perubahan karakter cerita lo dimulai dari pas event valentine.

Sang gadis mengerutkan kening tidak mengerti sebelum kembali mengirim pesan balasan. Dia pikir itu tidak ada sangkut pautnya antara dirinya yang bertahan hidup dan event cinta pasaran setiap tahun yang tidak menarik.

User566_

maksud lo gimana? Gue gak paham. Gimana ngasih perubahan dari event percintaan kaya gitu?

Kuudere-kun_

ya coba aja kali, maksud gue. Lo bilang, tokoh cerita lo itu antagonis pasaran yang ada di novel-novel cinta. Si tukang bully atau apalah itu namanya. Maksud gue gini, dia kan gak bisa langsung berubah drastis. Gimana kalau lo kasih dia kesempatan buat berubah dikit-dikit dengan manfaatin event ini. Dia bisa aja ngasih coklat ke orang random dan bakal ngebuat perasaan dia lebih baik, setidaknya ada perubahan kecil yang bisa dia buat untuk meyakinkan kalau dia gak seburuk yang dia sangka.

User566_

niat juga lo ngetik panjang-panjang. Awokwok, bisa dicoba sih, mungkin itu ide yang baik.

Kuudere-kun_

yaiyalah gue niat, lagian juga ide cerita lo itu menarik. Tentang antagonis yang ngulang waktu setahun sebelumnya setelah dibunuh dan gimana cara dia bertahan hidup. Gue tunggu eksekusi cerita lo itu. Pasti menarik banget.

Sang gadis kini tertawa kecil melihat pesan terakhir dari lawan chat anonim yang tidak dia kenali. Perlahan dia menarik napas panjang melirik jendela cafe, penampilannya kacau, wajah pucat, kantung mata tipis, serta bibir kering sedikit mengelupas. Dia mengusap wajahnya kasar sebelum mengangguk ketika barista memberikan pesanannya.

User566_

Thanks banget loh ya. Nanti kalau gue bingung lanjutin ceritanya lo harus kasih saran lain lagi.

Kuudere-kun_

Yoi, santai. Gue banyak waktu luang, hubungin gue aja kapanpun. Gue siap bantu.

Dia tersenyum pada chat terakhir di ponsel. Perlahan memejamkan mata menutup wajah. Dia lelah, itu bukan hanya sekadar ide cerita. Itu adalah kisahnya pribadi soal apa yang dia alami. Antagonis bodoh yang mengulang waktu untuk kesempatan mendapatkan hidup baru, itu hanya kiasan mudahnya sebagai penjahat pasaran yang menyebalkan. Dia menegak ludah, dia masih bisa mengingat bagaimana setiap detail dirinya dihancurkan secara perlahan-lahan hingga dibunuh dengan mengenaskan.

Di ruangan gelap tanpa tahu siang dan malam. Terikat di atas ranjang dengan kain hitam menutupi mata. Suara napas kasar yang berhembus mengerayangi tubuhnya dengan lekat, sentuhan kasar yang menakutkan serta menyakitkan. Dia memeluk dirinya sendiri sebelum menangis lagi. Takut. Dia takut.

"Permisi Kak. Kakak gak papa?"

"Nggak--- nggak papa. Cuman sedikit galau aja."

Sedikit menarik napas dia tersenyum kecil pada barista yang menghampirinya khawatir dan segera mengangguk paham kemudian pergi. Perlahan dia mencium aroma latte yang lembut, aromanya mengalir menenangkan, dia sedikit tersenyum menatap latte dengan bentuk kucing. Biasanya dia selalu mendapatkan latte dengan bentuk hati.

Setelah berpikir lagi dia mulai menyeruput latte hingga tandas, habis tidak bersisa. Ini kali pertama dia makan dan minum sesuatu setelah tiga hari terakhir. Dia harus beli coklat valentine seperti yang dikatakan akun anonim itu. Setidaknya di kondisi yang kacau itu satu-satunya yang bisa dia lakukan.

"Kucingnya lucu. Makasih ya, Kak."

Pemuda dengan seragam barista mengangguk sedikit tersipu, mendapatkan pujian dari costumer cantik yang menikmati karyanya yang kini beranjak pergi meninggalkan cafe. Perlahan sang gadis membuka ponsel mencari toko coklat terdekat, ah--- kebetulan sekali. Dia tersenyum tipis, sebuah toko coklat mewah berada di ujung jalan. Sepertinya dia pernah ke sini saat masih kecil. Suara dentingan bel terdengar ketika dia membuka pintu, aroma manis menyeruak memasuki indra penciuman.

"Selamat datang di toko kami. Silakan melihat-lihat berbagai coklat dengan beragam rasa dan jenis."

Dengan mata ruby dia melirik tajam sekitar sembari mengangguk, mulai melihat banyak sekali coklat dengan berbagai variasi dan bentuk. Perlahan dia menatap promo ekslusif. Itu adalah promo terbatas coklat istimewa yang hanya dibuat oleh tiga orang yang membeli paling awal, tentu dengan harga yang sebanding.

"Berapa harga yang ini?"

"Sekitar 25 - 30 juta Kak. Ini adalah coklat limited edition mahakarya chef kami."

Sekali lagi dia menatap coklat tersebut, coklat transparan dengan bentuk apel yang unik berwarna merah muda, terdapat pohon sakura di tengah dengan butiran putih seperti salju di sekeliling menu utama. Dia menyentuh etalase menatap kagum.

"Tinggal rasa strawberry ya?"

"Ya, benar. Untuk rasa coklat dan vanilla kebetulan sekali sudah kosong dipesan tadi pagi."

Mengeluarkan kartu kredit gadis ini menunjuk satu coklat limited edition rasa strawberry. Dia tidak terlalu memikirkan uang yang akan dikeluarkan, dia memiliki banyak, karenanya dia bisa beli apapun semau dia. "Saya pesan yang ini."

Penjaga toko mengangguk, ketika tanpa ragu gadis ini membayar pesanannya secara penuh di awal. "Baik, silakan ditunggu ya, Kak." Setelah membungkus coklat dengan kotak khusus, menyimpan ke dalam jinjingan mewah. Pelayan mulai menuntun sang gadis ke kasir melaksanakan pembayaran. "Terima kasih sudah berbelanja di toko kami. Semoga cinta Anda terwujud ya~"

Rambut ungu bergelombang miliknya terurai seiring mulai jatuh menyentuh pundak. Kupluk yang menutupi kepalanya terlepas, mata ruby tajam dengan kulit pucat mengangguk mengambil coklat yang dipesan. "Terima kasih." Dia tidak yakin dengan perkataan pelayan, tapi dia harap itu awal baru yang menunggunya.

"Sama-sama, Kak."

Suara denting bel kembali terdengar. Ini hari valentine, mengapa suasana sesuram ini? Angin berhembus menerbangkan rambut seiring dia melangkah menuju mobil. Kembali ke sekolah setelah bolos setengah hari. Hebat bukan? Yup, dia benar-benar penjahat bodoh yang hanya tahu melanggar aturan dan membuat masalah.

Dia mulai mengemudikan mobil dengan kecepatan sedang, menuju kembali ke sekolah menemukan kini sudah waktu istirahat. Ketika mobilnya mulai memasuki area sekolah satpam tertunduk takut-takut membuka gerbang setelah melihat siapa yang ada di balik kemudi. Gadis penjahat yang memiliki reputasi buruk yang memiliki keluarga berpengaruh. Satpam tidak mau membuat masalah dengan kalangan atas seperti itu.

Setelah mobil terparkir dia keluar dan bisa merasakan tatapan tajam semua orang dan juga takut. Kagum sekaligus benci. Dia adalah orang yang bisa melakukan apapun tanpa mempedulikan orang lain. Dia tersenyum tipis menatap sekitar, orang-orang buru-buru menunduk takut. Ya... Tidak ada yang berani menganggu dan mencari ribut.

Jika sebelumnya dia akan mulai meneriaki mereka dan berdecih sinis, kini hanya tatapan tajam yang menusuk sebelum langkahnya berjalan memasuki area sekolah. Orang-orang menyingkir setiap sang gadis lewat. Tidak mau mengganggu. Dia mulai memperhatikan sekitar, ini tetaplah hari valentine. Walau di luar terlihat suram tapi terlihat sekali di sini banyak orang yang memberikan coklat pada pujaan hati.

Sedikit tersenyum miris, jika dulu mungkin dia akan mengemis perhatian untuk diberikan coklat dari tunangannya yang sudah berselingkuh satu tahun terakhir. Dia melirik banyaknya loker di mana tempat penyimpanan barang berada. Berjalan menyingkap perhatian para penghuni sekolah dia berhenti satu loker. Membukanya, menyimpan jinjingan coklat di dalamnya dan menutup dengan tenang.

Sesaat pintu loker tertutup dia bisa melihat pria jangkung, mata biru dengan pandangan kosong menatapnya dalam diam. Gadis itu tersenyum tipis dan menatap nama pemuda itu dari nametag siswa. "Lo.. Ali.. gue kasih coklat valentine ini buat lo. Gak perlu bilang makasih."

Dia mulai berjalan ketika Ali menahan lengannya. Dia mulai membalikkan tubuh menatap pria tampan--- yang anehnya dia tidak kenali mulai membuka suara. Suaranya terdengar serak begitu rendah memasuki pendengaran. Tidak ada senyuman atau ekspresi hangat. Dingin dan datar. "Thanks, Cassandra."

Cassandra. Gadis penjahat yang mengulang waktu dan kini memberikan coklat istimewa di hari valentine pada orang asing. Tidak mengetahui satu kebaikan kecil yang menggetarkan hati anak adam yang telah menanti hari ini terjadi. "Gak masalah," katanya dengan senyuman lembut.

Satu hati rapuh mulai mendapat harap, satu hati dingin mulai mendapat rasa, tidak mengetahui ke mana takdir membawa mereka pergi dari kebaikan kecil yang keduanya tidak pernah tahu akan terjadi.

Bersambung...

05 Oktober 2023

Pict: pinterest

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top