Chapter 7
Implusif adalah salah satu kepribadian paling bermasalah milik Cassandra. Masalahnya dia tidak menyadari hal itu, karena sudah terlalu biasa untuk melakukan semua hal hanya untuk bersenang-senang di masa kini. Melupakan konsekuensi, atau bahkan tidak kepikiran sedikitpun dengan apa yang akan didapatkannya di masa depan walau akhirnya akan kembali membuatnya terjerat masalah memusingkan.
Bahkan hingga kini dia sudah tidak memikirkan bagaimana tanggapan cowok di depannya, seolah rasa malu karena minum belepotan itu pergi dalam sekejap saat dia meraih ponsel. "Gapapa, kan kalau gue sekalian live?" Mata ruby gadis itu bersinar bersemangat. Sedangkan sang empu masih menyendok cake strawbery ke mulutnya mengangguk. "Yes! Makasih banyak Ali!"
Cassandra tertawa kecil ketika mulai memasang handphone membuka salah satu aplikasi dia kini mulai menekan tombol live dengan senyum sumringah. Baru beberapa detik puluhan orang sudah masuk dalam siaran live Cassandra hingga gadis itu melambaikan tangan. "Hay, Guys! Ketemu lagi sama Cassandra di sini. Siapa yang kangen sama gue nih? Uhuk, narsis sih, tapi kali aja yang kangen sama kecantikan gue."
Cassandra berbicara dengan manis sembari memakan puding di depan, Ali menatap gadis itu dari sudut matanya. Tawa kecil juga senyuman senang terpatri, berbeda dengan ekspresi sinis yang dipasang di sekolah, tidak, lebih tampang sinis kepada para babu juga saudari tirinya. Cassandra terlihat lebih baik dengan ekspresi seperti ini.
❤️
cantik bgt
plis jadi pacar aku kak 🥺
cute
nggkk narsisss kokkk
emng cantikkk
"Serius? Hahaha, gue seneng dengernya."
Cassandra menatap Ali yang sibuk memakan makanannya. Gadis itu berpikir sebentar menimbang-nimbang, tidak enak dia malah jadi menganggurkan cowok itu, apa dia ajak ikut live saja ya? Maksudnya bareng cowok itu? Ali. Hm, untuk sesaat dia ragu. Tapi segera dia tepis, sebelum gadis itu terkikik dan duduk mengambil posisi di samping Ali, ekspresi dari mata samudera kini menunjukkan rasa terkejut melihat Cassandra yang duduk di sampingnya. Tapi, itu tidak lama. Dengan cepat Ali kembali menatap datar saat gadis itu berbisik kecil. "Lo mau gak masuk ke live gue?"
Ali terdiam mendengar tawaran Cassandra, dia yang melihatnya mengerutkan kening sebelum menatap pria itu lagi tersenyum kecil. "Mau berarti?" Ali terdiam tidak merespon sebelum mengangguk kecil dengan sendok di mulut, kesannya lebih seperti terpaksa walau Cassandra tidak mengindahkan hal itu. Senyuman lebar terukir kini arah camera menghadap ke arah mereka berdua. "Jadi ceritanya gue lagi makan di cafe sama temen sekolah gue. Namanya Ali. FYI dia ganteng banget."
ganteenggg
serius???
kak itu cowok kakak??
cool
kikoin dong pacarnya 😭
Cassandra tertawa ringan melihat reaksi followers-nya, tatapannya mengarah pada Ali yang masih setia memakan cake strawberry, pandangan mereka bertatapan ketika Ali menyodorkan sendok pada Cassandra. "Enak," ucap Cassandra memakan suapan dari Ali tanpa ragu. Cowok itu mengangguk sedangkan komentar semakin bertebaran di siaran.
sweet banget :"
kyaa cooolll
jomblo mah diem aja di pojokan 🙃
bubar2, jadi nyamuk di sini
"Cieee, pada iri? Yaiyalah iri doang. Masa nggak kan ya?" Cassandra terkikik, berdecak menyampirkan rambutnya ke belakang telinga bersikap angkuh. "Komporin jangan? Komporin jangan?" candanya ketika melihat komentar yang menyerukan seruan iri. Dia masih asik makan dan mengobrol dengan beberapa followers terkejut melihat akun Avner bergabung dalam siaran. Dia mengangkat alisnya, 'dih, ni anak gak punya kerjaan apa? Kepo banget'.
Walau begitu ide kembali terlintas di kepalanya ketika bibirnya kembali menyeringai kemudian melirik Ali. "Mau cake lagi." Ali mengangguk ketika menyendok cake coklat dan menyuapi Cassandra. Gadis itu sengaja bergerak saat disuapi, alhasil noda coklat menempel di sudut bibirnya. "Enak, suka. Mau lagi."
Hohoho, Cassandra tidak bisa melewatkan kesempatan ini. Tidak mempedulikan ramainya komentar followers, sasaran dia adalah Avner. Sampah itu masih berpikir dia mencintainya, 'kan? Lihat ini. Dia bahkan bisa bersama pria lain dengan mudah, menunjukkan kalau dia sudah tidak memiliki rasa pada sampah itu. "Gue pesenin lagi." Suara Ali terdengar di telinga Cassandra ketika ibu jari cowok itu menghapus noda di sudut bibirnya, sesuai perkiraan dia melirik ke layar, Avner masih bergabung dalam siaran langsung.
"Boleh."
"Strawberry?"
"Iya."
"Tunggu."
"Okay."
Cassandra tersenyum manis menatap kepergian Ali ketika menatap layar ponsel tersenyum jahil. "Berhasil gak gue ngomporin kalian? Pasti iri dengki deh kalian semua." Walau ucapan Cassandra seolah ditunjukkan kepada semua pihak, tapi Avner di sana pasti menyadari maksud terselubung Cassandra.
parahh
otw santet jujurly
panas banget kak 🙃
pengen jugaaaa 😭😭😭
🔪🔪🔪
Cassandra tersenyum tipis memiringkan kepalanya kemudian melirik Ali yang membawa piring kecil cake strawberry, kali ini cowok itu tidak canggung duduk di sampingnya. Kemudian kembali menyuapi Cassandra yang mengedipkan mata, menikmati dimanjakan seperti ini, terlebih dapat mengompori Avner. "Gue ngerepotin ya? Tapi, jujur aja sih gue seneng disuapin sama lo."
Ali terdiam sesaat, kemudian menatap Cassandra dan mendekati wajah gadis itu. Menyuapi satu sendok cake terakhir, Cassandra kemudian merasakan ibu jari Ali kini menyentuh bibir, menghapus noda lain miliknya. Mungkin sebelumnya dia malu dengan sikap ini, walau begitu kini dia merasa senang dengan afeksi Ali. "Mau lagi?"
Cassandra terkekeh ketika menatap layar ponsel, segera mengucapakan selamat tinggal pada followers juga pada Avner yang menonton sedari tadi. Pasti mereka kesal sekali ditutup tiba-tiba, kini dia merasa ingin menghabiskan waktu berdua saja dengan cowok ini. Ali tidak mengatakan apa pun kemudian menyodorkan segelas air putih yang langsung diminum hingga tandas. "Kenyang."
Ali menatap gadis itu yang kini bersandar di kursi menepuk perutnya pelan. Cowok itu kemudian duduk nyaman, tubuh Ali perlahan rileks ketika menyandarkan tubuhnya di samping Cassandra. Tatapan mereka berdua terarah pada jendela yang terdapat kendaraan hilir mudik. "Makasih," kata Ali.
Cassandra mengangguk ketika memandang Ali yang setengah terpejam. Lagi-lagi senyuman terukir, meletakkan kepalanya di meja dengan tangan terlipat gadis itu tiduran. "Gue yang makasih. Lo udah nyelamatin hidup gue." Kata-kata itu keluar tanpa sadar dari bibir Cassandra. Dia tidak berbohong, itu benar. Ketika Ali menerima coklatnya di hari valentine dia mendapatkan harapan untuk mengubah masa depan. Padahal saat itu dia tengah dalam keputusasaan, kesedihan juga ketakutan tentang masa depan. Saat itu dia yakin bisa berbuat baik, meskipun hanya pada Ali seorang. Penyelamatnya.
Suasana di sekitar terasa damai. Kelopak mata cowok itu terbuka, bibir tebal Ali perlahan bergerak, walau akhirnya kembali bungkam kemudian mengangguk, mendapati sorot asing yang ada pada Cassandra. "Sama-sama." Cassandra kini merasa perasaan samar hangat yang menyelimuti hati, tidak menyadari penerimaan besarnya pada cowok itu membangkitkan keinginan sudut hati yang terpendam.
Ali kini menyibak rambut yang menutupi wajah cantik Cassandra yang menatapnya bingung. "It's okay," ucap Ali lembut mengusap rambut ungu milik Cassandra. Gadis itu mengangguk, tidak keberatan dengan perhatian Ali, dia suka perhatian. Apalagi perhatian dari penyelamatnya.
Tangan besar Ali terus bergerak mengelus kepala Cassandra yang kini semakin damai memejamkan mata, benar-benar tanpa rencana kini gadis itu ketiduran. Salah satu barista mendekat walau Ali mengangkat tangan meminta untuk tidak diganggu, dengan segera barista menjauh. Tangannya kini beralih membelai pipi Cassandra. "Thanks udah balik lagi ke gue," bisiknya.
Bersambung ....
2 November 2023
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top